Saturday, 21 July 2012
Friday, 20 July 2012
Sup Buah Warna-Warni
Menu yang cocok untuk berbuka puasa. Mudah bikinnya, tinggal potong, dan campur. Mak nyoos rasanya :)
Bahan:
1 buah apel
1/4 buah semangka
1 buah mangga
5 buah strawberry
1/4 buah melon
Kelengkeng
jelyy jadi atau bikin sendiri dari agar-agar atau bubuk jelly kemasan
buah-buah lain sesuka selera (atau yang ada di kulkas ^_^)
Bahan Kuah :
Susu kental manis 100 ml atau sesuka selera
Syrup gula/ syrup botolan rasa coco pandan
Air jeruk nipis secukupnya jika suka sesuai selera
Es batu secukupnya
Air matang secukupnya
Cara Membuat :
Potong dadu semua buah, taruh di mangkuk. tuang campuran kuahnya, beri es batu.
tips :
campur buah dan kuah sesaat sebelum dihidangkan biar lebih segar. Sluuurppp :)
Bahan:
1 buah apel
1/4 buah semangka
1 buah mangga
5 buah strawberry
1/4 buah melon
Kelengkeng
jelyy jadi atau bikin sendiri dari agar-agar atau bubuk jelly kemasan
buah-buah lain sesuka selera (atau yang ada di kulkas ^_^)
Bahan Kuah :
Susu kental manis 100 ml atau sesuka selera
Syrup gula/ syrup botolan rasa coco pandan
Air jeruk nipis secukupnya jika suka sesuai selera
Es batu secukupnya
Air matang secukupnya
Cara Membuat :
Potong dadu semua buah, taruh di mangkuk. tuang campuran kuahnya, beri es batu.
tips :
campur buah dan kuah sesaat sebelum dihidangkan biar lebih segar. Sluuurppp :)
Wednesday, 18 July 2012
Kangen
![]() |
taman bunga Selecta Batu |
Sejak dini hari mata tak bisa terpejam. Tiba-tiba kangen Aisya yang sejak hari Minggu lalu ikut acara super camp di Pacet. Aisya yang ceriwis, suka protes, tukang kritik nomor satu, dan segudang kebiasaannya yang kadang bikin gemas juga.
Seringkali muncul perasaan cemas melihat dia tumbuh semakin besar, menjadi gadis remaja tanggung. Takut kehilangan masa-masa bisa nguyel-nguyel dia sampai teriak-teriak, ketawa tergelak bahkan menangis. Sering aku berkata, "Dek kecil terus aja ya, biar Ibu bisa meluk, dan ciumi terus." dan biasanya dia akan menjawab "Ya udah, Ibu bikin adek bayi aja lagi!" hihi dalam pikiran bocahnya dianggap bikin adek bayi itu seperti bikit kue. Tinggal beli bahan-bahan, diaduk, dicetak, lalu dipanggang :D
Sekarang saya harus menikmati momen-momen indah bersama anak-anak. Tanpa perlu berkeluh, "Kok kamu ngak besar-besar sih? Kapan kamu lulus sekolah? Kapan kamu masuk SD, SMP, SMU lalu kuliah? Menikmati proses tumbuh kembang mereka adalah sesuatu yang sangat berharga. Sebelum saya kehilangan, dan akan selalu merindukan masa-masa itu. Semoga bisa mengantar mereka sampai tujuan, ke pintu syurga-Nya. Aamiin ...

![]() |
di PPLH Seloliman |
![]() |
mau foto berdua sama Ayah, eh... ikut gaya juga :D |
Tuesday, 17 July 2012
Jadwal Sapu
Tanpa sengaja buka tabloid Mom & Kiddie edisi 24 (punya teman) ada wajah dan cerita tentang Aisya nampang di sana ^_^
ini tulisan aslinya sebelum diedit oleh editornya :)
--------------------------------------------------------------

“Memang ada apa Dek, kok
enggak mau cepet pulang?” tanyaku mencoba mengorek alasan dari
bibir mungilnya.
“Kalau Hari Kamis itu,
jadwalnya sapu sama Rania,” jawab Aisyah dengan mata bulatnya yang
berbinar-binar menggemaskan.
Mendengar kata sapu aku langsung
berpikir, ohh... rupanya hari ini jadwal Aisyah piket menyapu kelas.
