Sunday 26 May 2013

Seandainya Tidak NgeBlog, Saya Kehilangan Keranjang Sampah

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ke tujuh 

Kadang pingin menjadi orang yang bisa terbuka, menceritakan apa saja ceplas-ceplos, tanpa harus berpikir “Eh, si anu tersinggung enggak ya?” atau “Duuhh... pantes enggak ya saya ceritakan?”

            Dan, saya  termasuk dalam golongan manusia yang susah untuk terbuka pada orang lain. Tapi justru dengan sifat ini, saya lebih suka atau lebih tepatnya sering dipilih menjadi telinga untuk teman-teman di sekitar.  Padahal seringkali saya hanya menjadi telinga, tidak bisa berbuat banyak. Tapi melihat mereka bisa lega menumpahkan uneg-uneg atau menumpahkan air mata karena gumpalan masalah yang menyesakkan dada, saya jadi ikut lega. Minimal saya sudah menjadi pendengar yang baik. Meski tidak ada satu solusi pun yang keluar dari mulut saya. Bahkan kadang, saya ikut menangis atau cuma bisa menghela napas panjang sambil mengelus pundaknya. 


            Nah, karena seringnya menjadi telinga itu, banyak cerita-cerita seru, tragis, menyedihkan, bahkan cerita dodol aneh bin ajaib yang masuk dalam keranjang memori saya. Bahkan ada seorang teman yang bilang, “Mbak, kamu mau ya, jadi keranjang sampahku?”  

            Ternyata, tidak semua sampah tak berguna. Banyak sampah-sampah yang ternyata bisa didaur ulang. Dan karena saya cuma berfungsi sebagai telinga, maka sampah-sampah itu menjadi harta karun berlimpah yang hanya bisa saya tulis ulang. Dan ternyata di balik sampah-sampah itu banyak hikmah yang bisa diambil kalau saya mau menyaringnya dengan hati yang bening.

            Karena zaman sudah berubah, kegiatan menjadi telinga ternyata tidak harus memakai telinga. Nyatanya lebih sering memakai mata dan jari-jemari. Kok bisa?  Iya, sebab yang menjadi keranjang sampah adalah inbox, SMS, email dan blog.

            Khusus untuk blog, ada teman yang membuat blog khusus yang hanya bisa dibaca oleh orang yang diinvite, saya dan tentu saja dia yang menulis. Isinya cerita-cerita ajaib yang bisa bikin perut mules karena tertawa guling-guling sampai 3 km, atau menangis sambil garuk-garuk ubin hihi.

            Nah, selain menjadi telinga dan pengumpul sampah :P ternyata kebiasaan saya nyampah di Diary, berlanjut terus hingga sekarang. Saya cuma menjadi keranjang sampah, tapi saya paling susah kalau harus membuang sampah uneg-uneg  pada orang lain. Dan ternyata lebih mudah numpahkan uneg-uneg lewat tulisan, daripada harus cerita lewat lisan. Lega... kalau sudah nyampah di diary (sampai saat ini masih punya diary konvensional berbentuk buku, tempat untuk membuang sampah-sampah yang tidak layak dipungut oleh orang lain)

            Nah, dari sampah-sampah inilah akhirnya, saya bisa memilah-milah dan mendaur ulang dengan ditambah bumbu rasa gado-gado, rasa rujak, rasa es campur dan lain-lain. Sampah yang sudah dipilah dan diberi bumbu itu, saya masukkan keranjang sampah yang bernama BLOG.  Jadi kalau ada yang bertanya, “Seandainya saya tidak ngeBlog?” Akan saya jawab, wahh… pasti saya akan bingung dan sedih, karena kehilangan  keranjang sampah.     
  
Bagi saya, menulis  (blog) bisa menjadi terapi stress yang mujarab.  Ya, dengan menuliskan isi hati, pikiran, dan perasaan yang dialami ketika seseorang dalam kondisi stres , ternyata berpengaruh positif bagi pemulihan perasaan, pikiran, dan kebugaran tubuh. Ini dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh seorang ahli psikologi James W. Pennebaker , bahwa secara intuitif , menulis adalah metode yang tepat untuk memahami dan memecahkan gejolak pribadi. Masalah-masalah yang tampaknya sangat berat, mencemaskan ,menyedihkan menjadi lebih bisa diatasi dan dikelola setelah dituliskan.


Perhatikan hal-hal kecil dan sederhana di sekitar kita, lalu temukan keajaibannya

 

6 comments:

  1. bener! emang ngblog itu terapi stress. saya juga sering nyetatus GJ di facebook. tapi ternyata lebih enak dicurahkan di blog :)

    ReplyDelete
  2. Sepakat..di blog bisa menyimpan kenangan, yang klo lupa tinggal di tengok aja :)

    ReplyDelete
  3. ngeblog jadi terapi jiwa, ya :)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...