Bismillahirrahmanirrahiim .....
Bulan Ramadhan. Bulan penuh berkah yang dinanti setiap umat
muslim. Bahkan membawa berkah untuk
semua umat manusia. Di bulan inilah semua orang berlomba-lomba berbuat
kebaikan. Dan salah satu yang banyak dijumpai
adalah berlomba-limba memperbanyak zakat, infak dan sedekah.
Banyak dijumpai, atas nama pribadi
maupun lembaga berbondong-bondong membagikan sebagian rezeki baik dalam bentuk
uang maupun barang kebutuhan sehari-hari. Orang mengular dalam antrian panjang.
Bahkan demi selembar uang Rp. 20.000 atau sebungkus sembako itu, mereka rela
berdesak-desakan, saling dorong, saling injak, bahkan tak jarang hingga
menimbulkan korban jiwa. Sungguh sangat
ironi, dan terasa ngilu di hati setiap kali melihat pemandangan tersebut, baik
di layar kaca ataupun di surat kabar.
Alangkah lebih bijaksananya, jika
para orang-orang mampu yang mendatangi para dhu'afa itu. Memberikan hak mereka
dengan santun, tanpa perlu mereka berdesakan.
Seolah tergambar begitu menyedihkannya nasib kaum papa dan betapa
arogannya kaum berpunya.
Untuk membagikannya mungkin bisa
dengan cara berkoordinasi dengan RT/RW setempat, rumah yatim atau sekolah-sekolah. Biarkan mereka yang mendata berapa orang yang
berhak untuk menerima zakat, infak dan sedekah.
Dan lembaga-lembaga ataupun orang pribadi tinggal mengantarkannya ke
tempat-tempat itu, dan membagikannya langsung ke tangan mereka yang berhak.
Sungguh akan lebih indah jika para
orang kaya mendatangi orang yang kurang mampu dan mengulurkan hak mereka tanpa
mereka kehilangan harga diri mereka sebagai peminta-minta. Seperti Kalifah Umar
bin Khatab yang rela memanggul sekarung beras dan mengantarkannya langsung ke
rumah seorang janda miskin.
Semoga dengan hadirnya Ramadhan
membuat kita lebih semangat berlomba-lomba berbagi dengan tetap memuliakan para
kaum dhu'afa.
gambar diambil dari sini |
*Tulisan yang pernah dikirim untuk rubrik 'Gagasan Jawa Pos' berhubung sudah lebih 5 hari maka tulisan ini saya anggap kembali ke pemiliknya. Dari pada mubazir saya pasang di sini saja :))
saya setuju dengan bunda,
ReplyDeleteseperti itu malah kasihan kaum dhuafanya. kalau mereka puasa? kan kasihan panas-panas..
iya mbak, miris lihatnya ya. makasih ya sudah berkunjung dan meninggalkan jejak :)
Deletesetuju mbak, apalagi kl kemudian terjadi rusuh.. sdih bgt liatnya..
ReplyDeleteiya, demi uang segitu (yg tentunya sangat berharga bagi mereka) sampai hrs bertaruh nyawa :(
Delete