Hari tak selamanya pagi.
Ia akan bergerak pasti menuju siang
Lalu meredup menjadi senja
Senja akan jatuh dalam pelukan malam
Tengelam
Lalu pagi yang baru
Penuh harapan menggantikan senja kemarin
Showing posts with label fiksi. Show all posts
Showing posts with label fiksi. Show all posts
Monday, 6 July 2015
Thursday, 21 February 2013
[BeraniCerita #2] G-String Merah
[BeraniCerita #1] Lipstik Merah
Sebulan yang lalu, terakhir aku
bicara dengannya. tak kusangka dalam lembar hidupku akan terselip
cerita kelabu, bahkan kelam.
Ini bukan Romeo dan Juliet yang
sampai mati berjuang bertahan dengan cinta mereka. bukan pula Paris
dan Helen yang menyulut Perang Troya. bukan... Ini kisah seorang
manusia biasa yang terlempar pada dunia yang tidak biasa.
Sunday, 16 September 2012
FF : LAFAZ CINTA
Sesaat kau hanya menunduk dan terdiam, tak sepatah katapun keluar dari bibir mu. Aku tahu, diammu bukan berarti ya, diammu adalah kebimbangan..
“Maaf El, aku belum siap.”
“Apa yang kau tunggu Ra, aku serius untuk menikahimu.”
“Beri aku waktu El, kalau kau tidak bisa menunggu, biarlah aku melepasmu”
Akhirnya senja ini, kita sepakat untuk mengisi hidup kita masing-masing. Wajar jika kau masih ragu untuk menikah denganku. Usiaku yang tiga tahun lebih muda dan kondisi ekonomiku yang belum mapan pasti menjadi pertimbangan terbesarmu untuk menerima lamaranku. Tak bisa aku meyakinkanmu jika Allah akan mencukupkan rezeki bagi orang yang menikah.
Bapak dan ibu tidak bisa berkompromi lagi, usahaku mengulur-ngulur waktu sudah sampai pada ujungnya. Waktu satu bulan yang aku berikan pada bapak hampir berakhir, dan aku masih berharap Almira menyampaikan kabar gembira, bersedia menerima lamaranku.
“Eldi, bapak dan ibu sudah tua, kami hanya ingin melihatmu menikah. Kalau kau belum juga mengajak bapak untuk melamar gadis pilihanmu, bapak sendiri yang akan melamarkan seorang gadis pilihan bapak untukmu”
“Glekk,” aku hanya bisa menelan ludah. Hari gini aku harus menerima untuk dijodohkan? Tapi memandang wajah Bapak yang semakin layu diterpa usia, dengan gurat-gurat kelelahan membayangi wajah yang masih menyisakan kegagahan masa mudanya, sungguh aku tak kuasa menolak.
Akhirnya, aku menerima gadis yang dipilihkan bapak. Proses ta’aruf cukup singkat dan semua dimudahkan oleh Allah. Setelah keluargaku resmi melamar, dalam dua minggu aku pontang-panting mengurus semua persiapan pernikahan.
Mungkin semua orang yang mengetahui hubunganku dengan Rara akan berpikir aku telah meninggalkannya untuk menikah dengan gadis lain. Dan bisa dipastikan mereka semua akan terkejut saat menerima undangan . Mungkin mereka akan menganggap undangannya salah cetak, karena bukan nama Rara yang bersanding dengan namaku, tapi nama Nisa gadis sederhana pilihan orang tuaku. Biarlah…aku tak peduli, karena aku percaya cinta yang benar akan menemukan jalannya, dan jalan cinta antara dua orang berbeda jenis adalah pernikahan.
***
Hari ini aku bahagia, aku ucapkan lafaz cinta
dihadapan penghulu dengan disaksikan semua keluarga dan kerabat .
Kulihat senyum tak pernah lepas dari wajah Bapak dan Ibu, bahagia juga
menjalari seluruh bilik dan ruang hatiku.“Semoga lafaz cintaku tidak di atas lukamu Ra ,” hatiku berucap lirih.
***
“Semoga berkah Allah selalu terlimpah untukmu El.”
Rumah Hijau, 03119022011
FF lama yang batal dikirim untuk lomba karena nyangkut imelnya :D dari pada cuma nampang aku ikutkan di giveaway Elfarizi 4 th anniversary KATEGORI: FIKSI MINI (kayaknya sekitar 400 kata deh ini )
Monday, 10 September 2012
Giveaway Novel Cinderella Syndrome, Leyla Hana
Siang tadi BW dan nemu GA di blognya mba fardelynhacky. Giveaway atas syukuran kelahiran novel mbak Leyla Imtychannah berjudul Cinderella Syndrome (covernya yang di atas itu). Untuk tata cara GA-nya dibaca sendiri di sini aja ya :)
Saat makan siang tiba-tiba cling... dapat ide, terus ketik-ketik mumpung masih jam istirahat kantor, mau langsung diposting, sinyal 'ndlosor bin nyungsep' hehe. Ya wislah nunggu sampai di rumah.