Hati senang mendengarnya, Aisyah sudah mempunyai tanggung jawab
terhadap tugas piket di sekolah.
Akhirnya hari itu, Ayahnya
menjemput lebih lambat setengah jam dari biasanya. Ssesampainya di
sekolah, Ayah melihat Aisya duduk-duduk santai di beranda masjid
sekolah. Bercanda dan tertawa riang ditemani temannya, Rania.
Melihat
Ayahnya datang, dia tetap asik bercanda. Ayahnya sampai heran,
katanya jadwal sapu, kok malah tertawa-tawa sambil ngobrol..
“Bu, Ayah kok jemputnya cepet
banget sih, aku kan lagi sapu,” protes Aisya sesampainya di rumah.
Kami semakin terbengong-bengong
dibuatnya, katanya sapu kok malah ngobrol.
Lalu dengan nada lucu
Aisyah menjelaskan, “Hari Senin dan Kamis itu, jadwalnya sahabat
pulang, sambil menunggu jemputan. Ngobrol-ngobrol dan bercanda-canda
gitu”.
Hahaha ... Seketika tawa kami
pecah bersama. Oalah Nak, ternyata 'sapu' itu singkatan dari
sahabat pulang. Senangnya, melihat Aisya pintar bergaul dan
berteman.
Wednesday, 11 July 2012
Mendadak Cua-Cuap Tentang Motivasi Menulis
Siang itu, tiba-tiba dapat SMS
dari Mbak Wiwik. “Bu Vanda, besok minggu bisa mengisi kelas KMA
untuk anggota baru FLP Sidoarjo ya?”
Ngelirik kalender,
“Glodakk! Bukannya hari Minggu tanggal 1 Juli 2012 itu dua hari lagi?” Ya sudahlah,
demi mengikuti jadwal yang sudah ditentukan, menggantikan Mbak
Tatit yang berhalangan. Meski agak merinding disko juga nih, memberi motivasi menulis, lha wong diri ini saja masih butuh berkarung-karung motivasi. ^_^ Bismillah... dengan niat saling berbagi, saling memberi motivasi, the show must go on!
Akhirnya di sela-sela pekerjaan, obrak-abrik buku catatan, buka file materi menulis dari Bang Jonru ngebutlah si Emak bikin materi buat dibagikan besok. Tarraa... jadilah rangkuman dari sebagian kecil ilmu motivasi menulis. Berharap, dengan ini semakin menambah bahan bakar motivasi menulis saya yang masih sering kali megap-megap :)
Ahad pagi, setelah terlebih dahulu menyelesaikan kewajiban di rumah, dengan diantar si Doi meluncur ke rumah Pak Rafif. Alhamdulillah, setelah sempat kesasar mencari markas FLP Sidoarjo yang baru, akhirnya kelar juga amanah yang dibebankan. Berikut ringkasan cuap-cuap si Emak tentang motivasi menulis.
Dari beberapa literatur dan ilmu yang diserap dari para penulis senior, bahwa semua orang bisa menjadi penulis produktif. Dengan cara: Berproseslah menuju ke arah itu.
(Ya iyalah... nggak mungkin kan, sesuatu didapat secara instan, bim salabim abrakadabra. Semua profesi apapun itu harus melalui sebuah proses)
Untuk
menjadi penulis produktif, caranya sangat sederhana. Ikutilah rumus
3 M : MENULIS,
MENULIS
dan MENULIS. Untuk menjalankan rumus 3 M, caranya :
dan MENULIS. Untuk menjalankan rumus 3 M, caranya :
- Konsisten menulis setiap hari
- Komitmen menjalankan jadwal menulis yang disepakati diri sendiri
Catatan
: Kita
tidak perlu seharian menulis di depan computer. Cukup luangkan waktu
puluhan menit saja, tapi rutin. (Nah... ini nih yang biasanya sering
kita abaikan)
Masalah
klise ‘Calon Penulis’
1.
Takut ditolak
Dengan kata lain, takut gagal. Atasi ketakutan Anda
Oh ya, satu hal lagi. Naskah yang ditolak belum tentu karena karena kualitasnya jelek. Bisa saja, naskah yang ditolak di media A, ternyata dimuat di media B. Mungkin naskah Anda tidak cocok di media C, tapi sangat cocok di media D. Ada begitu banyak alasan penolakan naskah.
