Tuesday 21 December 2010

1001 Cerita Ibu dan Anaknya




 Rasaku Rasanya   (Ketika putri mungilku beranjak remaja)

Rasanya baru kemarin aku menimang-nimang nya, mengejar-ngejar  kaki kecilnya yang berlari seperti kijang, berdebar-debar dengan hobinya yang suka naik pohon, atau naik sepeda dengan berbagai gaya.  Putri mungilku sudah melewati masa kanak-kanaknya,  Anakku sudah menjelang remaja,  ya....menjadi gadis kecil yang mulai tumbuh.

Sekarang dia sudah tak mau lagi tidur dipeluk-peluk, sudah malu cipika-cipiki dengan aku ibunya , didepan teman-temanya.

Kebiasaannya menulis apa saja di buku harian yang biasanya dengan suka cita  diperlihatkannya padaku, kini sudah mulai malu dan bermain rahasia.  Diary nya sekarang dikunci, membuat aku harus mengintipnya penuh rahasia juga ...hemmmm

Sekarang aku punya saingan dalam mematut-matut busanaku.  Mulai baju, rok, jilbab dan asesoriesnya harus serasi, warna, model dan kepantasan waktu memakainya. Sekarang kita  mulai saling  berbagi.  Jilbab, bros, peniti menjadi benda-benda milik bersama.  Jilbab kanak-kanaknya yang lucu sudah ditinggalkannya, berganti jilbab bergaya ABG, dengan menyematkan pin besar warna cerah didekat telinga atau di leher. Celana monyet lucunya, berganti dengan rok rimpel feminin, dengan corak-corak yang lembut.  Bahkan baju-baju jadulku yang tak pernah kupakai lagi karena sesak atau modelnya yang terlalu remaja, dengan dipermak  sana-sini menjadi koleksi baju baru bagi dia .  Lumayan lah.......memanfaatkan sesuatu yang sudah tidak terpakai menjadi bermanfaat kembali dan tentunya meminimalisir anggaran untuk membeli baju baru . (jadi teringat masa remajaku juga yang banyak nglungsur baju mamaku hehehe ternyata buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya)

Dulu ketika mau bepergian dia mau saja kupilihkan baju apa saja, sekarang memilih baju saja harus bermenit-menit itupun melewati bongkar pasang dan meminta pendapat  berkali-kali
“ aku cook ga pakai baju ini”
“ Jilbabnya sudah serasi belum”
sambil jalan muter-muter atau lama mematut didepan kaca
Membuat si Ayah  lebih lama menunggu, karena sekarang ada dua wanita yang sibuk ini itu sebelum pergi  *-*

Ada lagi yang membuat ku sering salah tingkah, dan menelan  gemas dalam hati, ketika remajaku begitu sensitif perasaannya, dia akan bersungut-sungut atau bahkan menyungsepkan kepalanya diatas bantal jika nasehatku dianggapnya menggurui, jika pertanyaanku yang menyelidik dianggap menuduhnya.  Kalau sudah begini aku akan diam dan mengelusnya lembut, tapi nanti,  setelah ngambeknya mereda.

Masa-masa ini , Teman, menjadi orang-orang yang mulai dipercaya selain kedua orang tuannya.  Teman-teman yang dianggap sahabat sudah mulai menjadi tempat  curhatnya.  Disini aku menjadi tertantang untuk tetap menjadi bagian dirinya, menempatkan diriku menjadi teman curhatnya dan itu butuh kesabaran dan belajar lebih banyak.

Ada juga yang bikin hati berdebar-debar dan deg-degan.........saat kubaca catatannya , dia mulai mengagumi teman sholih (cowok) yang baik, pinter dan ngganteng ( hemmmm ....waktu aku sharing ke ustadzah  kelasnya,  beliau malah menenangkanku,
“Wajar bu......anak-anak sudah mulai remaja nanti kalau tidak suka dengan teman sholihnya malah repot, tinggal kita yang harus selalu mendampingi dan mengarahkan perasaan-perasaan itu”
ohhhh.......lega.....
Malah yang bikin geli, ketika bertemu ibu-ibu di sekolah, ternyata anak-anak remaja kita sudah mulai ngefans  ustad-ustad muda yang mengajar di sekolah.
Oalahhhh  ternyata memang mereka sudah bukan balita lagi :)

Selain banyak hal-hal yang bikin geleng-geleng kepala dan deg-degan, beberapa hal juga membuatku terharu dan bahkan malu pada gadisku.

Bagaimana tidak terharu sekaligus malu, ketika sebelum tidur dia sudah memasang alarm dan titip pesan untuk dibangunkan sholat malam, padahal aku sendiri kadang malas-malasan meskipun dering bel berteriak-teriak membangunkanku.
Bahkan, puasa senin kamis pun dia sangat semangat melakukannya meskipun tidak rutin dan itu juga karena sudah janjian dengan teman-teman satu kelasnya.

Bahkan kalau aku terlalu banyak gumam-guman sendiri (hihi bahasa halusnya ngomel *-*)  dia dengan santai berkata
“Ibu kok kurang bersyukur sih”
Nhah lo kena deh.

Kini aku sedang menikmati proses menemani anakku menjadi remaja.  Dulu,  ketika anak masih bayi kita seringkali tidak sabar menunggunya cepat besar. Belum jalan,  pingin cepat dia jalan, belum sekolah pingin cepet masuk sekolah begitu seterusnya.  Kita jadi  lupa untuk menikmati proses tumbuh kembangnya yang menakjubkan.
Mulai MENIKMATI PROSES nya  sambil terus belajar juga mencari ilmunya, agar tidak kehilangan  masa-masa indah bersama mereka  :)
Semoga Allah menjadikan mereka anak-anak sholih dan sholihah, yang akan ikut mewarnai dunia dan negeri ini dengan kebaikan,kejujuran dan keadilan :)


Bundadea   14112010 ^_____^
untuk Devani Alifa Azzahra  cahaya hatiku 

http://aulaady.com/
http://himma.multiply.com/journal/item/257/LOMBA

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...