Saya pilih tokoh Erika, dan inilah hasil imajinasi saya :))
Erika menatap pantulan bayangan dirinya di
cermin dengan pandangan kosong. Sejenak
dia terpaku, kemudian perlahan tangannya mengusap wajah, menelusuri permukaan
kulitnya yang bersih terawat. Entah kenapa, tiba-tiba saja perasaan gundah
merayapi hatinya. Sebelumnya dia tak
pernah peduli dengan omongan orang tentang dirinya.
Di
usianya yang memasuki kepala tiga, Erika masih saja sendiri. Apakah salah, jika seorang wanita masih
berstatus gadis di usianya yang ke 30? Apakah pernikahan harus dipaksakan hanya
untuk alasan status di lingkungan sosial dan menghapus gelar perawan tua yang
akan disandangnya? Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam benak Erika, semakin
membuat hatinya pedih dan sedih.
Sebenarnya
selama ini Erika enjoy saja dengan setatus singglenya, bahkan saat satu persatu
adik-adiknya melangkahi untuk menikahpun dia tetap tersenyum memberikan restu.
Baginya, alangkah tidak bijaksananya jika adik-adiknya tak bisa melangkah
memasuki gebang pernikahan hanya karena
terganjal status kakak perempuannya yang masih gadis. Bukankan jodoh, rezeki dan mati hanya Tuhan
yang berhak mengatur? Dan Erika sadar betul, keputusannya untuk tidak menikah
janganlah menjadi penghambat kebahagiaan
adik-adiknya.
Hingga
dua adik perempuannya kemudian menikah dan memberikan keponakan yang lucu-lucu
untuknya. Rasanya bahagia memandang
keluarga kecil adik-adiknya. Tak kalah bahagianya, melihat kegembiraan tak
terkira di wajah Bapak dan Ibu yang semakin lanjut.
Selama
ini Erika sangat menikmati hidupnya, sebagai wanita muda dengan karir cermelang
di sebuah perusahaan bonafid tentulah menjadi idaman banyak orang. Sebenarnya banyak lelaki yang menaruh hati
pada Erika. Wajah cantik dan
keramahannya mempunyai daya tarik
tersendiri bagi para kaum adam. Tapi
Erika seolah tidak peduli dengan kehadiran para pemuja di sekelilingnya. Trauma masa kecilnya itu masih membekas lekat di memori dan
hatinya. Sebuah kecelakan saat dia bersepeda membuat luka di organ
reproduksinya dan merobek selaput kehormatan
wanitanya. Meskipun berulang kali
dia diajak konsultasi ke dokter juga psykolog, tapi dia tetap belum yakin, jika
ada seorang lelaki yang mau menerima seorang gadis yang tidak perawan, meskipun
ketidak perawanan itu bukan disebabkan sebuah perlakuan sexual.
“Nak,
apa kamu akan bertahan untuk hidup sendiri selamanya? Bukalah pintu hatimu
untuk lelaki yang sungguh-sungguh ingin menjadi suamimu, Bapak dan Ibu sudah
tua. Tidak ada lagi yang Ibu harapkan, selain melihatmu menikah.”
Kembali
terngiang ucapan Ibu beberapa hari yang
lalu. Tapi apakah ada seorang lelaki
yang mau menerima seorang wanita yang sudah tidak utuh? Tidak bisa
mempersembahkan tetesan darah di malam pertamanya?
Akhirnya
semua kegelisahan dan keraguan Erika runtuh dan perlahan menguap setelah dia
bertemu dengan Rizal, seorang pemuda teman adiknya. Seorang lelaki gagah, dengan tubuh atletis
dan wajah lumayan, bertanggung jawab dan sayang pada keluarga, meski usianya
dua tahun lebih muda darinya. Dan yang
terpenting kesungguhan Rizal untuk menikahinya itulah yang terpenting.
Tak
menunggu lama Erika dan Rizalpun menikah.
Ketakutan dan kehawatiran Erika selama ini ternyata tidak terbukti. Hari-hari mereka lewati dengan penuh kebahagian.
Dan Alloh Maha berkehenda, tak lama setelah menikah, Erika pun hamil. Pupus
sudah kehawatirannya untuk sulit mempunyai anak karena kecelakaan itu.
Kehadiran seorang bayi laki-laki semakin
menambah lekat cinta mereka berdua.
Hingga
suatu hari, semua kebahagiaan itu terkoyak oleh sebuah SMS. Tanpa sengaja Erika
membuka SMS di hanphone suaminya yang tertinggal di rumah. Pesan singkat dengan bertabur kata-kata mesra
penuh cinta. Saat itu seakan dunia berhenti berputar, semua menjadi buram
berkabut bagi Erika. Bukan kata-kata mesra itu sebenarnya yang paling membuat
dunianya hancur berkeping, tapi nama pengirim yang tertera disana yang menjadi
penyebabnya. Dodi Firmansyah, pengirim
pesan-pesan mesra itu. Haruskah dia
bersaing dengan seorang lelaki untuk tetap bertahan sebagai istri Rizal?
Rasanya lebih menyakitkan, bersaing dengan lelaki! Meskipun berebut dan berbagi suami dengan wanita juga tak kalah menyakitkannya.
***
Bagaimana nasib Erika selanjutnya? Silakan diteruskan dengan imajinasi masing-masing yaa... karena saya harus melanjutkan pekerjaan kantor sebelum pindah tempat minggu depan hehe (Siapa yang nanya??)
Subscribe to:
Posts (Atom)