2. Minder
Merasa tulisannya jelek. Bagaimana kita bisa tahu kalau tulisan bagus atau jelek? Jika kita malu untuk mempublikasikannya. Bisa disimpulkan bahwa minder adalah penyakit yang paling banyak menyerang para penulis pemula.
Dengan kata lain, takut gagal. Atasi ketakutan Anda
Oh ya, satu hal lagi. Naskah yang ditolak belum tentu karena karena kualitasnya jelek. Bisa saja, naskah yang ditolak di media A, ternyata dimuat di media B. Mungkin naskah Anda tidak cocok di media C, tapi sangat cocok di media D. Ada begitu banyak alasan penolakan naskah.
2. Minder
Merasa tulisannya jelek. Bagaimana kita bisa tahu kalau tulisan bagus atau jelek? Jika kita malu untuk mempublikasikannya. Bisa disimpulkan bahwa minder adalah penyakit yang paling banyak menyerang para penulis pemula.
3.
Membesar-besarkan masalah
Terlalu
banyak alasan sepele, yang dikemukakan. Yang sebenarnya
alasan-alasan tersebut bisa dicari solusinya.
“Saya ingin sekali menjadi penulis, tapi:
-Rumah saya sangat bising; banyak penghuninya dan terletak di tengah pasar. Tiap hari sangat gaduh. Tak ada tempat yang tenang untuk menulis.
-Saya tak punya komputer..
-Saya adalah pekerja kantoran yang serba sibuk. Pergi pagi pulang petang. Setiba di rumah, sudah malam dan saya mengantuk. Lagipula saya harus mengurus tiga anak yang semuanya masih kecil.”
“Saya ingin sekali menjadi penulis, tapi:
-Rumah saya sangat bising; banyak penghuninya dan terletak di tengah pasar. Tiap hari sangat gaduh. Tak ada tempat yang tenang untuk menulis.
-Saya tak punya komputer..
-Saya adalah pekerja kantoran yang serba sibuk. Pergi pagi pulang petang. Setiba di rumah, sudah malam dan saya mengantuk. Lagipula saya harus mengurus tiga anak yang semuanya masih kecil.”
4.
Dikritik lalu mati
Berbahagialah
jika anda menerima kritik, itu artinya masih ada orang yang
memperhatikan. Kritikan menandakan bahwa naskah kita ada yang
membaca dan mengapresiasi. Jangan pernah mati oleh kritikan, jadikan
kritikan sebagai bahan bakar motivasi menulis.
5.
Tidak Sabaran
Setiap penulis pasti ingin hari ini menulis, besok sudah terbit, dan selanjutnya langsung dipuji-puji karyanya. Padahal, untuk mencapai itu semua butuh kesabaran yang super.
6. Malas Berusaha
Ini adalah penyakit yang bisa melanda siapa saja di bidang apa saja. Jadi, ini bukan penyakit khas para calon penulis.
Yuk dobrakl hal-hal di atas dengan cara :
Setiap penulis pasti ingin hari ini menulis, besok sudah terbit, dan selanjutnya langsung dipuji-puji karyanya. Padahal, untuk mencapai itu semua butuh kesabaran yang super.
6. Malas Berusaha
Ini adalah penyakit yang bisa melanda siapa saja di bidang apa saja. Jadi, ini bukan penyakit khas para calon penulis.
Yuk dobrakl hal-hal di atas dengan cara :
- Tetapkan motivasi kita menulis: (hobi, uang, prentasi, prestise dll)
- Yakini tujuan menulis bukan sekedar menulis. Menulis dapat menjadi cara melepas stress, terapi awet muda, bahkan teman curhat yang asik.
- Kembangkan ‘iri hati yang positif’
- Bergabung dengan komunitas yang bisa melecut kita untuk tetap menulis.
- Setelah melakukun rumus 3 M, lanjutkan lakukan rumus 3 B (Baca, Baca, Baca)
Ingatlah!
Ada proses panjang dalam pencapaian manusia. Laluilah proses itu
dengan sabar. Janganlah berhenti menulis!
