Belajar dari Tulang
Isa Alamsyah
Fungsi tulang terlihat sederhana jika di banding otak atau jantung,
padahal tanpa tulang manusia juga tidak bisa bertahan lama untuk hidup.
Di sebuah tayangan National Geographic tentang tulang, ditampilkan gambar manusia sedang berdiri.
Lalu channel tersebut menujukkan ilustrasi apa yang terjadi jika manusia tidak ada tulang.
Gambar manusia berdiri tersebut langsung jatuh ke tanah dan menceper seperti karpet.
Ya itulah manusia jika tanpa tulang.
Manusia seperti karpet, atau gumpalan kain yang berada di lantai.
Tulang manusia terdiri dari dua komposisi utama yaitu
collagen fibril dan kalsium.
Seandainya saja tulang manusia hanya terdiri atas kalsium saja maka tulang manusia akan rentan pecah seperti kaca.
Tentu saja Anda tidak mau bukan jika jatuh lalu terpecah belah.
Bayangkan, berapa manusia utuh yang tersisa di dunia jika tulang manusia hanya terdiri dari kalsium.
Seandainya saja tulang manusia hanya terdiri collagen fibril saja, maka tulang manusia akan seelastis karet.
Mungkin Anda melihat manusia berjalan membal, menggelinding, menyeret, jika terdiri hanya dari collagen fibril.
Allah sudah menciptakan tulang dengan komposisi paling ideal.
Dengan campuran kalsium dan collagen fibril, maka tulang mempunyai
kekuatan yang luar biasa dengan fleksibilitas yang menakjubkan.
Sebuah percobaan menunjukkan, tulang mempunyai kekuatan lebih kuat
dari beton dengan baik dalam kekuatannya apalagi fleksibilitasnya
(dalam skala yang sama).
Karena itu bersyukurlah akan ciptaan Allah ini.
Lalu apa yang kita bisa ambil hikmah dari komposisi material tulang ini?
Dari komposisi tulang kita bisa belajar tentang mental manusia.
Tulang mengajarkan kita untuk bisa tegas dan fleksible dalam waktu bersamaan.
Tulang mempunyai funsi sebagai sandaran dan perlindungan.
Jika Anda ingin melindungi diri sendiri dan keluarga, atau m,enjadi tempat bersandar.
Maka tugas Anda adalah : TEGAS (KUAT) dan tetap FLEKSIBEL.
http://www.facebook.com/groups/389144170604/doc/?id=10150302323880605
Monday 15 August 2011
Mendeteksi, mengantisipasi masalah dalam pernikahan
Mendeteksi, mengantisipasi masalah dalam pernikahan
"NCHSI - Penting untuk yang sudah menikah atau niat menikah"
Isa Alamsyah
Ketika buku catatan hati seorang Istri pertama kali terbit beberapa tahun lalu, buku ini menjadi buku best seller nasional selama setahun penuh.
Gramedia juga menempatkan buku yang berisi catatan kisah nyata para istri yang menjadi korban kekerasan rumah tangga, selingkuh, poligami ini sebagaisebagai buku best seller versi Kompas Gramedia.
Buku yang kini berjudul "New Catatan Hati Seorang Istri" ini, juga banyak dapat pengharagaan, karena itu yang belum baca "New Catatan Hati Seorang Istri" segera sempatkan untuk baca.
Selain sangat laku terjual, buku direpublish dengan kisah tambahan, juga memicu kontroversi.
Di satu sisi para istri banyak yang merasa terwakili isi buku ini.
Sejak terbitnya buku ini banyak wanita, terutama para istri, yang menelepon, email, konsultasi kepada Asma Nadia, sang penulis, terutama ingin menyampaikan betapa buku ini membantu mereka melewati masa-masa sulit dalam rumah tangga.
Ya memang penderitaan kita akan berkurang ketika kita menyadari kita tidak hanya sendiri.
Banyak juga yang bilang bisa belajar dari orang senasib bagaimana mengatasi sebuah krisis rumah tangga.
Sebagian lain yang tidak mengalaminya juga menjadi lebih bersyukur dan belajar lebih banyak agar tidak mengalaminya.
Di sisi lain beberapa suami merasa dipojokkan.
Ada suami yang melarang istrinya baca buku ini, atau setidaknya tidak merekomendasikan buku ini. Misalnya seperti komentar di good read:
Mbak Asma, sengaja maupun tidak, telah menggiring pembacanya untuk menggeneralisasi bahwa laki-laki, meski sholeh sekalipun, bisa saja berkhianat, bahkan berselingkuh. Wah-wah,.. absolutely not reccomended. "
Ada pria yang langsung defensif (membela diri)
"Kali ini, memoar Asma Nadia memuat nuansa gender sangat terasa."
"Feminis. Ada kesan, begitu banyak KDRT yang terjadi karena kesalahan pihak laki-laki semata.
Tapi ada juga suami yang justru merekomendasikan (membelikan) istrinya buku ini dan membaca buku ini.
Bagi sang suami, buku ini membuat ia berkomitmen untuk tidak menjadi suami yang buruk sebagaimana sebagian besar suami yang ada dalam buku ini.
Beberapa pria lajang yang membaca buku ini juga berkata mereka akan menjadi suami yang baik, tidak seperti dalam buku ini.
Dengan berbagai kontroversinya ini, saya justru jadi tertarik untuk merekomendasikan buku ini sebagai alat deteksi dan alat antisipasi sebelum menikah, bahkan sesudah menikah.
Dalam workshop Sakinah Family yang kami adakan.
Salah satu materinya adalah mendeteksi masalah pernikahan sebelum menikah.
