Monday 6 August 2012

Oseng Ikan Asin (Menu biasa banget tapi menggugah selera )

Saat makan tidak berselera, pinginnya makan yang sedep-sedep. Salah satu yang bahan makanan yang bikin perut tambah kruyuk-kruyuk pas mencium aromanya adalah ikan asin. Untuk ngakali biar enggak terlihat wujud ikan asinnya, saya bikin oseng-oseng . Yuk :)


Oseng Ikan Asin

Bahan :
1/2 ons ikan asin jambal roti  (cuci, potong dadu, goreng)
atau bisa juga diganti ikan klotok/ikan peda
(kalau pakai ikan klotok, bersihkan dari duri dan isi perutnya, cuci, iris-iris dan goreng)
1 lonjor tempe ukuran sedang potong dadu

Bumbu:
2 siung bawang putih iris
5 buah bawang merah rajang
2 buah cabe merah (sesuka selera) potong serong
10 buah cabe rawit (sesuka selera, tambah pedas tambah mantap :D) potong serong
5 Buah cabe hijau   (sesuka selera juga) potong melintang
3 buah tomat sayur hijau , potong masing-masing jadi 4 atau 8 bagian
1 ruas jari lengkuas digeprek
garam, gula, kecap secukupnya
Minyak untuk menggoreng dan menumis secukupnya
kecap manis secukupnya.

Cara bikinnya :

Tumis bawang putih, bawang merah sampai harum. Masukkan cabe merah ,cabe rawit, lengkuas.  masukkan tempe, tumis hingga tempe matang. Beri sedikit air, masukkan gula + garam sedikt aja (soalnya ikannya sudah asin hehe) aduk-aduk. Masukkan ikan asin, aduk-aduk lagi hingga tercampur, jangan lupa tambahkan sedikit kecap. terakhir masukkan cabe hijau dan tomat hijau. Aduk sebentar, angkat.

Catatan :
- Tempe boleh digoreng sebentar (jangan sampai terlalu kering), biar waktu ditumis tinggal mencampur saja.
- Minyak untuk menggoreng sedikit aja, biar tidak dibuang.

*Menu cepat iris-iris tumis-tumis :))


Thursday 2 August 2012

Giveaway : Mozaik Cerita Masa Kecil


Ngomongin cerita masa kecil, ingatanku langsung lari ke sosok seorang gadis kecil berwajah tirus, langsing, cengeng, dengan ekor kuda melambai-lambai atau rambut dikepang dua dihiasi pita warna-warni.  

gambar dari sini

          Eh, meski sosoknya terlihat tak berdaya, dia hebat loh... umur 10 tahun sudah bisa ngemong 4 orang adik.  Tuuhh ... hebat kan! 

          Kenalkan, gadis kecil itu aku.  Orang-orang biasa memanggil nama kecilku, Arie.  Saat tiba waktu bermain sepulang sekolah, kami, (aku dan 3 adikku) paling susah disuruh tidur siang,  dari pada bikin ramai dan ribut di rumah, dan menggangu adik bayi, Mama biasanya menyuruh kami bermain di luar.

          Tempat main favorit kami adalah di halaman depan musholah di seberang rumah. Halaman yang luas dan rindang, membuat anak-anak kecil betah bermain di sana.  Iwan, adik lelaki-ku sudah melesat paling depan, sibuk dengan kelereng, main glatik atau layangan.  Aku harus sabar mengandeng dua adek perempuanku.  Mainan favorit kami petak umpet,  main sumpringan (loncat tali pakai karet yang dijalin), main jangka,  hmm biasanya daerah lain menyebutnya engkle.  Pokoknya mainan yang seru dan murah meriah.  

          Saat tiba waktu sholat , anak laki-laki berebut memukul kentongan.  Dan adikku termasuk salah satu yang bandel.  Dia suka sekali memukul kentongan sebelum waktu sholat tiba, Bisa ditebak dong.... orang-orang yang lagi pada enak-enakan tidur siang pada bangun tergagap, dikira waktu Ashar tiba. Biasanya setelah memukul kentongan palsu itu,  adikku akan lari ngacir sembunyi :D .  Eh, kok jadi membahas adikku yang bandel sih.

          Waktu kecil, kendaraan pujaanku adalah becak.  Suerr.... cinta mati banget sama becak.  Kalau bisa,  ke Jakarta atau  Surabaya ya naik becak aja.  Kenapa? Karena, aku pemabuk berattt ! Apapun bentuk dan namanya , mau mobil, bemo, taxi, bis, angkot, oplet, mendengar mau diajak pergi naik nama-nama kendaraan itu, kepalaku langsung pusing, isi perut terasa mendesak-desak pada demo. Duuhh .... pokoknya tersiksa banget deh, kalau  harus naik kendaraan berbahan bakar bensin.  