Catatan:
Kalau
bisa, jangan jadikan menulis hanya sebatas hobi. Karena hobi hanya
dilakukan hanya saat kita suka dan mempunyai waktu luang, Jika kita
ingin benar-benar menjadi penulis, jadikanlah menulis sebagi
kebutuhan dan pilihan hidup. Juga jangan lupa letakkan motivasi
ibadah diatas segala motivasi.
Untuk
itu ada beberapa tips nih :
- Boleh kok meniru gaya menulis penulis idolamu. Lama-lama kamu juga akan menemukan gayamu sendiri.
- Jangan memaafkan untuk tidak menulis.Jika kita sudah mentargetkan untuk menulis, maka penuhilah
target itu. Entah 1 hari satu cerita, artikel, atau hanya satu paragraf. Jangan memafkan diri sendiri untuk tidak menulis sesuai target. Bila perlu beri reward dan punishment untuk diri sendiri jika kita memenuhi target atau melanggar.
- Kamu boleh menulis apa saja , semaumu, yang penting menulis.
- Mulailah menulis dari hal-hal kecil di seputar kehidupan-mu
- Menulislah, bukan ‘Menyunting’
- Buat target pribadi.
Semoga bermanfaat, agar motivasi dan semangat
yang menyala-nyala tetap berkobar di hati kita. Karena itu adalah senjata utama
meraih impian menjadi penulis sukses!
^___^ Dan di atas semua itu, tetaplah
motivasi utama dari apapun yang kita lakukan adalah semata-mata untuk ibadah,
mencari ridho Allah :)
“No
one can guarantee your success, except yourself.” (Anonim)
Friday, 6 July 2012
Akhirnya... Penantian itu Berujung
Sidoarjo, 18 Juni
2012
Hari
ini adalah puncak dari semua perasaan yang terpendam hampir setahun
(duuh... mulai lebay deh, tapi memang beneerr :D)
Setelah
sebulan yang lalu, mulai tanggal 7 – 9 Mei 2012 tak kalah juga rasa
yang mengaduk-aduk emosi dan fisik. Dari deg-degan,panas dingin,
hingga rasa mual dan mulas tak berujung.
Hari
ini, kami orang tua murid kelas 6, mendapat undangan ke sekolah. Tak seperti
biasanya, dimana undangan hanya dihadiri oleh beberapa gelintir orang
tua saja, undangan kali ini dihadiri hampir semua wali murid.
Rupanya semua orang tua harap-harap cemas ingin mengetahui bagaimana
hasil UNAS anak-anak mereka. Meskipun sebenarnya tanggal 16 Juni
lalu kertas pengumuman kelulusan sudah ditempel, tapi hanya
menyatakan LULUS, tanpa embel-embel nilai.
Tetap
saja seperti biasa, yang tegang tuuhh... para emak-nya. Anak-anak
sih justru duduk santai lesehan sambil bercanda-canda. Mungkin
mereka sudah lelah, capai, jenuh dengan proses selama satu tahun di
kelas 6, dan setelah UNAS selesai kemarin, mereka sudah menghitung
prediksi nilai yang akan mereka peroleh. Paling tidak mereka sudah
mengira-ngira nilai unas yang sebenarnya, meskipun meleset, mungkin
tidak jauh-jauh banget dari prediksi.
Nah,
kembali lagi ke para ortu nih. Mereka, termasuk aku tentunya rasanya
sudah tak sabar menunggu. Saat para ustad-ustadzah tim sukses kelas
6 bergiliran memberikan sambutannya, rasanya pingin cepat-cepat saja,
diakhiri. “Ayo dong Ustad! Diumumkan langsung aja, sudah semakin
deg-degan nihhh ...” kasak-kusuk suara di sekitarku nih, hehe.
Hampir
semua ustad ustadzah mengatakan, bahwa anak-anak telah berjuang
dengan segenap ikhtiar dan doa. Semua ustad ustadzah juga orangtua
tak lepas juga dari kerja keras, doa yang tak pernah putus serta
motivasi tak henti dalam mendampingi anak-anak, sholih sholihah. Dan
apapun hasilnya, ini adalah hasil yang sangat membanggakan, Nilai
UNAS yang diperoleh dengan menjunjung tinggi kejujuran 100%.