Materi ini penting karena ternyata banyak masalah yang muncul dalam pernikahan,
ternyata kalau diurut ke belakang sudah bisa dideteksi jauh sebelum menikah.
Jadi kalau sudah diantisipasi seharusnya tidak jadi masalah, atau setidaknya menjadi lebih ringan.
Di workshop ini kami memberikan pertanyaan-pertanyaan kunci yang membuat kita minimal bisa terhindar dari masalah atau minimal mengantisipasinya.
Contoh sederhananya begini.
Misalnya Anda calon istri, punya calon suami Anda anak sulung, kira kira apa yang terjadi?
Bisa jadi gaji suami tidak semuanya untuk rumah tangga, beberapa mungkin harus untuk membiayai adik suami, apalagi kalau sang suami selain sulung juga sudah tidak punya ayah. Maka ia juga membiayai ibunya.
Jika Anda sadar potensi masalah ini, maka Anda tidak kaget kalau keuangan rumah tangga terganggu oleh uang kuliah adik suami dll.
Tapi kalau kita tidak antisipasi, dan kita terkaget-kaget setelah menikah, jadi sumber keributan, dan bisa jadi masalah.
Karena itu sebelum menikah buat daftar pertanyaan untuk pengenalan.
Kalau orang pacaran butuh waktu bertahun-tahun mengetahui calon pasangan hidup, tapi mereka yang menolak konsep pacaran maka butuh pertanyaan kunci untuk mendeteksi calon pasangan. Bahkan pertanyaan kunci ini lebih powerful dari pengenalan melalui pacaran.
Contoh lain, calon istri mempunyai calon suami yang berasal dari pulau seberang.
Maka kalau sang istri sadar, bisa jadi setiap lebaran ia tidak bisa lagi kumpul dengan keluarganya karena harus ikut suami lebaran di kampung halaman, jika tidak di antisipasi sebelum menikah. Tapi kalau sadar keadaan ini maka bisa diantisipasi misalnya dengan kepakatan sebelum menikah, dua tahun sekali bergantian lebaran di hari pertama. Potensi masalah bisa dieliminasi.
Kembali ke tema buku "New catatan hati seorang istri".
Lalu bagaimana calon istri menggunakan buku ini sebagai alat mendeteksi calon suami.
Sederhana.
Pertama si wanita harus baca buku ini. Membaca buku ini membuat kita terbuka akan tantangan yang mungkin ada (Kalau sudah baca versi lama, di anjurkan baca juga versi new catatan hati, karena banyak informasi tambahan).
Kedua, minta calon suami membaca buku ini juga. (Kalau calon suami keberatan membaca katakan ini penting buat mu sebagai calon istri, kalau masih tidak mau baca alasannya tidak suka membaca, lihat seberapa ia menghargai yang penting bagimu apakah penting juga baginya).
Ketiga, setelah keduanya membaca, tanya kepada calon suami
"Bagaimana komentar tentang buku ini?"
Dari jawabannya kita bisa mendeteksi suami seperti apa kemungkinan ia di masa depan.
(Sekalipun tidak ada yang namanya pasti).
Mungkin sang calon suami bilang;
"Insya Allah, aku gak akan seperti itu"----insya Allah aman. Calon suami menjadikan itu pembelajaran untuk tidak terjebak dalam kesalahan yang sama.
"Wah, buku ini menyerang laki-laki aja, perempuan juga sama aja lagi!"---berarti dia defensif, siap-siap, ini lampu kuning.
"Ini buku tidak mendukung syar'i tentang poligami!"---berarti Anda boleh tanya lagi, "Apakah
kamu berniat poligami?" ---well selanjutnya silahkan kembangkan.
Intinya buku ini jika dibaca kedua belah pasangan akan menjadi alat deteksi yang bagus untuk tahu apa yang ada dalam pikiran calon suami atau istri.
Juga menjadi pembelajaran yang bagus untuk pasangan yang menikah.
Lihat komentar tentang buku ini di
http://www.goodreads.com/book/show/6766006-catatan-hati-seorang-istri
Jangan lewatkan
Workshop 3 in 1 Sakinah Family
Minggu 24 Juli 2011
Asma Nadia Center, Jalan Merapi Raya No. 42,
Depok Timur 16417
Strong financial Family with Think Dinar (Endy J. Kurnioawan)
Strong Spiritual Family with No Excuse (Isa Alamsyah)
Strong and Happy Family with Sakinah Spirit (Asma Nadia)
Investasi Rp 300.000
Hub Rifa Aulia 085218683858
http://www.facebook.com/groups/389144170604/doc/?id=10150322126830605
"NCHSI - Penting untuk yang sudah menikah atau niat menikah"
Isa Alamsyah
Ketika buku catatan hati seorang Istri pertama kali terbit beberapa tahun lalu, buku ini menjadi buku best seller nasional selama setahun penuh.
Gramedia juga menempatkan buku yang berisi catatan kisah nyata para istri yang menjadi korban kekerasan rumah tangga, selingkuh, poligami ini sebagaisebagai buku best seller versi Kompas Gramedia.
Buku yang kini berjudul "New Catatan Hati Seorang Istri" ini, juga banyak dapat pengharagaan, karena itu yang belum baca "New Catatan Hati Seorang Istri" segera sempatkan untuk baca.
Selain sangat laku terjual, buku direpublish dengan kisah tambahan, juga memicu kontroversi.
Di satu sisi para istri banyak yang merasa terwakili isi buku ini.
Sejak terbitnya buku ini banyak wanita, terutama para istri, yang menelepon, email, konsultasi kepada Asma Nadia, sang penulis, terutama ingin menyampaikan betapa buku ini membantu mereka melewati masa-masa sulit dalam rumah tangga.