          Jika dengan sangat terpaksa harus naik mobil, semua persenjataan harus dibawa.  Minyak kayu putih, tas kresek (jaga-jaga jika sebelum mobil berhenti, isi perut tak sabar berhamburan keluar), bawa benda yang berbau seger (biasanya sih kulit jeruk) dan  harus duduk di sebelah supir atau dekat jendela. Ada satu lagi, Mama biasanya menutup pusarku pakai tensoplast (aku nurut saja, meskipun nggak ngefek sama sekali)  Dengan persiapan seperti itupun, bisa dipastikan, sampai tujuan, aku sudah lemas tak berdaya.  

          Alhamdulillah yah... penyakit mabuknya semakin besar berkurang meski tidak bisa hilang sama sekali.  Apalgi kalau harus naik mobil yang pakai AC dan bau pewanginya menyengat.  Duuhhh ... mending jalan atau panggil becak aja deh . Penyebab dan cara menanggulangi mabuk kendaraan bisa coba dilihat di sini  dan di sini yaa… 

          Kalau lagi bulan Ramadhan kayak sekarang ini, pasti ingat masa puasa jaman kecil dulu.  Paling suka ngumpulin dan nyembunyikan makanan untuk berbuka.  Padahal pas sudah waktunya berbuka, bingung mau makan yang mana dulu.  Paling seru pas nunggu waktu buka, berjejer-jejer di belakang atau depan rumah, sambil melihat satu titik di langit.  Menunggu dung. Di kotaku (Tegal) waktu berbuka ditandai dengan bunyi petasan raksasa yang dinyalakan di depan Masjid Agung, suaranya menggelegar dengan diikuti percikan api dan  kepulan asap di angkasa.

          Kalau disuruh cerita kisah masa kecil, kayaknya nggak ada habisnya.  Tapi berhubung, ini nulisnya sudah mepet waktu yang dikasih sama Mak Winda dan aye sudah ngantuk, ya sudah diakhiri sampai disini aja ye... :) 

"Mak,ane ikutan giveaway-nya ye,mak! Kasih ane hadiahnya yang Buku Memeluk Mimpi Mendayung Harapan (Alberthiene Endah) ya! "

Atau kalau boleh pilih 2, satunya kaos EURO 2012 ya! hadiah buat suami tercintah :)) 

 
         
Monday 30 July 2012

Belajar (Membaca) itu Menyenangkan


Bismillahirrahmanirrahiim .... ikutan ngontes :)

 

Terus terang saya paling bingung kalau diminta menceritakan bagaimana pola mengajar  membaca dan belajar anak-anak .  Karena saya tidak pernah menerapkan pola tertentu,   yang penting anak-anak gembira dan bahagia.

 

Gambar dari sini
       Yang pasti saya mengenalkan buku sejak anak masih berada dalam kandungan.  Karena saya percaya, bahwa buku adalah jendela dunia. Meskipun jaman sudah berubah, dan orang lebih memilih e-book, tapi bagi saya buku tetaplah tidak tergantikan.  Tanpa ke mana-mana kita bisa melanglang buana ke mana saja yang kita inginkan lewat membaca.   Dan tanpa harus menunggu mereka  bisa membacapun,  saya harus memulainya dengan membiasakan mereka mencintai buku.

Sunday 29 July 2012

Pecak Terong Bakar

Pecak Terong Bakar

Ini adalah masakan favorit alm. Bapak. Masakan sederhana yang rasanya menggugah selera.  Ternyata Aisya juga ketagihan menu ini.

Bahan:

- 2 buah terong hijau
- 1/4 butir kelapa parut peras santannya dg 1 gelas air matang hangat
- 2 iris tempe

gambar diambil di sini
Bumbu:
- 1 buah cabe merah besar
- 5 buah cabe rawit (atau sesuka selera)
- 2 buah bawang merah bakar
- 1 ruas jari kencur
- terasi goreng / bakar secukupnya
- garam dan gula secukupnya









Cara membuat :

Bakar terong utuh dengan kulitnya,  tempe dibakar juga.  Bersihkan/kupas kulit terong yang gosong terbakar. letakkan terong  di mangkuk atau piring..

Uleg semua bumbu.  Penyet terong dan tempe dengan ulegan, siram dengan bumbu dan terakhir masukkan santan kental matang.  Aduk sedikit biar bumbu tercampur., sajikan dengan nasi hangat.  Sedaapp....   

