Saturday 11 May 2013

For the Love of Mom

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kelima.
 
Tantangan minggu kelima cukup membuat saya memutar otak. Apa yang akan saya ceritakan untuk tema cinta pertama? Memang cinta selalu saja meletupkan energy maha dahsyat. Apalagi jika itu bernama cinta pertama. Cinta yang baru pertama kali dirasakan sungguh menghadirkan sensasi yang sangat luar biasa. Berdebar-debar, ingin selalu berjumpa, ingin selalu berada di dekatnya. Pokoknya rasa campur aduk yang sulit dimengerti.

Saat itupun saya mengalaminya. Saya berdebar-debar ingin segera menemuinya. Saat pertamakali saya merasakan detak jantung kehidupannya, perlahan cinta itu tumbuh.  Cinta yang membahagiakan. Inilah cinta pertama saya.


Berbulan-bulan saya menanti sosoknya hadir nyata.  Hingga genap sembilan bulan , tibalah saatnya. Karena saya ingin cinta pertama saya disambut oleh orang-orang terdekat, terutama ibu saya.  Saya menyambutnya dengan pulang ke pelukan mama, wanita yang dulu juga mengenalkan cinta pertamanya pada saya. 

Rupanya sampai tanggal yang diperkirakan kami bisa bertemu, dia belum  hadir juga. Saya tak mungkin memaksanya. Karena saya ingin pertemuan antara saya dan dia berjalan normal sesuai dengan rencanaNya.  Saya tak ingin memaksakan dia harus menemui saya sesuai dengan hitungan angka . Biarlah dia hadir sesuai kehendakNya saja.

Pagi itu, lebih satu hari dari perkiraaan pertemuan kami, terasa ada yang tidak nyaman di bagian perut. Rasa mulas yang semakin menggigit dengan rentang waktu yang semakin pendek, terasa begitu menyiksa. Tapi kembali saya ingat, inilah bukti cinta dan pengorbanan yang harus saya bayar untuk pertemuan kami.  Selanjutnya saya nikmati rasa sakit sambil mengiringinya dengan tarikan napas yang dipenuhi doa-doa untuk keselamatan kami berdua. Bahkan jika terpaksa pertemuan ini, saya harus mengorbankan nyawa , rasanya akan rela. Asal cinta pertama ini bisa hadir nyata.

Saat rasa sakit semakin menghebat, semakin saya keraskan tarikan doa sambil berbisik, sayang, sebentar lagi kita akan bertemu. Tak berapa lama ,tiga orang berbaju putih-putih  di ruangan itu terlihat sibuk . Dengan sebuah tarikan napas  panjang dan menghembuskannya kuat-kuat, akhirnya penantian itu berujung.
Tangisan kecil nya memecah sunyi. Tubuh mungilnya yang masih merah berbalut selaput berlendir memaku mata, hingga saya tak sanggup berkata-kata. Tak kuasa, cairan bening menganak sungai di pipi. Berulang-ulang kalimat syukur saya panjatkan.

Bayi mungil itu mengenal cinta pertama dari saya, ibunya. Cinta yang membuatnya tumbuh, cinta yang membimbing hatinya mengerti mana yang benar dan mana yang salah, cinta yang mengenalkannya pada Dzat Maha Cinta.  

Dari sanalah awal pertama seorang anak belajar cinta. Dari dada ibunya seorang anak mendapat kehangatan dan menyesap cairan kehidupan. Jika di dua tahun pertama dia tak mendapatkan sentuhan cinta dari seorang yang yang menjadi perantara kehadirannya, alangkah nelangsa dan ironisnya nasib seorang anak. Mungkin dia akan tumbuh menjadi seorang manusia yang kasar, kejam, psikopat, atau sebaliknya, menjadi manusia yang lemah, cengeng dan tak kuasa melewati perjalanan hidup.  

Dan kini hampir 14 tahun saya berusaha selalu menjadi cinta pertama bagi anak-anak. Meski ujian kesabaran  tak pernah berhenti menyertainya.  Cinta yang meninggalkan jejak cinta sederhana di setiap jengkal langkah anak-anak. Karena yang akan mereka kenang dari saya, bukanlah hal-hal hebat yang saya tinggalkan. Tapi hal-hal sederhana yang sangat hebat di mata dan terekam kuat di hati mereka.  

 Anak-anak adalah buku cerita yang sedang kita tulis, dengan tangan kita sendiri.

Bagian pertamanya sungguh membuat takjub,

Dan bagian-bagian berikutnya seringkali sungguh sangat mencengangkan.

Semoga buku cerita yang kita tulis dengan penuh cinta,

Berakhir dengan indah.

9 comments:

  1. Anak-anak adalah buku cerita yang sedang kita tulis, dengan tangan kita sendiri.
    Bagian pertamanya sungguh membuat takjub,
    Dan bagian-bagian berikutnya seringkali sungguh sangat mencengangkan.
    Semoga buku cerita yang kita tulis dengan penuh cinta,
    Berakhir dengan indah.

    ~ku copas tuk status facebook ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silakan, sertakan sumbernya atau tautkan ke link ini ya :)

      Delete
  2. Semoga berakhir dengan indah buku ceritanya ya mbak. Usia pernikahan kita nyaris sama. SAya 14 tahun bulan kemarin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaamiin .... :) iya, saya tahun ini menuju tahun ke 15 aihh... sudah remaja ya mbak :D

      Delete
  3. Apik kisahnya
    Cinta pertama memang mendebarkan ya jeng
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  4. Kehadira buah hati selalu membahagiakan setiap ibu ya mbak
    Semoga sukses GAnya
    Salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kebahagian dan sebuah amanah yang besar :)

      Delete
  5. Aih vanda..aku suka dengan puisinya bahwa anak anak adalah bukubyang bagus

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...