Ya memang penderitaan kita akan berkurang ketika kita menyadari kita tidak hanya sendiri.
Banyak juga yang bilang bisa belajar dari orang senasib bagaimana mengatasi sebuah krisis rumah tangga.
Sebagian lain yang tidak mengalaminya juga menjadi lebih bersyukur dan belajar lebih banyak agar tidak mengalaminya.
Di sisi lain beberapa suami merasa dipojokkan.
Ada suami yang melarang istrinya baca buku ini, atau setidaknya tidak merekomendasikan buku ini. Misalnya seperti komentar di good read:
Mbak Asma, sengaja maupun tidak, telah menggiring pembacanya untuk menggeneralisasi bahwa laki-laki, meski sholeh sekalipun, bisa saja berkhianat, bahkan berselingkuh. Wah-wah,.. absolutely not reccomended. "
Ada pria yang langsung defensif (membela diri)
"Kali ini, memoar Asma Nadia memuat nuansa gender sangat terasa."
"Feminis. Ada kesan, begitu banyak KDRT yang terjadi karena kesalahan pihak laki-laki semata.
Tapi ada juga suami yang justru merekomendasikan (membelikan) istrinya buku ini dan membaca buku ini.
Bagi sang suami, buku ini membuat ia berkomitmen untuk tidak menjadi suami yang buruk sebagaimana sebagian besar suami yang ada dalam buku ini.
Beberapa pria lajang yang membaca buku ini juga berkata mereka akan menjadi suami yang baik, tidak seperti dalam buku ini.
Dengan berbagai kontroversinya ini, saya justru jadi tertarik untuk merekomendasikan buku ini sebagai alat deteksi dan alat antisipasi sebelum menikah, bahkan sesudah menikah.
Dalam workshop Sakinah Family yang kami adakan.
Salah satu materinya adalah mendeteksi masalah pernikahan sebelum menikah.
Materi ini penting karena ternyata banyak masalah yang muncul dalam pernikahan,
ternyata kalau diurut ke belakang sudah bisa dideteksi jauh sebelum menikah.
Jadi kalau sudah diantisipasi seharusnya tidak jadi masalah, atau setidaknya menjadi lebih ringan.
Di workshop ini kami memberikan pertanyaan-pertanyaan kunci yang membuat kita minimal bisa terhindar dari masalah atau minimal mengantisipasinya.
Contoh sederhananya begini.
Misalnya Anda calon istri, punya calon suami Anda anak sulung, kira kira apa yang terjadi?
Bisa jadi gaji suami tidak semuanya untuk rumah tangga, beberapa mungkin harus untuk membiayai adik suami, apalagi kalau sang suami selain sulung juga sudah tidak punya ayah. Maka ia juga membiayai ibunya.
Jika Anda sadar potensi masalah ini, maka Anda tidak kaget kalau keuangan rumah tangga terganggu oleh uang kuliah adik suami dll.
Tapi kalau kita tidak antisipasi, dan kita terkaget-kaget setelah menikah, jadi sumber keributan, dan bisa jadi masalah.
Karena itu sebelum menikah buat daftar pertanyaan untuk pengenalan.
Kalau orang pacaran butuh waktu bertahun-tahun mengetahui calon pasangan hidup, tapi mereka yang menolak konsep pacaran maka butuh pertanyaan kunci untuk mendeteksi calon pasangan. Bahkan pertanyaan kunci ini lebih powerful dari pengenalan melalui pacaran.
Contoh lain, calon istri mempunyai calon suami yang berasal dari pulau seberang.
Maka kalau sang istri sadar, bisa jadi setiap lebaran ia tidak bisa lagi kumpul dengan keluarganya karena harus ikut suami lebaran di kampung halaman, jika tidak di antisipasi sebelum menikah. Tapi kalau sadar keadaan ini maka bisa diantisipasi misalnya dengan kepakatan sebelum menikah, dua tahun sekali bergantian lebaran di hari pertama. Potensi masalah bisa dieliminasi.
Kembali ke tema buku "New catatan hati seorang istri".
Lalu bagaimana calon istri menggunakan buku ini sebagai alat mendeteksi calon suami.
Sederhana.
Pertama si wanita harus baca buku ini. Membaca buku ini membuat kita terbuka akan tantangan yang mungkin ada (Kalau sudah baca versi lama, di anjurkan baca juga versi new catatan hati, karena banyak informasi tambahan).
Kedua, minta calon suami membaca buku ini juga. (Kalau calon suami keberatan membaca katakan ini penting buat mu sebagai calon istri, kalau masih tidak mau baca alasannya tidak suka membaca, lihat seberapa ia menghargai yang penting bagimu apakah penting juga baginya).
Ketiga, setelah keduanya membaca, tanya kepada calon suami
"Bagaimana komentar tentang buku ini?"
Dari jawabannya kita bisa mendeteksi suami seperti apa kemungkinan ia di masa depan.
(Sekalipun tidak ada yang namanya pasti).
Mungkin sang calon suami bilang;
"Insya Allah, aku gak akan seperti itu"----insya Allah aman. Calon suami menjadikan itu pembelajaran untuk tidak terjebak dalam kesalahan yang sama.
"Wah, buku ini menyerang laki-laki aja, perempuan juga sama aja lagi!"---berarti dia defensif, siap-siap, ini lampu kuning.
"Ini buku tidak mendukung syar'i tentang poligami!"---berarti Anda boleh tanya lagi, "Apakah
kamu berniat poligami?" ---well selanjutnya silahkan kembangkan.