*Ngulek bumbunya kurang halus , maklum sudah kehabisan tenaga menjelang buka :))

Viro, Live the Moments: Moments Sederhana


                                   “Kakak! Adek! Minumnya sudah masuk tas?” 

          Seruan seperti itu selalu menghiasi hari-hari saya.  Setiap anak-anak mau berangkat sekolah, outbond, kemah, sekedar jalan-jalan, atau bersepeda  keliling alun-alun saat libur, sebotol air minum tak pernah ketinggalan.

          Udara panas, aktivitas di sekolah yang tak henti membuat anak-anak cepat merasa haus. Karena itu, bekal air mineral adalah hal wajib buat mereka.  Apalagi saat di sekolah seharian, anak-anak butuh pasokan oksigen yang cukup agar aliran darah ke otak lancar.  Hingga mereka bisa menyerap pelajaran dengan baik, dan bisa beraktivitas maksimal di sekolah. 
gambar diambil di sini

          Karena kesibukan anak-anak, saya, dan suami selama hari-hari kerja, maka weekend adalah moments yang sangat kami tunggu-tunggu.  Saat-saat indah bisa kumpul bersama, ngobrol atau sekedar jalan-jalan mencari suasana baru dan udara lebih segar.  Kebetulan kami berempat punya selera yang sama.  Lebih memilih jalan-jalan di alam bebas, daripada cuci mata dari mall ke mall. 

          Moments jalan-jalan ala kami murah meriah, anak-anak sangat suka melihat sawah, main di sungai, atau mancing.  Biasanya, kami berangkat sehabis subuh, saat matahari belum menampakkan dirinya utuh. Seperti biasa, bekal yang harus dan wajib dibawa adalah air minum, disamping cemilan dan bekal sarapan yang biasanya kami santap di tepi sawah atau sungai yang kami temui di perjalanan. Hmm... moments yang indah, menikmati udara pagi di pinggir sawah, atau sungai bermandi hangat matahari yang mulai tersenyum :)

main di sawah
          Saat bermain di sawah, melihat para petani membajak dan menanam padi, anak-anak belajar bersyukur dan memahami proses panjang sepiring nasi yang mereka santap setiap hari. Saat memancing, anak-anak belajar bersabar dan bermain di sungai mereka belajar ekosistem lingkungan dan berharap punya kesadaran untuk menjaga lingkungan di sekitar mereka. 

moment ngobrol berdua :)
           Saat anak-anak sedang asik dengan dunia mereka, saya dan suami juga menikmati moments romantis berdua ala kami sambil duduk mengobrol sembari mengawasi anak-anak bermain. ^_^ 

   Kami punya tempat favorit di sekitar Trawas-Mojokerto, sebuah 'Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup' (PPLH).  Disana mereka bisa bermain di alam bebas sepuasnya, main di sungai, mengenal bermacam-macam jenis tanaman, dan yang terpenting bisa mencharge penat dan jenuh dari rutinitas sehari-hari. 

Selain itu, bernain di alam bebas dengan mengamati kehidupan yang terdapat di sekitar, kita dapat menilai kualitas lingkungan yang ada apakah sudah tercemar atau tidak.  Salah satu sumber alam yang harus kita jaga adalah air.  Karena air adalah sumber kehidupan, dan bahan baku untuk kebutuhan air minum sehari-hari.

Tarzan-tarzanan ala Aisya


Berbicara air minum, saat-saat berkumpul dan bepergian bersama, kehabisan bekal air minum di jalan adalah biasa terjadi.  Tapi saya tak perlu khawatir, karena disepanjang perjalanan banyak toko, minimarket, dan swalayan yang menyediakan air mineral.  Tapi tetap harus selektif memilih air mineral dalam kemasan yang dipercaya mutu dan kemurniannya. Dan dari hasil browsing di internet, saya menemukan itu di viro water.  

Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Serta telah lulus dalam uji TDS (Total Water Solid).  TDS sendiri digunakan untuk mengukur kadar kemurnian dari air mineral anorganik.  Uji ini penting karena sebenarnya. Air tidak mengandung kadar mineral lain selain H2O.

            Satu lagi yang paling saya rindu, moments Ramadhan. Saat sahur dan berbuka puasa adalah moments kebersamaan dan kumpul keluarga yang sangat berkesan. Dan seperti biasa, saat itu pasti kecerewetan saya bertambah, mengingatkan ini itu.  Salah satunya mengingatkan untuk minum air putih yang banyak.

