IQRA'
Buku, adalah sayap yang akan membawamu terbang ke tempat mana saja yang kamu inginkan
Fauzi Baim, Rani (moderator) , Rafif Amir (ketua FLP Jatim) |
Kalimat di atas melintas begitu saja di kepala saya. Keluarga kami adalah pecinta buku. Jajan buku bagi kami, sama seperti hobi jajan kuliner. Bahkan tempat yang bikin betah anak-anak jika ngeMall adalah toko buku. Sebagai pecinta buku ternyata saya pun kurang apdet pengetahuan, bahwa ternyata tanggal 17 Mei itu diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Saya lebih mengenal tanggal 23 April sebagai Hari Buku Sedunia. Duhh... perlu banyak baca lagi.
Ketika saya mencari informasi dari berbagai sumber, tanggal 17 Mei ditetapkan sebagai hari buku karena sejarah mencatat tanggal itu sebagai hari peringatan berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Tepatnya tangal 17 Mei 1980 di Jakarta.
Senangnya, peserta yang datang 90% adalah anak muda |
Ketika saya mencari informasi dari berbagai sumber, tanggal 17 Mei ditetapkan sebagai hari buku karena sejarah mencatat tanggal itu sebagai hari peringatan berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Tepatnya tangal 17 Mei 1980 di Jakarta.
Berhubungan dengan hari buku tersebut, saya mendapat kebanggaan tersendiri ketika tanggal 15 Mei lalu saya berkesempatan berkenalan dengan Fauzi Baim. Dalam acara Talk Show "Cara Asik Baca dan Bikin Buku" yang dihelat oleh Forum Lingkar Pena Sidoarjo.
Acara yang digelar di ruang Graha Delta kantor Setda Bupati Sidoarjo, alhamdulillah berjalan lancar. Para peserta dari berbagai kalangan usia hadir. Yang membahagiakan, 90% peserta didominasi anak-anak muda usia SMP hingga mahasiswa. Hal ini membuktikan dan membuat saya terharu, bahwa ternyata remaja kekinian masih ada yang tertarik acara seputar buku dan membaca.
Meskipun jika ditelisik lebih jauh, minat baca di negara ini mendapat peringkat 2 dari bawah dari 62 negara di dunia. Hiks sangat prihatin.
Alhamdulillah... Hampir semua kursi yang disediakan dipenuhi peserta |
Acara yang digelar di ruang Graha Delta kantor Setda Bupati Sidoarjo, alhamdulillah berjalan lancar. Para peserta dari berbagai kalangan usia hadir. Yang membahagiakan, 90% peserta didominasi anak-anak muda usia SMP hingga mahasiswa. Hal ini membuktikan dan membuat saya terharu, bahwa ternyata remaja kekinian masih ada yang tertarik acara seputar buku dan membaca.
Meskipun jika ditelisik lebih jauh, minat baca di negara ini mendapat peringkat 2 dari bawah dari 62 negara di dunia. Hiks sangat prihatin.
Dari acara talk show inilah saya mengenal sosok bersahaja seorang penjual jamu dan perpustakaan keliling yang sangat menginspirasi. Muhammad Fauzi Baim. Berpenampilan sederhana dengan rambut gondrong sebahu, dan kacamata membingkai wajahnya rasanya tidak percaya jika beliau seorang penjual jamu keliling. *dalam bayangan kebanyakan orang penjual jamu kan simbok-simbok atau mbakyu-mbakyu kenes hihi
Terinspirasi dari awal surat Al-'Alaq : Iqra' (Bacalah!) itulah mengapa Fauzi Baim begitu sangat mencintai buku dan membaca.
Latar belakang pendidikan Fauzi Baim yang hanya tamatan pesantren setingkat SMP tidak sedikitpun menghalangi mimpi-mimpi besarnya. Fauzi Baim keliling menjual jamu sambil menyertakan buku-buku yang bisa dibaca dan dipinjam pelanggannya sejak tahun 2012. Sekitar 80 buah buku diselipkan di rak jamunya, di belakang jok sepeda motor yang setia mengantarnya berkeliling.
Jika kamu menemukan seorang laki-laki penjual jamu keliling, di sekitar kawasan industri Desa Karangbong Kecamatan Gedangan Sidoarjo, yang di rombong jamunya ada tulisan besar "SAIKI JAMANE MOCO" atau "HAFAL QUR'AN GRATIS SELAMANYA" kamu langsung saja sapa dia "Mas Fauzi Baim ya?" Pasti laki-laki berambut gondrong itu akan tersenyum ramah.