Intinya buku ini jika dibaca kedua belah pasangan akan menjadi alat deteksi yang bagus untuk tahu apa yang ada dalam pikiran calon suami atau istri.
Juga menjadi pembelajaran yang bagus untuk pasangan yang menikah.
Lihat komentar tentang buku ini di
http://www.goodreads.com/book/show/6766006-catatan-hati-seorang-istri
Jangan lewatkan
Workshop 3 in 1 Sakinah Family
Minggu 24 Juli 2011
Asma Nadia Center, Jalan Merapi Raya No. 42,
Depok Timur 16417
Strong financial Family with Think Dinar (Endy J. Kurnioawan)
Strong Spiritual Family with No Excuse (Isa Alamsyah)
Strong and Happy Family with Sakinah Spirit (Asma Nadia)
Investasi Rp 300.000
Hub Rifa Aulia 085218683858
http://www.facebook.com/groups/389144170604/doc/?id=10150322126830605
Peristiwa Sejarah Penting di Bulan Ramadhan
Peristiwa Sejarah Penting di Bulan Ramadhan
Agung Pribadi (Historivator) - www.facebook.com/AgungPribadiPenulis
Di Indonesia, Bulan Ramdhan seringkali diidentikkan dengan bulan tidak produktif.
Bulan Ramadhan identik dengan bulan liburan panjang dan tidur panjang.
Di Indonesia, masih terjadi salah kaprah.
Karena ada sebuah hadits Nabi yang mengatakan bahwa tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, maka pada bulan ramadhan justru banyak orang yang ketika siang hari tidur-tiduran atau bermalas-malasan.
Kalau tidak percaya datang saja ke Masjid Istiqlal ketika bulan puasa, ramai sekali orang yang tidur.
Ramai di sini bukan berarti berisik melainkan banyak.
Padahal Nabi Muhammad tidak memberi contoh seperti itu.
Sejarah Islam dan sejarah Indonesia justru menunjukkan Ramadhan adalah bulan produktif, bulan prestasi.
Nabi Muhammad pada bulan Ramadhan justru melakukan perang Badar.
Perang itu menunjukkan kerja yang sangat keras dan berat.
Apalagi jumlah pejuang muslim sepertiga dari tentara kafir.
Belum lagi pejuang muslim sebagian besar hanya penduduk biasa, berlatar pedagang, budak, dll
sedangkan kelompok kafir sebagian besar memang petempur dan dipersenjatai lengkap.
Dalam keadaan berpuasa, tanpa berbuka, muslim memenangkan pertempuran di Badr.
Pada bulan Ramadhan (hari terakhir) justru terjadi pembebasan kota Makkah oleh Nabi Muhammad.
Pada bulan Ramadhan ini pula terjadi perjanjian Hudaibiyah.
Itulah contoh-contoh produktivitas Ramadhan yang diberikan oleh Nabi Muhammad.
Banyak juga contoh yang diberikan oleh para ulama masa yang lebih belakangan
Misalnya, di Mesir. Sukarelawan Ikhwanul Muslimin dan tentara reguler Mesir merebut Jazirah Sinai justru pada bulan Ramadhan 1973. Oleh karena itu operasi ini disebut Operasi Perang Badar Baru. Orang Israel dan Orang Barat menyebutnya Perang Yom Kippur karena terjadinya pada saat hari besar Yahudi yaitu Yom Kippur.
Fatahillah merebut Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527 M atau bertepatan dengan tanggal 22 Ramadhan 933 H. Kemenangan ini dianggap mirip dengan Pembebasan Kota Mekkah (Fathul Mekkah) yang diabadikan dalam Al Qur-an Surat 48 ayat 1 dengan sebutan Fathan Mubiina (kemenangan yang gilang gemilang). Kata-kata ini dalam bahasa Sansekerta disebut Jayakarta. Oleh karena itu sejak saat itu Sunda Kelapa diganti namanya oleh Fatahillah menjadi Jayakarta atau Jakarta.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga terjadi pada bulan Ramadhan. 17 Agustus 1945 itu bertepatan dengan 9 Ramadhan …. Karena ini adalah 10 hari pertama bulan Ramadhan atau disebut juga bulan Rahmat hal ini diabadikan dalam Pembukaan UUD 1945 dalam kalimat “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa….”.
Pada tahun 1945 bulan Ramadhan terjadi pada bulan Agustus. Tahun 2011 ini juga bulan Ramadhan terjadi pada bulan Agustus. Jadi tidak ada salahnya Ramadhan tahun ini juga kita merayakan hari kemerdekaan Indonesia dan membangkitkan bangsa ini untuk merdeka dari kemiskinan, korupsi dan keterbelakangan.
Jadi pelurusan sejarah kali ini menunjukkan bahwa walaupun tidurnya orang puasa itu ibadah tetapi justru para pendahulu kita member contoh bahwa bulan puasa adalah bulanya kerja keras.
Karena kerja keras dan berjuang nilai ibadahnya lebih tinggi dari ibadahnya tidur.
Wallahu A’lam bish Shawab
_____
Tentang Penulis
Agung Pribadi adalah Sarjana Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah.
Selama menjadi mahasiswa Agung dikenal sebagai aktivis mahasiswa dan sering menulis di media nasional maupun media mahasiswa.
Saat ini Agung Pribadi dikenal sebagai Historivator, penulis dan pembicara motivasi dengan pendekatan sejarah.
Prinsipnya, dari sejarah kita bisa membentuk masa depan.
Jadi teman Agung Pribadi di facebook, add friend dihttp://www.facebook.com/AgungPribadiPenul
http://www.facebook.com/groups/389144170604/doc/?id=10150326652805605
Agung Pribadi (Historivator) - www.facebook.com/AgungPribadiPenulis
Di Indonesia, Bulan Ramdhan seringkali diidentikkan dengan bulan tidak produktif.