          “Kakak… Adek… ayo, minum air putih yang banyak, biar ngak kehausan dan kekurangan cairan besok! Ehem… kecerewetan saya yang pasti selalu  mereka rindu ;) 


                                            

logo banner ngeBlog bareng Viro



Friday 27 July 2012

Cerita Anak SMA : Masa Saat Berjilbab Masih Dianggap Makhluk Aneh ^_^



Masa-masa yang tak terlupakan, di rentang waktu antara penghujung akhir tahun 80-an sampai awal 90-an (hihi ketahuan deh *pasang topeng berwajah unyu:P). Sebenarnya masa-masa SMA ku lurus-lurus dan aman terkendali, tidak ada hal-hal yang spektakuler yang pernah kulakukan. 
 
Paling cuma estafet atau saling lempar kertas berisi rumpian (maklum jaman belum ada HP, jadi SMS cukup pakai sobekan kertas yang digulung :D) atau memakai sepeda ala pembalap punya adikku :))

Di era itu, yang masih sangat kuingat adalah masa berjuang untuk mendapat izin memakai jilbab di sekolah. Beberapa teman bahkan sampai rela menandatangani surat pernyataan untuk bisa memakai jilbab ke sekolah. Saat itupun seragam masih memakai seragam lengan pendek dengan bawahan 5cm di bawah lutut. Jadilah para pelajar yang nekat berjilbab, mengenakan kaus kaki panjang hingga lutut ala pemain sepak bola itu :)

Saat itu, aku termasuk pelajar yang hanya mendukung aksi teman-teman dari belakang. Masih maju mundur untuk istiqomah memakai jilbab, karena orang tua terutama Mama, belum mendukung 100%. Beliau sangat takut anaknya dituduh melakukan tindakan subversif dan masuk penjara, jika menentang kebijakan pemerintah pada saat itu. Juga masih belum siap mental dianggap makhluk asing di lingkungan sekitar :( 
 
Saat itu keinginan berjilbab, hanya terpendam dalam hati, dan masih bongkar pasang. Belum berani memakai saat sekolah, biasanya aku pakai saat kegiatan extra, atau keluar rumah untuk keperluan lain. 
 
Saat itu, Memakai jilbab benar-benar seperti orang asing. Masih ingat, kalau pelajar putri berjilbab lewat biasanya teman-teman cowok usil pada ribut dengan berkata “Awas! Ada ninja lewat.” biasanya kita akan jalan cepat-cepat, atau menghindari melewati jalan lain. Ledekan yang paling sering biasanya sih ucapan “Assalamu'alaikum....” kalau kita hanya menjawab lirih, atau cuek berjalan tanpa hirau, biasanya cowok-cowok itu akan serempak berkata, “Kok ada orang salam nggak dijawab sih mbaakk ?” hehe. Atau ada lagi komentar “Awas! Penghuni syurga lewat!” Biasanya godaan itu hanya sebatas celometan di mulut sih, ya... dicuekin aja. 
 
Pokoknya salut deh dengan perjuangan teman-teman waktu itu. Alhamdulillah... akhirnya bisa istiqomah berjilbab setelah resmi jadi mahasisiwi, sehabis acara ospek dan penataran P4 (Jaman itu penataran P4 wajib loh untuk siswa /mahasiswa baru)

Bersyukur sekali sekarang pelajar SMA memakai jilbab sudah bukan hal aneh lagi, bahkan berjilbab sudah jadi mode. Asal tidak kebablasan saja. Model jilbab apapun yang penting sesuai syar'i :)

*eh nggak pasang foto, soalnya foto-foto yang dulu masih culun dan plontos ^_^


Tulisan ini saya tulis sambil mengenang masa-masa SMA. Sekaligus ingin berinternet sehat karena prihatin dengan keyword cerita anak SMA di Google  

REPUBLIKA - Lomba Menulis Traveling

Eksplorasi Indonesia, Eksplorasi Dunia


Buat penyuka dan penggila traveling, ini momentum kamu semua! Republika menggelar Lomba Nulis Traveling, terbuka untuk umum. Tema tidak dibatasi, di manapun dan ke manapun kamu traveling, tulis aja!

Ketentuan teknis:
 
Periode lomba: Juni - Desember 2012

Ada dua kategori:

1. Lomba Tulis jalan-jalan dalam negeri
2. Lomba tulis jalan-jalan luar negeri

Syarat:

