Dua
hari ini saya merasa ikut larut dalam duka. Air mata saya
berlinang-linang setiap kali melihat siaran televisi yang memutar
ulang jejaknya. Ya, hampir semua masyarakat Indonesia turut berduka
dengan kepergian Ustad Jeffry Al-Buchori. Ustad muda dengan gaya
khasnya, yang pernah melewati liku hidup yang bisa dibilang dramatis
hingga mencapai jalan kebenaran yang dia lakoni hingga akhir
hayatnya.
Uje buka siapa-siapa saya, dia hanya saudara seiman islam yang saya kenal lewat layar kaca. Tapi kepergiannya yang tiba-tiba di usia muda sungguh membuat saya merenung. Ketika di salah satu stasiun televisi swasta menayangkan kembali rekaman wawancara bersama Uje, ada kalimat yang membuat saya terpaku. Serasa mak jleb di hati.
Saat dia ditanya, “Apakah Anda merasa telah berhasil selama ini?”
Dengan
tegas Uje menjawab,”Saya merasa belum berhasil, karena bagi seorang
muslim yang mukmin, ukuran keberhasilan adalah saat dia meninggalkan
dunia ini dalam keadaan khusnul khatimah.”
Subhanallah….
Kiranya Allah mengabulkan keinginannya. Betapa saat kepergiannya
diiringi doa yang mengucur dari segala penjuru. Kebaikan-kebaikannya
kembali dikenang oleh banyak orang. Bahkan kebaikan-kebaikannya akan
selalu terpatri di benak orang-orang yang pernah mengenalnya. Meski
hanya mengenalnya lewat layar kaca seperti saya. Saya jadi terhenyak,
bagaimana nanti saat saya pergi?
Sungguh
kematian adalah guru terbaik. Panjang atau pendek umur manusia di
dunia ini, tak menjamin akhir hidup yang baik, khusnul khatimah. Dan saya tak
pernah tahu 5 menit atau 1 menit kedepan, bahkan 1 kejapan mata
kemudian, apa yang akan terjadi pada diri saya, suami, anak-anak dan
keluarga saya. Semoga dengan mengingat mati, saya bisa terus
memperbaiki diri menuju akhir yang khusnul khatimah. Semoga saya juga
bisa memperlakukan orang-orang di sekitar saya dengan sebaik-baiknya,
karena saya tidak pernah tahu siapa yang akan mendahului pergi.
Selamat jalan Uje, kepergianmu membuka mata dan hati banyak orang, bahwa mati adalah sebuah kepastian bagi setiap yang hidup dan bernyawa. Entah kapan datangnya, semoga berakhir dalam kebaikan, memegang teguh kalimah Allah. Laa Ilaa Ha Illa Allah Muhammaddarrosulullah.
Selamat jalan Uje, kepergianmu membuka mata dan hati banyak orang, bahwa mati adalah sebuah kepastian bagi setiap yang hidup dan bernyawa. Entah kapan datangnya, semoga berakhir dalam kebaikan, memegang teguh kalimah Allah. Laa Ilaa Ha Illa Allah Muhammaddarrosulullah.
selamat jalan Uje..
ReplyDeleteSemoga amal ibadahnya di terima di sisiNya
Amin