Alhamdulillah...
saat diumumkan hasil nilai UNAS masing-masing anak, hampir semua
bersyukur dan bertakbir. Meskipun mungkin ada beberapa anak yang
kecewa karena nilainya meleset dari prediksi, tapi kebahagian dan
kebanggaan tetap terpancar dari wajah kita semua. Bahkan beberapa
meneteskan airmata haru. Termasuk aku. Alhamdulillah, meskipun
bukan menjadi yang terbaik, Deva putriku bisa menunjukkan bahwa
setiap usaha keras dan sungguh-sungguh yang disertai dengan doa tak
putus akan mengahsilkan sesuatu yang terbaik (Hasil UNAS Deva 27,90 adalah anugerah yang patut disyukuri). Hasil yang
dicapai ini adalah hasil terbaik menurut Alloh, setelah semua usaha
dan doa telah diupayakan.
Kami
semua, para orang tua sangat terharu dan bangga pada anak-anak.
Bangga dengan proses yang mereka lakukan terus menerus hampir setahun
belakangan ini. Sejak mereka menapakkan kaki mereka di kelas 6.
Datang ke sekolah lebih pagi, malam hari masih ada tambahan pelajaran
di rumah ustadzah (sesuai dengan kelompok masing-masing), try out
demi try out yang tak henti silih berganti mereka ikuti sebagai ajang
uji coba sebelum menempuh medan ujian yang sebenarnya, puasa sunah
Senin-Kamis, saling membangunkan lewat sms untuk mengingatkan sholat
tahajjud, dan segenap rangkaian perjuangan yang telah mereka untai
bersama dalam suka dan duka demi hasil akhir yang cermerlah dan
membanggakan.
Akhirnya,
segenap syukur harus dipersembahkan pada Alloh, dzat penguasa alam
semesta yang telah meneteskan ilmu dan kebeningan hati pada anak-anak.
Sehingga mereka bisa sampai pada hari ini.
Alhamdulillah....
akhirnya berujung juga. Segenap ikhtiar dan doa telah dikerahkan,
kejujuran 100% menjadi panglimanya. Bangga pada anak-anak semua.
Ucapan
terimakasih tak terhingga juga dihaturkan untuk semua ustad ustadzah
SDIT Nurul Fikri. Yang dengan segenap keikhlasan, kasih sayang,
kesabaran dan doa yang terus menerus, dibungkus dengan air mata
ketulusan. Terimakasih untuk kerja keras juga motivasi yang tiada
henti.
Selamat
untuk semua Sholih & Sholihah SDIT Nurul Fikri. Ini bukanlah
akhir sebuah perjuangan, tapi ini adalah awal langkah kalian
menggapai masa depan yang cermelang. Bersama Allah kalian pasti
BISA!
*Catatan
kecil saat pengumuman hasil UNAS 2012 SDIT Nurul Fikri Sidoarjo
Thursday, 5 July 2012
Catatan Kecil Saat UNAS
Sidoajo,
7 Mei 2012
Ohh
no! Ini bukan gejala penyakit apapun. Ini adalah penyakit bawaan,
setiap kali menghadapi hal-hal luar biasa menurut ukuranku, atau
hal-hal biasa sekalipun tapi baru pertama kali kuhadapi.
Tiba-tiba
jadi teringat 'Mama'. Wanita terindah yang menjadi perantara
kehadiranku di dunia ini. Membayangkan beliau yang hampir tiap tahun
mulas-mulas dan cemas mengawal 5 anaknya yang silih berganti ujian.
Subhanallah... betapa aku baru bisa merasakannya kali ini. Perasaan
seorang ibu, yang mendampingi perjalanan hidup putra putrinya. Dan
setiap kali itu pula, ingatanku akan melayang-layang mengenang
beliau, semoga Alloh selalu melimpahkan kemulian, dan memberikan
tempat yang terindah disisi-Nya. (hiks... tak pernah bisa dibendung,
pasti air mataku menetes setiap mengenang beliau T_T)
Sejak
semalam tidurku tak nyenyak, perutpun protes. Asam lambungku mendadak
naik, makanpun tak enak.
“Magh-nya
kumat Bu? Atau PMS barangkali?”
Hari
ini, hari pertama pelaksanaan UNAS SD. Secara nih si Emak ini baru
pertamakalinya mengalami mengawal anak menghadapi ujian kelulusan
sekolah, jadi ya harap maklum kalau hati ini deg-degan enggak karuan.
