Tantangan
minggu kelima cukup membuat saya memutar otak. Apa yang akan saya ceritakan
untuk tema cinta pertama? Memang cinta selalu saja meletupkan energy maha dahsyat. Apalagi jika itu bernama
cinta pertama. Cinta yang baru pertama kali dirasakan sungguh menghadirkan
sensasi yang sangat luar biasa. Berdebar-debar, ingin selalu berjumpa, ingin
selalu berada di dekatnya. Pokoknya rasa campur aduk yang sulit dimengerti.
Saat
itupun saya mengalaminya. Saya berdebar-debar ingin segera menemuinya. Saat
pertamakali saya merasakan detak jantung kehidupannya, perlahan cinta itu
tumbuh. Cinta yang membahagiakan. Inilah
cinta pertama saya.
Berbulan-bulan
saya menanti sosoknya hadir nyata.
Hingga genap sembilan bulan , tibalah saatnya. Karena saya ingin cinta
pertama saya disambut oleh orang-orang terdekat, terutama ibu saya. Saya menyambutnya dengan pulang ke pelukan
mama, wanita yang dulu juga mengenalkan cinta pertamanya pada saya.
Rupanya
sampai tanggal yang diperkirakan kami bisa bertemu, dia belum hadir juga. Saya tak mungkin memaksanya.
Karena saya ingin pertemuan antara saya dan dia berjalan normal sesuai dengan
rencanaNya. Saya tak ingin memaksakan
dia harus menemui saya sesuai dengan hitungan angka . Biarlah dia hadir sesuai
kehendakNya saja.
Pagi
itu, lebih satu hari dari perkiraaan pertemuan kami, terasa ada yang tidak
nyaman di bagian perut. Rasa mulas yang semakin menggigit dengan rentang waktu
yang semakin pendek, terasa begitu menyiksa. Tapi kembali saya ingat, inilah
bukti cinta dan pengorbanan yang harus saya bayar untuk pertemuan kami. Selanjutnya saya nikmati rasa sakit sambil
mengiringinya dengan tarikan napas yang dipenuhi doa-doa untuk keselamatan kami
berdua. Bahkan jika terpaksa pertemuan ini, saya harus mengorbankan nyawa , rasanya
akan rela. Asal cinta pertama ini bisa hadir nyata.
Saat
rasa sakit semakin menghebat, semakin saya keraskan tarikan doa sambil
berbisik, sayang, sebentar lagi kita akan bertemu. Tak berapa lama ,tiga orang berbaju putih-putih di ruangan itu terlihat sibuk . Dengan sebuah
tarikan napas panjang dan
menghembuskannya kuat-kuat, akhirnya penantian itu berujung.
Tangisan
kecil nya memecah sunyi. Tubuh mungilnya yang masih merah berbalut selaput
berlendir memaku mata, hingga saya tak sanggup berkata-kata. Tak kuasa, cairan
bening menganak sungai di pipi. Berulang-ulang kalimat syukur saya panjatkan.
Bayi
mungil itu mengenal cinta pertama dari saya, ibunya. Cinta yang membuatnya
tumbuh, cinta yang membimbing hatinya mengerti mana yang benar dan mana yang
salah, cinta yang mengenalkannya pada Dzat Maha Cinta.
Dari
sanalah awal pertama seorang anak belajar cinta. Dari dada ibunya seorang anak
mendapat kehangatan dan menyesap cairan kehidupan. Jika di dua tahun pertama
dia tak mendapatkan sentuhan cinta dari seorang yang yang menjadi perantara
kehadirannya, alangkah nelangsa dan ironisnya nasib seorang anak. Mungkin dia
akan tumbuh menjadi seorang manusia yang kasar, kejam, psikopat, atau
sebaliknya, menjadi manusia yang lemah, cengeng dan tak kuasa melewati
perjalanan hidup.
Dan
kini hampir 14 tahun saya berusaha selalu menjadi cinta pertama bagi anak-anak.
Meski ujian kesabaran tak pernah
berhenti menyertainya. Cinta yang
meninggalkan jejak cinta sederhana di setiap jengkal langkah anak-anak. Karena
yang akan mereka kenang dari saya, bukanlah hal-hal hebat yang saya tinggalkan.
Tapi hal-hal sederhana yang sangat hebat di mata dan terekam kuat di hati
mereka.
Anak-anak adalah buku cerita yang
sedang kita tulis, dengan tangan kita sendiri.
Bagian pertamanya sungguh membuat takjub,
Dan bagian-bagian berikutnya seringkali sungguh sangat mencengangkan.
Semoga buku cerita yang kita tulis dengan penuh cinta,
Berakhir dengan indah.
Silakan singgah juga di sini :)
Anak-anak adalah buku cerita yang sedang kita tulis, dengan tangan kita sendiri.
ReplyDeleteBagian pertamanya sungguh membuat takjub,
Dan bagian-bagian berikutnya seringkali sungguh sangat mencengangkan.
Semoga buku cerita yang kita tulis dengan penuh cinta,
Berakhir dengan indah.
~ku copas tuk status facebook ya....
Silakan, sertakan sumbernya atau tautkan ke link ini ya :)
DeleteSemoga berakhir dengan indah buku ceritanya ya mbak. Usia pernikahan kita nyaris sama. SAya 14 tahun bulan kemarin :)
ReplyDeleteAaamiin .... :) iya, saya tahun ini menuju tahun ke 15 aihh... sudah remaja ya mbak :D
DeleteApik kisahnya
ReplyDeleteCinta pertama memang mendebarkan ya jeng
Salam hangat dari Surabaya
Matursuwun rawuhipun Pak Dhe :)
DeleteKehadira buah hati selalu membahagiakan setiap ibu ya mbak
ReplyDeleteSemoga sukses GAnya
Salam
Iya, kebahagian dan sebuah amanah yang besar :)
DeleteAih vanda..aku suka dengan puisinya bahwa anak anak adalah bukubyang bagus
ReplyDelete