Bulan Ramadhan identik dengan bulan liburan panjang dan tidur panjang.
Di Indonesia, masih terjadi salah kaprah.
Karena ada sebuah hadits Nabi yang mengatakan bahwa tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, maka pada bulan ramadhan justru banyak orang yang ketika siang hari tidur-tiduran atau bermalas-malasan.
Kalau tidak percaya datang saja ke Masjid Istiqlal ketika bulan puasa, ramai sekali orang yang tidur.
Ramai di sini bukan berarti berisik melainkan banyak.
Padahal Nabi Muhammad tidak memberi contoh seperti itu.
Sejarah Islam dan sejarah Indonesia justru menunjukkan Ramadhan adalah bulan produktif, bulan prestasi.
Nabi Muhammad pada bulan Ramadhan justru melakukan perang Badar.
Perang itu menunjukkan kerja yang sangat keras dan berat.
Apalagi jumlah pejuang muslim sepertiga dari tentara kafir.
Belum lagi pejuang muslim sebagian besar hanya penduduk biasa, berlatar pedagang, budak, dll
sedangkan kelompok kafir sebagian besar memang petempur dan dipersenjatai lengkap.
Dalam keadaan berpuasa, tanpa berbuka, muslim memenangkan pertempuran di Badr.
Pada bulan Ramadhan (hari terakhir) justru terjadi pembebasan kota Makkah oleh Nabi Muhammad.
Pada bulan Ramadhan ini pula terjadi perjanjian Hudaibiyah.
Itulah contoh-contoh produktivitas Ramadhan yang diberikan oleh Nabi Muhammad.
Banyak juga contoh yang diberikan oleh para ulama masa yang lebih belakangan
Misalnya, di Mesir. Sukarelawan Ikhwanul Muslimin dan tentara reguler Mesir merebut Jazirah Sinai justru pada bulan Ramadhan 1973. Oleh karena itu operasi ini disebut Operasi Perang Badar Baru. Orang Israel dan Orang Barat menyebutnya Perang Yom Kippur karena terjadinya pada saat hari besar Yahudi yaitu Yom Kippur.
Fatahillah merebut Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527 M atau bertepatan dengan tanggal 22 Ramadhan 933 H. Kemenangan ini dianggap mirip dengan Pembebasan Kota Mekkah (Fathul Mekkah) yang diabadikan dalam Al Qur-an Surat 48 ayat 1 dengan sebutan Fathan Mubiina (kemenangan yang gilang gemilang). Kata-kata ini dalam bahasa Sansekerta disebut Jayakarta. Oleh karena itu sejak saat itu Sunda Kelapa diganti namanya oleh Fatahillah menjadi Jayakarta atau Jakarta.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga terjadi pada bulan Ramadhan. 17 Agustus 1945 itu bertepatan dengan 9 Ramadhan …. Karena ini adalah 10 hari pertama bulan Ramadhan atau disebut juga bulan Rahmat hal ini diabadikan dalam Pembukaan UUD 1945 dalam kalimat “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa….”.
Pada tahun 1945 bulan Ramadhan terjadi pada bulan Agustus. Tahun 2011 ini juga bulan Ramadhan terjadi pada bulan Agustus. Jadi tidak ada salahnya Ramadhan tahun ini juga kita merayakan hari kemerdekaan Indonesia dan membangkitkan bangsa ini untuk merdeka dari kemiskinan, korupsi dan keterbelakangan.
Jadi pelurusan sejarah kali ini menunjukkan bahwa walaupun tidurnya orang puasa itu ibadah tetapi justru para pendahulu kita member contoh bahwa bulan puasa adalah bulanya kerja keras.
Karena kerja keras dan berjuang nilai ibadahnya lebih tinggi dari ibadahnya tidur.
Wallahu A’lam bish Shawab
_____
Tentang Penulis
Agung Pribadi adalah Sarjana Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah.
Selama menjadi mahasiswa Agung dikenal sebagai aktivis mahasiswa dan sering menulis di media nasional maupun media mahasiswa.
Saat ini Agung Pribadi dikenal sebagai Historivator, penulis dan pembicara motivasi dengan pendekatan sejarah.
Prinsipnya, dari sejarah kita bisa membentuk masa depan.
Jadi teman Agung Pribadi di facebook, add friend dihttp://www.facebook.com/AgungPribadiPenul
http://www.facebook.com/groups/389144170604/doc/?id=10150326652805605
Tip Menulis: Memilih Setting
Dalam menulis, setting adalah komponen yang paling penting, disamping karakter tokoh dan kekuatan cerita. Karena settinglah, pembaca bisa membayangkan bahkan bisa merasakan berada, bahkan menyatu dalam cerita itu.
By : Isa Alamsyah
Setting adalah tempat atau waktu sebuah cerita berlangsung. Sekalipun pada cerita tertentu setting tidak terlalu penting (setting netral). Tapi banyak dalam cerita , setting justru menjadi kekuatan. Setting yang tepat akan membuat cerita kuat. Setting yang menarik juga akan menjadi magnet sebuah cerita.
Contohnya, coba kita lihat film Titanic yang memecahkan rekor penjualan film sepanjang sejarah dan baru terpecahkan belasan tahun kemudian. Film Titanic tidak lain adalah kisah cinta. Kisah ini bisa saja terjadi pada kapal apapun pada tahun kapan pun. Tapi jika settingnya adalah kapal tidak jelas, di waktu tidak jelas maka daya tarik film ini menjadi tidak luar biasa. Tapi karena film ini mengambil setting karamnya kapal Titanic, Dan setting film itu memakan biaya yang super mahal, maka film itu mempunyai daya tarik yang tinggi. Setting didukung cerita yang kuat, menjadikan film ini merajai perolehan Oscar.
