Thursday, 16 August 2012

MEMULIAKAN DHU'AFA


Bismillahirrahmanirrahiim .....
          
           Bulan Ramadhan.  Bulan penuh berkah yang dinanti setiap umat muslim.  Bahkan membawa berkah untuk semua umat manusia. Di bulan inilah semua orang berlomba-lomba berbuat kebaikan.  Dan salah satu yang banyak dijumpai adalah berlomba-limba memperbanyak zakat, infak dan sedekah.

            Banyak dijumpai, atas nama pribadi maupun lembaga berbondong-bondong membagikan sebagian rezeki baik dalam bentuk uang maupun barang kebutuhan sehari-hari. Orang mengular dalam antrian panjang. Bahkan demi selembar uang Rp. 20.000 atau sebungkus sembako itu, mereka rela berdesak-desakan, saling dorong, saling injak, bahkan tak jarang hingga menimbulkan korban jiwa.  Sungguh sangat ironi, dan terasa ngilu di hati setiap kali melihat pemandangan tersebut, baik di layar kaca ataupun di surat kabar.

            Alangkah lebih bijaksananya, jika para orang-orang mampu yang mendatangi para dhu'afa itu. Memberikan hak mereka dengan santun, tanpa perlu mereka berdesakan.  Seolah tergambar begitu menyedihkannya nasib kaum papa dan betapa arogannya kaum berpunya.

            Untuk membagikannya mungkin bisa dengan cara berkoordinasi dengan RT/RW setempat, rumah yatim atau  sekolah-sekolah.  Biarkan mereka yang mendata berapa orang yang berhak untuk menerima zakat, infak dan sedekah.  Dan lembaga-lembaga ataupun orang pribadi tinggal mengantarkannya ke tempat-tempat itu, dan membagikannya langsung ke tangan mereka yang berhak.

            Sungguh akan lebih indah jika para orang kaya mendatangi orang yang kurang mampu dan mengulurkan hak mereka tanpa mereka kehilangan harga diri mereka sebagai peminta-minta. Seperti Kalifah Umar bin Khatab yang rela memanggul sekarung beras dan mengantarkannya langsung ke rumah seorang janda miskin.

            Semoga dengan hadirnya Ramadhan membuat kita lebih semangat berlomba-lomba berbagi dengan tetap memuliakan para kaum dhu'afa.

gambar diambil dari sini





*Tulisan yang pernah dikirim untuk rubrik 'Gagasan Jawa Pos'  berhubung sudah lebih 5 hari maka tulisan ini saya anggap kembali ke pemiliknya.  Dari pada mubazir saya pasang di sini saja :))

4 comments:

  1. saya setuju dengan bunda,
    seperti itu malah kasihan kaum dhuafanya. kalau mereka puasa? kan kasihan panas-panas..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, miris lihatnya ya. makasih ya sudah berkunjung dan meninggalkan jejak :)

      Delete
  2. setuju mbak, apalagi kl kemudian terjadi rusuh.. sdih bgt liatnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, demi uang segitu (yg tentunya sangat berharga bagi mereka) sampai hrs bertaruh nyawa :(

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...