Monday 9 November 2015

Parade Surabaya Juang, Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2015

Setiap memasuki bulan November,  kota Surabaya terasa meriah dengan aura Hari Pahlawan. Hari Minggu  08 Nopember, Surabaya punya gawe yang selalu ditungu-tunggu warganya tujuh tahun terakhir ini. Parade Surabaya Juang, pawai dan drama teatrikal memperingati hari Pahlawan

Meski Saya tingal di Sidoarjo, tapi sehari-hari wara-wiri mengais rezeki di Surabaya. Jadi, saya juga bisa merasakan denyut nadi jantung kota Surabaya yang semakin bergelora setiap memasuki bulan November. 
Bersama the Krucils, menerjang panas terik menuju pusat kota Surabaya. Sekitar jam 14.00 WIB saya sampai di pusat kota, Jl. Tunjungan. Whuaahh... sudah ramai saja. Sempat bingung mau parkir di mana, biar jalannya tidak terlalu jauh. Akhirnya diputuskan parkir di Simpang Pojok, depan Hotel Simpang. Alhamdulillah... parkir masih longgar. Bergegas saya menggandeng krucil berjalan menuju Hotel Majapahit. Pasti penasaran kan, mengapa saya memilih titik ini? Karena saya ingin melihat pengibaran bendera di atas hotel Majapahit. Hotel yang menjadi saksi sejarah peristiwa perobekan  bendera 3 warna  Belanda menjadi sang Merah Putih. Dalam sejarah hotel ini dikenal dengan nama Hotel Oranje atau Hotel Yamato. Di sinilah  upacara pengibaran Bendera Merah Putih akan dilaksanakan.  

Rute Parade ini berawal dari Tugu Pahlawan dan berakhir di Taman Surya kantor Pemkot Surabaya. Sekitar pukul 14.30 dari arah utara terlihat  barisan para veteran yang dulu ikut baku tembak dalam peristiwa 10 November. Para Veteran yang sudah sepuh itu masih memperlihatkan sisa-sisa kegagahan di balik seragam yang dikenakan. Para veteran sepuh yang duduk di atas kursi rodapun, antusias hadir. Memandang mereka hati saya langsung trenyuh sekaligus bangga luar biasa. Para tentara veteran itu berbaris rapi di depan panggung utama. Kehadiran mereka diiringi paduan suara yang menyanyikan lagu-lagu perjuangan yang membuat rasa nasionalisme saya membuncah. Saya, dan beberapa penonton di sekeliling tanpa sadar ikut semangat bernyanyi. Lagu Indonesia Pusaka seperti menyihir, dan tanpa terasa mata saya berkaca. 

Para Veteran sepuh ini masih gagah ya...
Paduan Suara.  Lagu-lagu dan suaranya bikin semangat 

Kemudian diadakan upacara serah terima senjata dari para veteran kepada pejabat pemkot Surabaya. Saya tidak begitu memperhatikan, karena posisi agak jauh. Kini tiba di puncak acara, pengibaran sang Merah Putih di atas Gedung Hotel 'Yamato' Majapahit. Semua mata yang hadir tertuju ke atas. Menyaksikan dua orang pemuda bersiap mengibarkan Bendera Indonesia tercinta. Perlahan bendera naik dengan diiringi lagu Indonesia Raya yang menambah syahdu suasana. 

Terus terang, entah sudah berapa tahun saya tidak mengikuti upacara bendera. Perasaan haru bercampur bangga, juga optimis merasuk menjadi satu. Indoneisa masih ada, NKRI masih nyata, jadi miris kalau ingat kehebohan dan gonjang-ganjing akhir-akhir ini. Jika saya dan semua orang Indonesia mau membaca sejarah, dan memandang para veteran sepuh yang berbaris di depan itu, tegakah kita menghianati jerih payah perjuangan mereka? Sementara kita hidup enak di zaman merdeka karena perjuangan dan pengorbanan mereka. Ahh... jadi melow sekaligus geregetan.

Pengibaran Sang Merah Putih

Yuk ah dilanjut. Setelah pengibaran bendera, dilanjutkan dengan pembacaan puisi di atas atap gedung Hotel. Pekik takbir dan merdeka membuat penonton seolah terseret ke peristiwa heroik 'Arek-Arek Suroboyo'. Apalagi saat terdengar rekaman asli suara Bung Tomo membahana membakar semangat.