Ketika tim perintis Pintu Surga datang ke rumah Asma Nadia untuk kerja sama skenario, mereka menyampaikan alasan kenapa mengangkat setting tahun 1997-98. Beberapa alasan di antaranya: Mereka ingin mengangkat isu jilbab di larang di masa lalu. Jadi settingnya memang harus sebelum reformasi. Kedua, mereka juga ingin mengangkat cikal bakal isu reformasi, karena itu dipilih setting 1997-1998 bukan misalnya 90-an awal. Selain itu, film yang diproduksi oleh tim News Trans TV ini ini memberi warna yang berbeda. Dengan kata lain, pemilihan setting memang ada kepentingannya dengan cerita bukan sekedar asal comot.
Akhirnya terbukti, sajian Pintu Surga memang beda dari sinetron kebanyakan.Karena settingnya beda, penggarapan beda.Silahan saksikan dan buktikan sendiri; setiap hari sejak awal Ramadhan selama 30 hari, pukul 16.30 17.30, film ini ditayangkan.
"CUT! Ada alphard lewat,..cut livina lewat...cut inova lewat...dst..."
Begitu juga baju anak-anak.
"CUT!.. itu anak pakai baju ben 10 dulu belum ada".
"CUT! itu anak pakai sandal croc dulu belum ada."
Itu memang resiko pemilihan setting.Di film, setting khusus berarti biaya lebih besar butuh waktu lebih lama.Di cerita fiksi, cerpen atau novel, setting khusus butuh waktu khusus untuk riset. Tapi bagaimana pekerjaan yang lebih berat biasanya hasilnya lebih memuaskan.
Intinya pilih setting karena alasan, karena kebutuhan. Bukan asal comot karena kita suka Karena memilih setting khusus berarti ada kerja tambahan.
Tips Menulis: Pesan Verbal dalam tulisan
Tips Menulis: Pesan Verbal dalam tulisan
Isa Alamsyah
Menulis bisa menjadi nilai ibadah jika ada nilai di dalamnya termasuk pesan moral, dakwah, pesan kebaikan dan sebagainya.Akan tetapi sayangnya, banyak penulis yang melakukannya dengan cara yang terlalu verbal, sehingga justru membuat pembaca terusik.
Penyampaian pesan yang terlalu verbal adalah salah satu kelemahan yang cukup menonjol pada penulis yang ingin berdakwah. Kelemahan lain adalah, pesannya terlalu banyak. Terlalu banyak yang mau disampaikan.
Ketika kita ingin menyampaikan pesan moral atau dakwah dalam fiksi, maka pesannya harus halus tidak terasa.
Pembaca tidak merasa sedang digurui atau merasa diceramahi, tapi pada akhirnya bisa mengerti pesannya.
Kalau kita mau menulis dakwah tapi semuanya verbal (menyolok) maka itu lebih tepat menjadi naskah kuthbah.
Terlalu banyak pesan juga buruk, karena kalau terlalu banyak pesan malah bisa semuanya terlupakan.
Bagaimana caranya menyampaikan pesan tapi tidak menyolok, tidak verbal?Sinetron/ mini seri Ramadhan yang skenarionaya dibuat Asma Nadia mungkin bisa jadi contoh.
Pada Mini serie yang ditayangkan Trans TV jam 16.30-17.30 ini, Asma Nadia sangat halus menyampaikan pesan-pesannya. Lebih dari itu juga menghibur dan seru.
Jika menyaksikan Sinetron mini seri Ramadhan Pintu Surga kita akan melihat maka pesan moral dan agama sangatlah halus tapi padat. Sanagat berbeda dengan sinetron yang ada.
Untuk mengatakan "Sebelum tidur sebaiknya berwudhu", Asma Nadia tidak memakai ustadz di scene dan mengutip hadist. Tapi penulis ini menggunakan dialog antara Nadya (Dea Annisa - Dhea Imut) dan Fahmi serta ibunya.
Misalnya:
"Kenapa sih kita harus wudhu sebelum tidur?, tanya Fahmi
"Kenapa ya, aku sih ikut anjuran aalmarhum Bapak aja. Biar di doain malaikat, dan tidur kita dalam keadaan suci"
Untuk menempatkan banci pada proporsi yang tepat, Asma tidak mengeluarkan hadist-hadist tentang larangan banci secara verbal.
Asma menampilkan sosok Maeng (banci) yang sengaja diadakan bukan untuk di eksplore, tapi untuk menggiring Maeng (peran nyaris banci) yang masih bimbang dengan jalan hidupnya untuk kembali ke jalan lurus.
Maeng merasa menjadi kewanitaan karena ketika kecil, sebagai satu-satunya laki dan bungsu di keluarga, ia sering di dandani kakak-kakak perempuannya.
Sedikit demi sedikit Maeng disadarkan akan jadi dirinya sebagai pria.
"Laki-laki itu pakai peci, bukan pakai bando" komentar Adam dan Fahmi ke Maeng.
Dari episode ke epidose Maeng akan berusaha kembali menukan jati dirinya. Maeng mulai belajar untuk jadi pria.
Asma sadar, saat ini masih banyak banci yang masih dipersimpangan dan ingin kembali ke kehidupan normal,
dan Allah tetap membuka pintu. Masih ada jalan kembali.
Untuk menyangkal steriotip tentang Jilbab yang sering digeneralisir,
Asma Nadia tidak serta merta menghardik membela orang berjilbab.
