Kalau dengar nama lapindo ingatan pasti langsung menuju lumpur lapindo, bencana yang menenggelamkan beberapa desa di Sidoarjo. Hingga Sidoarjo yang icon kotanya terkenal dengan kota udang dan kota petis, berubah menjadi kota lumpur.
Eh, saya nggak akan membahas tentang lumpur lapindo. Tapi dari lumpur lapindo ini ternyata memunculkan ide untuk membuat masakan dengan embel-embel lapindo. Ternyata memang tokcer idenya. Dan nama masakan itu diberi label "Ceker Lapindo" dan warungnya diberi judul warung "Mbak Nik"
Awalnya saya penasaran dengan masakan itu. Suatu hari, ada undangan di rumah tetangga disuguhi menu ceker ayam yang dimasak dengan kuah kecokelatan dengan rasa pedas bertabur irisan cabe. dari situ saya tahu bahwa masakan itu adalah ceker lapindo. Rasanya cukup menyengat. Tapi ternyata ibu tetangga saya itu memasak dengan versinya sendiri, bukan asli beli dari sumbernya.
Sebagai pecinta masakan pedas, penasaran dong dengan versi aslinya. Ceritanya, Aisya kan diterima di SMPN 1 Sidoarjo. Nah pas awal-awal ngantar tes masuk di depan gerbang sekolah ada warung yang selalu rame dijubeli pengunjung. Apalagi pas anak-anak pulang sekolah semakin berjubel aja jadinya. Saya belum ngeh. Setelah beberapa kali mengantar sekolah, saya penasaran, saya baca tulisan di depannya. "Ceker Lapindo" oalah... ini toh warung ceker lapindo itu. Akhirnya suatu hari sepulang sekolah ngajak Aisya makan di sana. Ternyata banyak menu yang ditawarkan, dan semua serba ceker. Ada ceker lapindo yang super hot, ceker rica-rica, pepes ceker, sup ceker, ceker goreng crispy dll.
Saya yang merasa raja pedas dengan sombong memesan satu porsi ceker lapindo, Aisya pesen ceker goreng crispy. Ternyata saya kuwalat, saya bener-bener kepedesean sampai kepala pusing dan dada rasanya ikut panas. Hwaahhhh.... bener-bener pedesnya bikin saya melotot dan kapok. Hehe tapi pingin terusss....
Dari rasa dan aromanya, saya bisa mengira-ngira bumbunya. Ceker dimasak seperti bikin ayam kecap tapi lebih berkuah dengan aroma daun jeruk purut yang sangat kuat, dan tentunya cabe rawit iris yang memenuhi seluruh kuahnya. Dan kalau saya rasakan, yang membuat pedasnya menyengat, karena ditambah merica, bukan hanya cabe. Jadi pedasnya bener-bener bikin yang makan merasa makan sambil berendam di lumpur lapindo :D Untuk menikmati ceker ala lapindo dengan rasa yang lebih manusiawi, saya biasanya membuat sendiri di rumah :))
Buat yang nggak suka pedas, saran saya pesan yang menu lain saja, biar bisa menikmati makan hehe :) Oh ya, bagi yang nggak suka ceker ada pilihan kepala dan sayap. Bersebelahan dengan warung ceker lapindo ada coto makasar dan es palu butung, bisa jadi alternatif bagi yang ingin menu lain. Bagi yang pingin selalu tampil cantik di depan orang, sebaiknya bungkus saja untuk dimakan di rumah biar belepotan, melotot dan megap-megapnya nggak kelihatan hihi.
Ini nih pilihan menunya |
Kalau mo dibawa pulang sudah dikemas plastik kayak gini |
penampakan ceker dalam rendaman lumpur lapindo :D |
Yang penasaran merasakan sensasi pedasnya ceker lapindo, kalau pas ke Sidoarjo jangan lewatkan kuliner yang satu ini. Tempatnya gampang dicari kok, daerah lingkar barat persis di depan SMPN 1 Sidoarjo. Buka mulai jam 09.00 - 22.00 itu kalau nggak kehabisan loh ya... dijamin megap-megap ^_^
wiiiiiiiiii mantap pedesnya heheh
ReplyDeletekalau yang dekat alun - alun Sidoarjo, beda lagi ya?
ReplyDeleteYang alun-alun sama yg ini sama. Pedesnya nggak nguatii
ReplyDeleteSaya suka saya suka
ReplyDelete