Impian Fauzi Baim tidak pernah berhenti. Ketika melihat sebuah bangunan Polides di desanya yang 'mangkrak', ia kemudian meminta izin untuk memanfaatkannya. Disulapnya bangunan itu menjadi perpustakaan, di akhir tahun 2011. Berbekal hanya 37 buah buku koleksinya semasa di pesantren.
Jamu jamu! Jamune Bu...! (diambil dari FB Fauzi Baim) |
Terinspirasi dari awal surat Al-'Alaq : Iqra' (Bacalah!) itulah mengapa Fauzi Baim begitu sangat mencintai buku dan membaca.
Latar belakang pendidikan Fauzi Baim yang hanya tamatan pesantren setingkat SMP tidak sedikitpun menghalangi mimpi-mimpi besarnya. Fauzi Baim keliling menjual jamu sambil menyertakan buku-buku yang bisa dibaca dan dipinjam pelanggannya sejak tahun 2012. Sekitar 80 buah buku diselipkan di rak jamunya, di belakang jok sepeda motor yang setia mengantarnya berkeliling.
Foto keluarga FLP sidoarjo bersama Fauzi Baim dan Rafif Amir ketua FLP Jatim |
Jika kamu menemukan seorang laki-laki penjual jamu keliling, di sekitar kawasan industri Desa Karangbong Kecamatan Gedangan Sidoarjo, yang di rombong jamunya ada tulisan besar "SAIKI JAMANE MOCO" atau "HAFAL QUR'AN GRATIS SELAMANYA" kamu langsung saja sapa dia "Mas Fauzi Baim ya?" Pasti laki-laki berambut gondrong itu akan tersenyum ramah.
Impian Fauzi Baim tidak pernah berhenti. Ketika melihat sebuah bangunan Polides di desanya yang 'mangkrak', ia kemudian meminta izin untuk memanfaatkannya. Disulapnya bangunan itu menjadi perpustakaan, di akhir tahun 2011. Berbekal hanya 37 buah buku koleksinya semasa di pesantren.
Dengan semangat pantang menyerah, Fauzi Baim memposting kegiatannya di facebook. Para sukarelawan, dan donatur pun mulai melirik dan bahu membahu mendukung impiannya.
Berkat kegigihandan kerja keras pantang menyerah, salah satu perusahaan menganugerahi awards berupa dana CSR sebesar 300 juta rupiah. Hingga di tahun 2015 perpustakaan yang diberi nama Taman Ilmu Masyarakat mempunyai lebih dari 6.000 koleksi buku dan telah berstandar layaknya perpustakaan, baik tempat maupun pengelolaan katalog buku-bukunya. Dengan dana itu pula Fauzi Baim mendirikan PAUD dan TPQ gratis di lingkungan sekitar rumahnya.
Fauzi Baim juga memanfaatkan motor box yang dibelakangnya dimodifikasi berupa rak buku yang memuat sekitar 1.200 buku yang di ajak berkeliling setiap hari Minggu dan berhenti di car free day seputar alun-alun Sidoarjo. Setiap bulan sekali motor perpustakaan keliling ini juga mendatangi sebuah panti asuhan yatim piatu.
Hingga kini, Fauzi Baim telah mengelola 11 cabang Perpustakaan TIM di berbagai wilayah Sidoarjo. Siapa yang tertarik untuk belajar menjadi seorang pustakawan, memiliki dan mengelola perpustakaan bisa menghubungi dan belajar langsung pada Mas Fauzi Baim. Pintu rumahnya di RT 9, RW 3, Desa Sukorejo, Kecamatan Buduran, Sidoarjo terbuka lebar untuk siapa saja.
Meskipun dunia digital begitu memanjakan dan mempermudah siapapun untuk mendapatkan informasi apapun, Fauzi Baim tetap yakin bahwa buku tidak akan pernah tergantikan. Ada hal-hal yang tidak didapatkan dan dinikmati lewat internet. Dan itu hanya bisa didapatkan dengan membaca buku. Dengan membaca buku kita akan tahu dan mengerti banyak hal.
Berkat kegigihandan kerja keras pantang menyerah, salah satu perusahaan menganugerahi awards berupa dana CSR sebesar 300 juta rupiah. Hingga di tahun 2015 perpustakaan yang diberi nama Taman Ilmu Masyarakat mempunyai lebih dari 6.000 koleksi buku dan telah berstandar layaknya perpustakaan, baik tempat maupun pengelolaan katalog buku-bukunya. Dengan dana itu pula Fauzi Baim mendirikan PAUD dan TPQ gratis di lingkungan sekitar rumahnya.