Tapi Asma menggunakan dialog Nadya (diperankan oleh Dhea Annisa-Dhea Imut) ketika menyangkal temannya yang anti Jilbab.
Misalnya;
"Percuma pakai Jilbab, aku banyak lihat orang pakai JIlbab tapi pakai celana ketat atau pacaran di metro mini!" kata temannya Nadya
"Itu kan masing-masing. Aku pakai jilbab gak pacaran, gak nyontek dan gak pakai celana ketat. Gak bisa dipukul rata gitu dong!"
Pokoknya pesan-pesan yang disampaikan sangat halus, menghibur, tapi esensinya sama dengan apa yang ada dalam ajaran Isalam.
Dengan begitu maka penonton tanpa sadar telah belajar Islam, belajar hadist dengan cara yang berbeda.
Semakin banyak dari kita yang mampu memoles pesan-pesan moral dan religius dengan cara yang halus,
maka semakin banyak orang yang akan tertarik pada apa yang kita sampaikan.
Menulislah, karena dengan menulis Anda bisa menggerakkan!NO Excuse!
http://www.facebook.com/groups/389144170604/doc/?id=10150337326330605
Isa Alamsyah
Menulis bisa menjadi nilai ibadah jika ada nilai di dalamnya termasuk pesan moral, dakwah, pesan kebaikan dan sebagainya.Akan tetapi sayangnya, banyak penulis yang melakukannya dengan cara yang terlalu verbal, sehingga justru membuat pembaca terusik.
Penyampaian pesan yang terlalu verbal adalah salah satu kelemahan yang cukup menonjol pada penulis yang ingin berdakwah. Kelemahan lain adalah, pesannya terlalu banyak. Terlalu banyak yang mau disampaikan.
Ketika kita ingin menyampaikan pesan moral atau dakwah dalam fiksi, maka pesannya harus halus tidak terasa.
Pembaca tidak merasa sedang digurui atau merasa diceramahi, tapi pada akhirnya bisa mengerti pesannya.
Kalau kita mau menulis dakwah tapi semuanya verbal (menyolok) maka itu lebih tepat menjadi naskah kuthbah.
Terlalu banyak pesan juga buruk, karena kalau terlalu banyak pesan malah bisa semuanya terlupakan.
Bagaimana caranya menyampaikan pesan tapi tidak menyolok, tidak verbal?Sinetron/ mini seri Ramadhan yang skenarionaya dibuat Asma Nadia mungkin bisa jadi contoh.
Pada Mini serie yang ditayangkan Trans TV jam 16.30-17.30 ini, Asma Nadia sangat halus menyampaikan pesan-pesannya. Lebih dari itu juga menghibur dan seru.
Jika menyaksikan Sinetron mini seri Ramadhan Pintu Surga kita akan melihat maka pesan moral dan agama sangatlah halus tapi padat. Sanagat berbeda dengan sinetron yang ada.
Untuk mengatakan "Sebelum tidur sebaiknya berwudhu", Asma Nadia tidak memakai ustadz di scene dan mengutip hadist. Tapi penulis ini menggunakan dialog antara Nadya (Dea Annisa - Dhea Imut) dan Fahmi serta ibunya.
Misalnya:
"Kenapa sih kita harus wudhu sebelum tidur?, tanya Fahmi
"Kenapa ya, aku sih ikut anjuran aalmarhum Bapak aja. Biar di doain malaikat, dan tidur kita dalam keadaan suci"
Untuk menempatkan banci pada proporsi yang tepat, Asma tidak mengeluarkan hadist-hadist tentang larangan banci secara verbal.
Asma menampilkan sosok Maeng (banci) yang sengaja diadakan bukan untuk di eksplore, tapi untuk menggiring Maeng (peran nyaris banci) yang masih bimbang dengan jalan hidupnya untuk kembali ke jalan lurus.
Maeng merasa menjadi kewanitaan karena ketika kecil, sebagai satu-satunya laki dan bungsu di keluarga, ia sering di dandani kakak-kakak perempuannya.
Sedikit demi sedikit Maeng disadarkan akan jadi dirinya sebagai pria.
"Laki-laki itu pakai peci, bukan pakai bando" komentar Adam dan Fahmi ke Maeng.
Dari episode ke epidose Maeng akan berusaha kembali menukan jati dirinya. Maeng mulai belajar untuk jadi pria.
Asma sadar, saat ini masih banyak banci yang masih dipersimpangan dan ingin kembali ke kehidupan normal,
dan Allah tetap membuka pintu. Masih ada jalan kembali.
Untuk menyangkal steriotip tentang Jilbab yang sering digeneralisir,
Asma Nadia tidak serta merta menghardik membela orang berjilbab.
Tapi Asma menggunakan dialog Nadya (diperankan oleh Dhea Annisa-Dhea Imut) ketika menyangkal temannya yang anti Jilbab.
Misalnya;
"Percuma pakai Jilbab, aku banyak lihat orang pakai JIlbab tapi pakai celana ketat atau pacaran di metro mini!" kata temannya Nadya
"Itu kan masing-masing. Aku pakai jilbab gak pacaran, gak nyontek dan gak pakai celana ketat. Gak bisa dipukul rata gitu dong!"
Pokoknya pesan-pesan yang disampaikan sangat halus, menghibur, tapi esensinya sama dengan apa yang ada dalam ajaran Isalam.
Dengan begitu maka penonton tanpa sadar telah belajar Islam, belajar hadist dengan cara yang berbeda.
Semakin banyak dari kita yang mampu memoles pesan-pesan moral dan religius dengan cara yang halus,
maka semakin banyak orang yang akan tertarik pada apa yang kita sampaikan.
