Sunday 9 June 2013

Kunci Sukses Bersama Anak Meraih Prestasi

Sabtu, 01 Juni 2013. Mengawali bulan dengan menghadiri acara family gathering yang diadakan SDIT Nurul Fikri Sidoarjo. Kali ini acara agak berbeda, karena tidak hanya bermain dan bersenang-senang, tapi ada acara talk show yang diisi oleh ustad Choirul Safrudin atau yang lebih akrab  dengan panggilan ustad Choi.


Pertama, untuk mengahangatkan suasana, ustad Choi langsung melemparkan 3 pertanyaan. Dan jawabannya hanya boleh disimpan dihati saja.
1. Berapa nomor sepatu ananda?
2. Apa tontonan TV favorit ananda?
3. Apa makanan kesukaan ananda?

Selanjutnya ustad Choi mengacak lima pasang orang tua untuk menjawabnya. Dan masing-masing jawaban ayah dan ibu kemudian dicocokkan. Seperti kuis keluarga yang pernah ditayangkan di televisi itu. Kebetulan saya menjadi salah satu yang beruntung mendapat hadiah dari quiz tadi. Hmm... untung jawaban saya kompak dengan jawaban si Ayah.

Kemudian Ustad Choi melanjutkan bincang-bincangnya. Ustad Choi menyebutkan dua fenomena yang sering terjadi. Yang pertama, antara fakta dan keinginan kadang sering berseberangan. Fakta, karena kesibukannya ayah tak selalu mendampingi tapi sebenarnya anak punya impian untuk didiampingi oleh ayahnya.Karena mesti mempunyai peran masing-masing, anak-anak tetap punya keinginan untuk didampingi oleh keduanya.  Fenomena yang kedua, bahwa perselisihan yang tidak tuntas di antara ayah dan ibu akan mengantarkan gelombang negatif pada psikis anak. Sebagai orang tua, kita dituntut untuk mau mendengarkan suara hati anak. Mungkin di luar mereka seolah bisa mengerti, atau dipaksa mengerti tapi sebenarnya hati mereka berbicara lain. 

Jadi bagaimana kunci sukses bersama anak?  Tidak ada pilihan lain selain mendedikasikan pikiran, tenaga dan waktu untuk anak. Tetapkan tujuan dan ayunkan langkah. Karena anak ibarat anak panah yang akan melesat, jika orang tua sebagai busurnya kuat untuk melesatkannya.

Ustad Choi menyebutkan tiga titik sukses, yaitu doa, ikkhtiar, dan tawakkal. Doa meliputi doa keseharian yang harus istiqomah, baik doa buat diri sendiri dan doa buat orang lain. Karena sejatinya, saat kita mendoakan orang lain, doa kita akan memantul pada diri kita sendiri.

Ikhtiar ada dua, ikhtiar dalam yaitu memperbaiki diri dan jadilah contoh buat anak-anak. Iktiar luar, sempatkan waktu untuknya, bimbing dan arahkan anak sesuai dengan perkembangannya. Jadilah sahabat anak-anak, hingga mereka merasa nyaman berada di dekat kita orang tuanya. Hargai mereka, bersikap lembut dan dengarkan suara hatinya. Biasakan dengan tiga kataa ajaib, maaf, tolong dan terimakasih.

Terakhir, tawakkal. Jika doa dan ikhtiar telah diupayakan maksimal akhirnya hanya kepada Allah lah tempat kita bersandar.  Karena kita hanya menggengam raga mereka, tapi tidak dengan jiwa dan hatinya.

2 comments:

  1. Sekarang banyak ya, ustadz2 yg nama panggilannya jadi disingkat2 :) #lospokus#

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak e hehe... tapi memang jadinya unik dan mudah diingat :))

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...