Setelah selesai seremonial itu, dari arah utara muncul berbagai kelompok barisan yang menggambarkan perjuangan. Kelompok veteran yang memangul berbagai macam senjata berjalan dengan gagah, kelompok veteran dengan mengendarai sepeda onthel kuno, pasukan murching band dari berbagai sekolah dan korps, ada dari AL, AU, Kepolisian. Perwakilan dari perbagai kelurahan menampilkan aneka kreasi kostum. Ada kostum petani, kostum pejuang, ada penampilan drama, teatrikal, juga musik portal ,membuat penonton terhibur. Perwakilan siswa dari berbagai sekolah juga tak kalah bersemangat, ada yang berbusana daerah, pakaian pramuka dan aneka kostum unik bernuansa perjuangan.


Aneka kostum peserta parade

Salah satu atraksi teatrikal

pasukan sepeda onthel

Saya melihat beberapa kelompok barisan, lengkap membawa senjata dan petasan. Sayangnya atraksi teatrikal mereka dipentaskan di jalan depan Grahadi.*hiks mau mengikuti jalan ke arah Tunjungan nggak mungkin, sudah terlanjur berjubelan.

Parade diakhiri dengan konvoi barisan tank. Tank-tank yang biasanya hanya bisa dilihat di tempat tertentu, kini melintasi jalanan tengah kota. Warga sangat antusias. Apalagi tank-tank ini berjalan pelan, hingga warga bisa berkesempatan bernarsis ria foto di depan tank. Bahkan saat saya berjalan pulang, di depan Tunjungan Plaza, warga yang berminat, diperkenankan bisa ikut naik ke atas tank. Waahh... seru! Sangking saya berombongan dengan the Krucils, dan harus segera pulang. Kalau sendiri, pasti saya nekat ikut naik hihi. *kalau beneran, hanya berharap semoga nggak ada yang kenal :D

Parade Tank

Masyarakat antusias menjajal naik tank
Ups... pasukan terakhir ternyata bukan barisan tank.  Ternyata saya keliru Sodara! Pasukan paling belakang adalah para pejuang kebersihan, alias Pasukan Kuning Pemkot Surabaya. Mereka lengkap dengan senjatanya, sapu, cikrak, dan tong sampah. Keren kan? Jadi aksi teatrikal mereka langsung membersihkan bekas-bekas  aksi barisan-barisan di depan tadi. Horee! Tepuk tangan dong buat Pasukan Kuning ^-^

Atraksi Pasukan Kuning


Pasukan  Paling Terakhir Parade Juang  :D

Semoga tahun depan punya kesempatan untuk menyaksikan Parade Juang lagi. Berharap setelah melihat parade, the Krucils ( Aisyah dan adik-adik sepupuya) tumbuh rasa nasionalisme, cinta dan bangga pada tanah airnya. Parade Juang ini sepertinya akan menjadi daya tarik wisata khas kota Surabaya. Semoga penyelenggaranya terus istiqomah.

Bangsa yang Besar, adalah Bangsa yang Menghargai Jasa-Jasa Pahlawannya

Selamat Hari  Pahlawan, 10 November 2015, Merdeka!

12 comments:

  1. Tiap ada parade, aku slalu merinding waktu pasukan cak koen lewat.. Pasukan gagah berani.. Pahlawan kebersihan warga surabayaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Eda beneerr banget. Di tangan pasukan inilah wajah Surabaya semakin cantik, molek dan ramah :)

      Delete
  2. ACranya menarik sekali, yuuuuk generasi muda saatnya kamu bekerja dan membanggakan bangsamu! Selamat hari pahlawan ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup betul banget, generasi muda sekarang harus mulai nyadar :)

      Delete
  3. Aku juga suka lihat Parade Juang... dulu ada perang-perangan di dekat Balaikota

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak. Sayang ga bisa nonton aksi kolosal teatrikal perang 10 Nov di jl. Pahlawan tangal 9 malemnya :(.

      Delete
  4. Memang aksi puncak adalah yang dilakukan oleh pasukan kuning,,, asyik mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh... betul pasukan kuning menutup parade dengan cantik :) Terimakasih untuk kunjungannya mas Budi :)

      Delete
  5. Huaaa kami ga sempat ke mana-mana, Mba hiks. Moga lain kali ada rezeki. Tapi, membaca postingan ini, aku jadi tahu tentang Parade Juang. Btw, aku temenin naik tank yuk. :))))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi Yuk ah mbak Haya, semoga tahun depan bisa kembali lagi nyambangi Surabaya, trus kita naik tank :)))

      Delete
  6. kota surabaya memang pantas dengan sebutan kota pahlawan. keren acaranya

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...