Monday 15 October 2012

Cara Mencegah Dan Menanggulangi Tawuran

Miris, menyaksikan tawuran pelajar termasuk mahasiswa kembali marak lagi akhir-akhir ini. Saya sampai tak kuasa menahan air mata saat melihat orang tua korban (meninggal) akibat tawuran menangisi anaknya yang pulang dalam keadaan tak bernyawa. Orang tua mana yang tak sedih dan pedih ditinggal anaknya, apalagi dengan kondisi 'mati konyol' menjadi korban tawuran.

Tawuran pelajar sangat mencoreng wajah pendidikan di negeri ini. Para pelajar yang seharusnya menjadi generasi penerus, membuat perubahan ke arah yang lebih baik justru berbuat kondisi negeri yang sedang gelisah semakin resah.

Kalau mencari siapa yang paling bersalah, tentunya yang ada hanya saling tuding menyalahkan. Dan tak akan menyelesaikan masalah. Yang perlu dicari adalah cara mencegahnya. Saya sebatas menyampaikan pendapat pribadi tentang mencegah tawuran sebatas kacamata saya sebagi seorang ibu.

Tak dipungkiri bahwa, jaman telah berubah. Anak-anak sekarang hidup di zaman yang berbeda dengan zaman orang tuanya dulu. Mereka hidup di zamannya. Zaman yang semakin mengglobal, zaman yang lebih mengedepankan kwantitas daripada kwalitas. Anak-anak hanya dituntut untuk mengejar kecerdasan kognitifnya tanpa mempedulikan potensi kecerdasan lainnya. Dalam hal ini kecerdasan emosi dan spiritualnya. Sehingga anak-anak tumbuh menjadi manusia-manusia yang hanya cerdas akademis tapi empati, dan hati nuraninya tidak tumbuh sebagaimana mestinya. Bahkan cenderung mati. 
 
Anak-anak sekarang lebih akrab dengan mesin dan teknologi dari pada berinteraksi dengan sesama manusia. Anak lebih akrab dengan gadget, game online, televisi dari pada berinteraksi fisik dengan teman sebaya atau orang tuanya. Permainan satu arah itu cenderung membuat anak menjadi egois, ingin menang sendiri, tak peduli dengan perasaan orang lain, karena mereka berinteraksi dengan benda mati. Sedangkan Permainan tradisional sangat penting untuk melatih anak-anak mengetahui aturan main, rasa guyub, dan sportifitas.
Maka dari itu, menanamkan anti tawuran perlu dilakukan sejak dini. Sejak anak-anak masih di bangku sekolah dasar bahkan bisa lebih rendah lagi. Karena mental tawuran bukan muncul tiba-tiba, tapi karena sebuah proses yang berlangsung terus menerus dari kebiasaan, tontonan, bacaan, atau lingkungan.

Beberapa cara Mencegah tawuran sejak dini:
  • Menanamkan nilai kasih sayang, dari lingkungan terdekatnya. Orang tua, dan keluarga. Jika anak sudah terbiasa dengan pola asuh penuh kasih sayang, maka hatinya akan lembut. Menanamkan nilai kasih sayang ini termasuk di dalamnya nilai-nilai spiritual (agama), akhlak, dan budi pekerti. Jadi sejak dini anak sudah terbiasa untuk menimbang apapun dengan hati, didasarkan pada nilai-nilai agama. 
      
  • Membangun sinergi antara orang tua, anak, dan guru (sekolah). Karena pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah. Pendidikan adalah hubungan timbal balik antara orang tua, anak didik, dan guru. Menempatkan anak sebagai subyek pendidikan, bukan obyek pendidikan, sehingga anak-anak merasa dihargai dan dimanusiakan.

  • Membekali dengan ilmu kehidupan dan pendidikan karakter. Umumnya, anak-anak di sekolah hanya diajarkan untuk pintar menulis, membaca dan berhitung. Ilmu-ilmu yang membuat otaknya penuh dan stress. Padahal di kehidupan nantinya, anak-anak perlu ketrampilan hidup. Seperti, berani menolak sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nuraninya, mampu mengendalikian emosi, bisa mencari solusi atas permasalahan dirinya, sehingga tidak mudah frustasi dan lain sebagainya.. Maka sebaiknya, orang tua atau sekolah mengajarkan ilmu-ilmu kehidupan ini sejak dini. Ilmu kehidupan bisa di dapat dari kehidupan sehari-hari, salah satunya dengan permainan tradisional, permainan tim, dan berinteraksi dengan alam sekitar.
     
  • Keteladanan. Anak-anak bukanlah miniatur orang dewasa. Semua ilmu, teori, dan pendidikan sebagus apapun tidak akan berhasil sempurna tanpa keteladanan. Orang tua, guru, pemimpin selayaknya memberikan teladan yang baik. Dan bagian yang terpenting dan utama adalah keteladanan dari orang tua. Saya sangat setuju jika ibu adalah sekolah pertama buat anak-anaknya. Ibu lah yang pertama kali mencontohkan dan mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang patut ditiru mana yang tidak, mana yang harus ditolak dan mana yang harus diterima
     
  • Perlunya pendampingan. Semua orang tua harus sadar, bahwa di zaman modern dan serba global, anak-anak tidak bisa tidak didampingi. Zaman dulu mungkin anak dilepas begitu saja tidak masalah, karena lingkungan masih bersih, belum ada sinetron, game online, internet, PS, dan sebagainya. Tapi berbeda dengan anak-anak sekarang. Mereka lebih kritis dan pintar, tapi jika mereka menyerap semua itu tanpa didampingi mereka akan meniru dan mempraktekkannya tanpa di saring. Karena anak-anak belum bisa membedakan imajinasi dan realitas. Suatu hal-yang dilakukan terus-menerus saat dia besar akan memjadi sebuah kebiasaan. Sebaiknya jauhkan anak-anak dari tontonan, atau game-game yang melibatkan kekuatan fisik, kecuali dengan pendampingan, sehingga mereka tahu mana yang boleh ditiru, mana yang tidak.

Dan semua itu adalah proses panjang yang harus dilakukan terus menerus hingga mereka besar, memasuki usia remaja hingga beranjak dewasa. Semoga suatu hari nanti tak ada lagi berita tawuran antar anak sekolah yang menimbulkan korban jiwa. Saya punya puisi yang cukup menyentuh tentang anak yang saya dapat saat mengikuti sebuah kelas parenting, dapat dibaca di sini. Semoga bermanfaat  :)


Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bersatu:Cara Mencegah Dan Menanggulangi Tawuran





9 comments:

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat.
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  2. Link salah jeng
    Tolong dibetulkan agar mengarah ke artikel di tamanblogger.com

    Terima kasih

    ReplyDelete
  3. Tawuran memang mengerikan ya mbak. Sinergi antara anak-ortu-pendidik harus bagus. Denga kemudahan teknologi, beban pelajaran (tuntutan) yang berat, anak menjadi semakin gelisah.
    Semoga sukses kontesnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih sudah mampir mbak, meski agak ragu nih terdaftar apa enggak :)

      Delete
  4. Link salah jeng
    Tolong dibetulkan agar mengarah ke artikel di tamanblogger.com sebelum jam 20.00 wib

    Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah saya perbaiki Pak Dhe, pas jam 8.00, setelah berjibaku dengan inet yg rada ngambek . semoga masih bisa terdaftar :))

      Delete
  5. Terimakasih sudah membaca. InsyAlloh :)

    ReplyDelete
  6. semoga tawuran bisa di berantas ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Bund, semoga tidak terjadi lagi ya :)

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...