Menulislah, karena dengan menulis Anda bisa menggerakkan!NO Excuse!
http://www.facebook.com/groups/389144170604/doc/?id=10150337326330605
Renungan kematian
Isa Alamsyah
Bagi kebanyakan orang kematian memang masih misteri, tapi secara fisik kematian bisa dijelaskan prosesnya satu persatu. Membayangkan ini terjadi pada diri kita akan membuat kita lebih menghargai kehidupan dan membuat kita lebih membekali diri untuk kehidupan setelahkematian.
... Apa yang terjadi pada fisik kita ketika mati, dan setelah mati?
Sesaat sebelum mati, kita akan merasakan jantung berhenti berdetak, nafas tertahan n badan bergetar.
Kita merasa dingin ditelinga. Darah jadi asam dan tenggorokan berkontraksi.
0 Menit Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen.
1 Menit Darah berubah warna dan otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.
3 Menit Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.
4 – 5 Menit Pupil mata membesar n berselaput. Bola mata mengkerut krn kehilangan tekanan darah.
7 – 9 Menit Penghubung ke otak mulai mati.
1 – 4 Jam Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku n rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.
4 – 6 Jam Rigor Mortis Terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.
6 Jam Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.
8 Jam Suhu tubuh langsung menurun drastis.
24 – 72 Jam Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.
36 – 48 Jam Rigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.
3 – 5 Hari Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.
8 – 10 Hari Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.
Beberapa Minggu Rambut, kuku dan gigi dengan mudahnya terlepas.
Satu Bulan Kulit Anda mulai mencair.
Satu Tahun Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh, kecuali tulang belulang.
Mereka yang sepanjang hidup membanggakan dirinya yang cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa,
sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang berantakan.
Selanjutnya tulang akan hancur tinggal menunggu waktu. Tak ada sisa.
Tidak ada lagi yang tersisa kecuali amal kebaikan.
Seberapa mata, lisan, tangan dan kaki digunakan untuk kebaikan?Seberapa ilmu bermanfaat sudah diwariskan?
Sudahkan satu buku sebelum mati terwujud?
Atau nama kita, tanggal lahir dan tanggal kematian saja yang tercatat di nisan?
Hanya itukah sejarah kita?
Seberapa harta kita diamalkan?
Hanya warisan amal dan ilmu yang akan menyelamatkan kita.
Seberapa kita siap menghadapinya?
****
Jangan Lewatkan "Pintu Surga" skenario Asma Nadia Trans TV 16.30-17.30 setiap hari selama Ramadhan. Memperkenalkan aktor berbakat "Adam Putra Firdaus" penulis buku kocak Mostly Ghostly dan Mostly Spooky.
****
Depok Minggu 21 Agustus 2011
Buka bersama, Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia hadir di Gramedia Depok
Gratis, dapat ilmu dan berhadiah
http://www.facebook.com/groups/389144170604/doc/?id=10150340941150605
Isa Alamsyah
Bagi kebanyakan orang kematian memang masih misteri, tapi secara fisik kematian bisa dijelaskan prosesnya satu persatu. Membayangkan ini terjadi pada diri kita akan membuat kita lebih menghargai kehidupan dan membuat kita lebih membekali diri untuk kehidupan setelahkematian.
... Apa yang terjadi pada fisik kita ketika mati, dan setelah mati?
Sesaat sebelum mati, kita akan merasakan jantung berhenti berdetak, nafas tertahan n badan bergetar.
Kita merasa dingin ditelinga. Darah jadi asam dan tenggorokan berkontraksi.
0 Menit Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen.
1 Menit Darah berubah warna dan otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.
3 Menit Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.
4 – 5 Menit Pupil mata membesar n berselaput. Bola mata mengkerut krn kehilangan tekanan darah.
7 – 9 Menit Penghubung ke otak mulai mati.
1 – 4 Jam Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku n rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.
4 – 6 Jam Rigor Mortis Terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.
6 Jam Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.
8 Jam Suhu tubuh langsung menurun drastis.
24 – 72 Jam Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.
36 – 48 Jam Rigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.
3 – 5 Hari Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.
8 – 10 Hari Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.
Beberapa Minggu Rambut, kuku dan gigi dengan mudahnya terlepas.
Satu Bulan Kulit Anda mulai mencair.
Satu Tahun Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh, kecuali tulang belulang.
Mereka yang sepanjang hidup membanggakan dirinya yang cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa,
sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang berantakan.
Selanjutnya tulang akan hancur tinggal menunggu waktu. Tak ada sisa.
Tidak ada lagi yang tersisa kecuali amal kebaikan.
Seberapa mata, lisan, tangan dan kaki digunakan untuk kebaikan?Seberapa ilmu bermanfaat sudah diwariskan?
Sudahkan satu buku sebelum mati terwujud?
Atau nama kita, tanggal lahir dan tanggal kematian saja yang tercatat di nisan?
Hanya itukah sejarah kita?
Seberapa harta kita diamalkan?
Hanya warisan amal dan ilmu yang akan menyelamatkan kita.
Seberapa kita siap menghadapinya?
****
Jangan Lewatkan "Pintu Surga" skenario Asma Nadia Trans TV 16.30-17.30 setiap hari selama Ramadhan. Memperkenalkan aktor berbakat "Adam Putra Firdaus" penulis buku kocak Mostly Ghostly dan Mostly Spooky.
****
Depok Minggu 21 Agustus 2011
Buka bersama, Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia hadir di Gramedia Depok
Gratis, dapat ilmu dan berhadiah
http://www.facebook.com/groups/389144170604/doc/?id=10150340941150605
Subscribe to:
Posts (Atom)