Kalimat itu adalah celoteh Aisyah. Sebenernya celplosan wajar
anak yang bikin geli. Dan harusnya
Emaknya ini segera sadar , kalau dia sudah bukan bayi lagi. Gadis mungil kelas
4 SD yang manis tapi masih tetap
terlihat menggemaskan dimataku.
Berawal kemarin sore di hari ke 4 Ramadhan. Aisyah
dengan pipi chubbynya yang semakin menggemaskan dengan balutan jilbab coklatnya
bersiap ke masjid. Saat pamit, karena melihat mata bulat dan wajah lucunya,
emaknya ini langsung aja meluk dan mencubit pipi plus ciumin dia dengan membabi
buta hehehe tak uyel-uyel itu anak dengan semangat.
Awalnya dia pasrah saja, lama-lama
dia sumpek dan dengan bersungut dia melepaskan pelukan dan menutup muka.
“Ibu… sudah! Aku sumpek”.
Seru Aisyah
“Ibu gemes dan kangen”, kataku
sambil mencium pipinya lagi.
“Ibu jangan nyiumi aku terus, to”
“Terus Ibu nyium siapa Dek,”
“Ya Ibu nyiumi Ayah aja, jangan aku terus.” Kata Aisyah sambil menghindar, menyungsepkan
wajahnya ke punggung Ayahnya.
Hahh … tentu saja aku cuma bengong sambil senyum,, nggak nyangka si
Aisyah akan mengeluarkan kata-kata pamungkas untuk Emaknya.
Hehe … sebenarnya salahku juga, masih suka nguyel-nguyel Aisyah. Aku masih sering lupa jika dia sudah bukan
bayi lagi. Sebenarnya sikapnya itu
justru menunjukkan perkembangan positif.
Dulu, sepanjang dia masih kelas 3, aku yang kelimpungan mencari cara agar
dia tidak “tergila-gila pada Emaknya ini”. Kupakai istilah tergila-gila karena
dia tidak bisa lihat sosok Emaknya nganggur.
Dia akan terus ndusel, nempel, dan bisa mencium bau Emaknya di manapun
berada. Bangga juga sih
sebenarnya, punya penggemar berat kayak gini :D . Dia tidak peduli
Emaknya yang sedang masak, tiba-tiba dipeluk dari belakang dan dicium
bokongnya, bangun pagi ga nemu Emaknya, dia akan mencari sampai nggedor pintu
kamar mandi padahal si Emak ini masih belum tuntas di dalam.
Dan yang paling mengganggu adalah,
kebiasaan dia yang tidak bisa tidur kalau belum nyungsep sambil menguyel-nguyel
“dada” Emaknya. Memang ini bawaan sejak
dia umur 26 bulan ku sapih ASI, kuganti dengan menempelkan tangannya untuk membuatnya nyaman. Dan rupanya itu keterusan sampai dia umur
lebih 8 tahun. Dan parahnya dia sering lupa,jika sedang berada di tempat
umum, duuuhh … malu kan ??
Sampai terjadi kerjasama dengan Ustadzah wali kelas untuk mengajak gobrol,
menasehati disekolah, akupun diminta oleh ustadzahnya untuk tidak memperlakukan
dia seperti bayi yang masih diuyel-uyel.
Tidur, sedikit demi sedikit mulai tidak dikelonin, hanya ritual
mendongeng, baca doa, cipika-cipiki terus kuganti dengan menyungsepkan guling
ke pelukannya setelah dia terlelap.
Alhamdulillah … diakhir kelas 3, sudah mulai berkurang. Dan kelas 4 ini
sama sekali tidak mau dikeloni, hanya ritual mendongeng sebelum tidur. Ehh … tapi ternyata Emaknya ini yang sering
lupa dan kangen pingin nguyel-nguyel .
Hehehe … maaf ya Dek, sekali-kali nggak apa kan
^_^