Sunday 16 September 2012

FF : LAFAZ CINTA

   
          “Ra, aku akan melamarmu pada  kedua orang tuamu?” tanyaku memecah sunyi.

            Sesaat  kau hanya menunduk dan terdiam, tak sepatah katapun keluar dari bibir mu.  Aku tahu, diammu bukan berarti ya, diammu adalah kebimbangan..

            “Maaf  El, aku belum siap.”

            “Apa yang kau tunggu Ra, aku serius untuk menikahimu.”

            “Beri aku waktu El, kalau kau tidak bisa menunggu, biarlah aku melepasmu”

            Akhirnya senja ini, kita sepakat untuk mengisi hidup kita masing-masing.  Wajar jika kau masih ragu untuk menikah denganku.  Usiaku yang tiga tahun lebih muda dan kondisi ekonomiku yang belum mapan pasti menjadi pertimbangan terbesarmu untuk menerima lamaranku.  Tak bisa aku meyakinkanmu jika Allah akan mencukupkan rezeki bagi orang yang menikah.

            Bapak dan ibu tidak bisa berkompromi lagi, usahaku mengulur-ngulur waktu sudah sampai pada ujungnya.  Waktu satu bulan yang aku berikan pada bapak hampir berakhir, dan aku masih berharap Almira menyampaikan kabar gembira, bersedia menerima lamaranku.

            “Eldi, bapak dan ibu sudah tua, kami hanya ingin melihatmu menikah.  Kalau kau belum juga mengajak bapak untuk melamar gadis pilihanmu, bapak sendiri yang akan melamarkan seorang gadis pilihan bapak untukmu”

            “Glekk,” aku hanya bisa menelan ludah.  Hari gini aku harus menerima untuk dijodohkan?  Tapi memandang wajah Bapak yang semakin layu diterpa usia, dengan gurat-gurat kelelahan membayangi wajah yang masih menyisakan kegagahan masa mudanya, sungguh aku tak kuasa menolak.

            Akhirnya, aku menerima gadis yang dipilihkan bapak.  Proses ta’aruf cukup singkat dan semua dimudahkan oleh Allah. Setelah keluargaku resmi melamar, dalam dua minggu aku pontang-panting mengurus semua persiapan pernikahan.

            Mungkin semua orang yang mengetahui hubunganku dengan Rara akan berpikir aku telah meninggalkannya untuk menikah dengan gadis lain.  Dan bisa dipastikan mereka semua akan terkejut  saat menerima undangan . Mungkin mereka akan menganggap undangannya salah cetak, karena bukan nama Rara yang bersanding dengan namaku, tapi nama Nisa gadis sederhana pilihan orang tuaku.  Biarlah…aku tak peduli, karena aku percaya cinta yang benar akan menemukan jalannya, dan jalan cinta antara dua orang berbeda jenis adalah pernikahan.
                                                           
***
            Hari ini aku bahagia, aku ucapkan lafaz cinta dihadapan penghulu dengan disaksikan semua keluarga dan kerabat .  Kulihat senyum tak pernah lepas dari wajah Bapak dan Ibu, bahagia juga menjalari seluruh bilik dan ruang hatiku.

“Semoga lafaz cintaku tidak di atas lukamu Ra ,”  hatiku berucap lirih.

***
                                              
         Di dalam sebuah kamar, seorang gadis menggenggam sebuah undangan perak, hatinya gerimis, sudut matanya mulai hangat dialiri embun bening yang sudah berat tergantung disana.
            “Semoga berkah Allah selalu terlimpah untukmu  El.”



Rumah Hijau, 03119022011
FF lama yang batal dikirim untuk lomba karena nyangkut imelnya :D dari pada cuma nampang aku ikutkan di giveaway  Elfarizi 4 th anniversary KATEGORI: FIKSI MINI  (kayaknya sekitar 400 kata deh ini )



2 comments:

  1. Wah, Rara pasti menyesal karena gak jadi menikah dengan El :)

    Makasih, sudah dicatat. Selamat menunggu pengumumannya :)

    ReplyDelete
  2. Ada award nih sekaligus pengumuman Elfrize. Cek, ya, kawan-kawan :)

    http://elfarizi.wordpress.com/2012/10/30/akhirnya-ini-dia-pemenangnya/

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...