1. Tulisan original, tidak pernah dimuat di media massa dan media internal perusahaan atau lembaga

2. Tulisan harus dilengkapi foto-foto terkait yang original hasil foto sendiri

3. Tulisan harus memenuhi kriteria penulisan traveling yang ditetapkan

4. Tulisan harus memiliki keunikan, kekhasan dan menyampaikan nilai-nilai/ 
    cerita-cerita menarik

5. Tulisan harus dilengkapi dengan guideline tentang:

a. tempat-tempat menarik

b. makanan/ kuliner

c. biaya perjalanan

d. biaya akomodasi

e. biaya selama di tempat wisata

f. total biaya yang diperlukan dengan hitungan hari perjalanan

g. souvenir dan oleh2 khas

h. how to get there

6. Tulisan jalan-jalan mencakup semua jenis perjalanan wisata, umum dan religi

7. Lomba ini tidak berlaku bagi seluruh karyawan Republika dan keluarga

8. Panjang tulisan minimal 15.000 karakter, maksimal 25.000 karakter

9. Jumlah foto minimal 10 foto original dengan gambar berbeda

10. Penulis boleh mengirimkan lebih dari satu tulisan traveling

11. Keputusan juri tetap dan tidak dapat diganggu gugat

Pemuatan di Leisure:

Tulisan peserta lomba yang dianggap memenuhi kriteria, akan terlebih dahulu dimuat di rubrik jalan-jalan Leisure setiap Selasa

Buku:

Hasil tulisan akan dibukukan yang bersifat tematik

Kirim tulisan plus foto original kamu ke:

Panitia Lomba Nulis Traveling Republika

Jalan Warung Buncit 37 Jakarta Selatan
email: leisure@rol.republika.co.id


Facebook: Republika Koran


Rebut hadiah puluhan juta rupiah dan hadiah hiburan :)
Tuesday 24 July 2012

Menghalau Bosan Menunggu Maghrib.

Hari pertama puasa sering terasa berat, karena memang belum terbiasa.  Terlebih buat anak-anak termasuk Aisya.  Tengah hari dia semakin resah, hilir mudik dari depan ke belakang, ke depan lagi sambil sesekali melirik jam dinding.  

"Kurang berapa jam lagi Bu?"  Begitu tanyanya berulang

Untuk membunuh bosan, dia buka tutup kulkas. "Ibu mau masak apa? Ibu punya ayam?"
Alhamdulillah, di kulkas ada sedikit  fillet ayam. Aisya yang hobi utak-atik di dapur menemukan mainan :D Kebosanan Aisya terobati dengan kesibukan di dapur mengolah fillet ayam dengan cara dan kreasinya sendiri.  Bahkan Ibunya juga tak boleh mengintip rahasia dapur Aisya.

Inilah hasil kreasi masakan Aisya


Ayam Kriuk Asam Manis Pedas ala Aisya

Kalau dilihat dari bentuk dan rasanya sepertinya bumbu dan caranya seperti ini ^_^
Monday 23 July 2012

Hari 1 Ramadhan 1433H "Ramadhan Pertama yang Tak Lengkap

Ramadhan tahun ini terasa berbeda. Ada yang kurang.  Ini adalah Ramadhan pertama hanya kami bertiga. Dua minggu yang lalu, bertepatan awal tahun pelajaran baru, Kakak masuk asrama. Sesuai dengan pilihannya, dia memilih SMPIT berasrama. Dalam hati sebenarnya sangat bersyukur, karena dia dengan senang hati menjatuhkan pilihan di sekolah berbasis pesantren.  Meski di sisi lain, sebenarnya berat juga hati ini melepas.

Malam pertama Ramadhan, saat sahur sempat terbersit di hati rasa rindu.  Sempat tanya sama adeknya, "Dek, Kakak sahur apa ya di asrama?"  Hmm... kalau sudah begini pasti deh teringat  pada Mama.  Dulu, Mama pun pasti merasakan hal yang sama, saat teringat anak-anaknya yang pada ngekos saat kuliah.  Eh, kini aku merasakannya lebih awal.  Melepas Kakak belajar hidup mandiri selepas SD.    

 Oh ya, pas kemarin hari Minggu menengok Kakak di asrama, semua yang aku khawatirkan ternyata tak terjadi.  Dengan riang dia menyambutku, cerita riang, meski terlihat bibirnya pecah-pecah karena puasa. Saat kutanya, "Seragam dan bajunya sudah dicuci Kak?"  "Sudah, tinggal nyetrika," jawabnya ringan.  Subhanallah... terharu rasanya. Putri sulungku yang selama ini baru belajar mencuci kaus kaki dan pakaian dalam ternyata bisa mencuci bajunya sendiri.  Entah hasilnya bersih maksimal atau tidak itu masalah nanti.  Yang terpenting dia sudah memulai belajar untuk mengurus dirinya sendiri, hingga pada suatu saat nanti dia bisa belajar pula untuk mengurus orang lain. Menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.  Aamiin ....

Selamat belajar Nak, Ibu selalu memelukmu dengan doa yang tak pernah putus.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...