Wednesday 24 October 2012

Belajar Tidur Sendiri


Melatih anak untuk tidur sendiri terpisah dari orang tua, menurut saya pribadi adalah moment yang cukup berat yang harus dilalui baik oleh anak maupun orang tua, terutama ibunya. Bayi yang selama ini ditimang-timang dan dikeloni harus lepas dari pelukan saat tidur. Saya pribadi termasuk ibu yang tidak tega kalau harus berpisah tidur dengan anak sejak dini (usia batita). Meskipun dari segi perkembangan anak (menurut Dra Erry Soekresno) di usia 2-3 tahun sebenarnya anak sudah siap untuk tidur sendiri, dan dorongan untuk mandirinya juga besar. Namun bukan berarti di usia itu secara ekstrim menyuruh anak untuk tidur sendiri langsung tanpa tahapan. Mulai usia 2-3 tahun anak sudah bisa pelan-pelan mulai dilatih, hingga anak nantinya anak akan siap untuk benar-benar tidur terpisah di usia 7 tahun.


Tabloid Nakita 707

Bukankah Rosulullah juga bersabda, "Suruhlah anak-anakmu shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah* mereka (jika tidak mau sholat) ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka." (HR. Abu Dawud )

Memisahkan tidur anak selain melatih mandiri, juga berkaitan erat dengan masalah aurat dalam keluarga. Karena anak-anak yang semakin besar, dan ada hal-hal yang mesti dijaga dari kamar orang tuanya. Hal ini merupakan pendidikan anak, yang  secara tidak langsung juga menanamkan nilai-nilai akhlak.

Kembali pada topik semula, tentang pengalaman saya melatih anak untuk tidur sendiri, saya merasakan susah saat melatih Aisya tidur sendiri. Karena kebiasaan Aisya yang kalau tidur harus 'mentil' meskipun sudah disapih, sejak usia 2,5 tahun tapi menjelang tidur dia harus memegang dada saya, hingga dia terlelap. Bahkan sudah terlelap pun dia akan terasa bila saya tidak ada di sampingnya. sampai usia TK B, hampir SD, Aisyah masih susah untuk belajar tidur sendiri.

Buku penghubung antara guru dan orangtua saya manfaatkan untuk memotivasi Aisya. Kebetulan di buku itu untuk melatih kemandiriian ada kolom chek list "Tidur tanpa ditemani". Jadilah kolom itu menjadi senjata cukup ampuh untuk Aisya, karena dia akan bangga kalau kolom itu berisi tanda centang bukan silang.

Karena kebiasaan tidur dengan 'mentil' dan memeluk saya, akhirnya saya punya cara dengan menyelipkan guling besar dan beberapa boneka besar di kanan kirinya. Melatih tidur sendiri pun tidak serta merta langsung berhasil. Kadang tengah malam dia terbangun dan pindah di kamar Ayah Ibu, 'ndusel' di tengah-tengahnya :)) Nanti saya gendong atau gandeng pindah ke kamarnya lagi. Paling enggak, jika dia bangun nanti, dia merasa bangga sudah tidur sendiri. Dan saat mengisi buku penghubung dia pasti akan berseru "Tidur sendiri, Ya!"  hehe padahal kadang semalam dia lebih banyak tidur ditemani dari pada tidur sendiri.

Trik menyelipkan guling cukup ampuh untuk membuat Aisyah tenang dan nyaman tidur sendiri. Tapi tetap, saya tidak membiarkan Aisya tidur sendiri begitu saja, saya tetap melakukan ritual sebelum tidur bersamanya. Mulai cuci tangan, cuci kaki, gosok gigi, dan yang wajib tentu saja berdoa sebelum tidur dan mendongeng tidak pernah ketinggalan.  Juga ritual garuk punggung :D

Karena menurut saya ritual-ritual menjelang tidur itu adalah sebuah jejak cinta sederhana yang nanti akan membekas di hati dan jiwanya, menjadi legenda yang akan dikenang tentang sosok ibunnya :) *eh, ini enggak lebay loh... ternyata  mengusap kepala, dan menggaruk(mengusap) sepanjang tulang belakang (punggung) membuat nyaman anak karena syaraf-syaraf yang ada di kepala dan sepanjang tengkuk hingga tulang ekor akan mengirimkan rasa nyaman, dan bila sambil bercerita atau mengucapkan kata-kata positif akan langsung masuk ke otak anak. Karena saat sedang "liyer-liyer" gelombang otak berada dalam kondisi "teta". Kondisi dimana gelombang otak dalam keadaan tenang di bawah sadar. (hasil nyerap ilmu dari kelas parenting)

Sekarang Aisya sudah 10 tahun, sudah berani tidur sendiri. Tapi kadang saya yang suka kangen pingin ngeloni, tidur sambil meluk dia :D


4 comments:

  1. harus ada trik2nya supaya anak mau tidur sendiri ya mbak :)

    ReplyDelete
  2. selalu ada cara untuk memberikan nilai kebaikan kepada anak-anak.

    Selamat ya mbak... sudah berhasil mengajari ananda untuk tidur sendiri..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbak. Iya mba, menanamkan nilai kebaikan ternyata bisa lewat hal-hal yg terlihat amat sederhana :)

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...