Fauzi Baim juga memanfaatkan motor box yang dibelakangnya dimodifikasi berupa rak buku yang memuat sekitar 1.200 buku yang di ajak berkeliling setiap hari Minggu dan berhenti di car free day seputar alun-alun Sidoarjo. Setiap bulan sekali motor perpustakaan keliling ini juga mendatangi sebuah panti asuhan yatim piatu.
Hingga kini, Fauzi Baim telah mengelola 11 cabang Perpustakaan TIM di berbagai wilayah Sidoarjo. Siapa yang tertarik untuk belajar menjadi seorang pustakawan, memiliki dan mengelola perpustakaan bisa menghubungi dan belajar langsung pada Mas Fauzi Baim. Pintu rumahnya di RT 9, RW 3, Desa Sukorejo, Kecamatan Buduran, Sidoarjo terbuka lebar untuk siapa saja.
teman-teman FLP Sidoarjo ketika berkunjung ke Perpustakaan mas Fauzi (foto @pena-sumari) |
Meskipun dunia digital begitu memanjakan dan mempermudah siapapun untuk mendapatkan informasi apapun, Fauzi Baim tetap yakin bahwa buku tidak akan pernah tergantikan. Ada hal-hal yang tidak didapatkan dan dinikmati lewat internet. Dan itu hanya bisa didapatkan dengan membaca buku. Dengan membaca buku kita akan tahu dan mengerti banyak hal.
Fauzi Baim mencontohkan dirinya sendiri, dengan pendidikannya yang hanya setingkat SMP, maka bukulah yang menjadi jendela ilmu baginya. Hingga, beliau bisa melek internet, tahu banyak hal, belajar membuat web, belajar menulis dengan komputer dengan tertatih, hingga akhirnya melek semua jejaring sosial yang bisa mempermudah gerak langkah dalam mengejar banyak impian dan cita-cita.
Jika melihat jerih payah Mas Fauzi Baim mungkin banyak orang akan berpikir, buat apa bersusah payah untuk sesuatu hal yang tidak menghasilkan materi. Tapi yakinlah, dengan buku dan membaca, serta niat ikhlas menolong orang lain, Allah akan membukakan pintu-pintu rezeki dari jalan yang tak terduga. Seperti yang dilakukan dan dialami oleh Fauzi Baim.
"Jika orang-orang sudah tidak mau lagi membaca, maka bersiaplah akan kembali ke zaman jahiliyah," kata mas Fauzi Baim. Kalimat yang sangat menohok dan perlu dicamkan.
Liputan mas Khalid Andika yang tayang di TV9 tgl 16/5'16 |
Jika melihat jerih payah Mas Fauzi Baim mungkin banyak orang akan berpikir, buat apa bersusah payah untuk sesuatu hal yang tidak menghasilkan materi. Tapi yakinlah, dengan buku dan membaca, serta niat ikhlas menolong orang lain, Allah akan membukakan pintu-pintu rezeki dari jalan yang tak terduga. Seperti yang dilakukan dan dialami oleh Fauzi Baim.
"Jika orang-orang sudah tidak mau lagi membaca, maka bersiaplah akan kembali ke zaman jahiliyah," kata mas Fauzi Baim. Kalimat yang sangat menohok dan perlu dicamkan.
Selamat Hari Buku
Semoga bermanfaat dan mengispirasi :)
Buku memang jendela dunia. Selamat hari buku...
ReplyDeleteYup betul sekali. Terimakasih sudah mampir :)
Deleteselamat malam, nama saya ditto. saya blogger pemula yang masih butuh banyak refrensi dan tips. jika berkenan bisa mampir ke sportmaniakkk.blogspot.com
ReplyDeleteWah seru ya acaranya dan juga sampai sampai keliling untuk menyebarkannya.
ReplyDeleteIya bener, semangatnya itu yang patut diacungi jempol :) Makasih sudah mampir dan meninggalkan jejak Tari :)
Deletesaya baru tahu loh mba hari buku nasional dan buku dunia beda tanggal. Sayang yah yang hari buku nasional kurang sosialisasi jadi banyak yang kurang tahu ATAUKAH saya yang malas cari tahu hehehehe
ReplyDeleteHihi sama mbak Vika, kalau nggak ada acara ini saya juga masih belum sadar kalau tanggalnya berbeda :))
DeleteWah senangnya mba bisa ikut acara kaya gini yaa. Aku masih jadi katak dalam tempurung
ReplyDeleteMulia sekali mas Baim, smoga bisa menginspirasi anak mda lainnya.
ReplyDeleteMari gemar membaca
Aku sekarang kurang membaca ...kebanyakan baca status
ReplyDeleteAda mas Samsul owner Cahaya Pustaka :)
ReplyDelete