Bahkan dibandingkan dengan anaknya yang nyata-nyata mau ujian,
spanengnya lebay-an emaknya :P
Kembali
pada topik semula, selama 3 hari ujian ini, kami orang tua murid
mendapat undangan dari pihak sekolah. Undangan untuk mengantar dan
mendampingi putra-putrinya. Loh, memang boleh ya, ujian didampingi?
Ehh... maksud mendampingi disini itu, mendampingi secara ruhani,
membesarkan hati, menguatkan mental dan entah apalah istilahnya.
Jadilah
pagi ini aku dan si Ayah mengantar Kakak ke sekolah. Sampai di
sekolah, sudah banyak orang tua berkumpul, terutama para ibu tentunya
yang selalu ada di garis paling depan kalau urusan undangan ke
sekolah. Kalau bapak-bapak sih kebanyakan nyantai, kalem, juga
mungkin karena tugas mencari nafkah, ke kantor dan sebagainya yang
tidak bisa ditinggalkan, para bapak lebih sedikit yang terlihat.
Kakak
langsung menuju kerumunan temannya yang berkumpul di masjid. Aku
menuju tempat ibu-ibu duduk berjajar di beranda masjid. Suasana pagi
ini begitu hening mencekam (Duuhhh ... si Emak nih mulai lebay lagi,
emang perang apa :P) . Kami saling bersalaman dengan wajah tegang,
bibir ditarik membentuk garis lengkung senyuman yang hambar. Hihi...
ternyata tidak hanya aku saja yang salah tingkah dan mules-mules,
hampir sebagian besar wajah ibu-ibu itu juga sama sepertiku,
wajah-wajah menahan mulas :D
Dan
pemandangan pagi itu begitu menggetarkan siapapun yang
menyaksikannya. Anak-anak (sholih & sholihah) antri bergantian
berwudhu, kemudian sholat dhuha dilanjutkan dengan tilawah. Sejenak
sebelum persiapan masuk ke ruang ujian, anak-anak duduk rapi dengan
takzim mendengarkan ustad-ustadzah berbicara. Bukan bocoran kunci
jawaban atau wejangan trik-trik mencontek loh ya! Ustad- ustazah hanya
meletupkan kalimat-kalimat motivasi, menyalakan semangat, meyakinkan
bahwa Allah akan selalu bersama orang-orang yang berjuang di
jalan-Nya.
Sebelum
masuk ke ruang ujian, anak-anak berbaris rapi, berjalan berurutan
mencium tangan ustad- ustadzah juga para orang tua yang sudah berdiri
rapi, berjajar sepanjang depan masjid hingga ruang ujian yang berada
paling ujung.
Saat
itu air mata tak kuasa ditahan, kami saling berjabat tangan,
berpelukan, tak lupa pula doa-doa mengalir sepanjang momen itu.
Subhanallah, serasa melepas para pejuang ke medan jihad. Anak-anak
hebat, kebeningan hati mereka, perjuangan dan kesungguhan mereka
melewati proses panjang sejak awal menginjak kelas 6 sungguh
menggetarkan hati siapapun yang memandangnya.
Secercah
sinar harapan, yang selama ini seakan buram oleh banyaknya debu yang
melekat di sekelilingnya terpantul di wajah-wajah mereka. InsyaAlloh
harapan itu masih ada. Pengobat negeri yang dirundung gelisah dan
coreng-moreng disana-sini.
Ups!
Jadi mewek nih kalau sudah curhat tentang anak-anak. Dilanjut ya
ceritanya, setelah anak-anak masuk ruang ujian, kami tidak langsung
pulang. Kami segera mengambil wudhu untuk sholat dhuha, dilanjut
dengan tilawah bersama-sama, hingga jam 10.00 saat anak-anak selesai
berjuang. Begitu hal yang sama kami lakukan di hari ke dua dan ke
tiga ujian. Tapi, dengan intensitas ketegangan yang semakin berkurang
tentunya, bahkan di hari kedua dan ketiga, kami (ibu-ibu tentunya)
sudah bisa ketawa-ketiwi meski belum bisa ngakak guling-guling. :P
^_^
Hai!
Ada cerita menarik di balik layar kelas ruang ujian, ternyata para
pengawas dari sekolah lain yang bertugas di SDIT Nurul Fikri sampai
terbengong-bengong dan terkagum-kagum melihat anak-anak yang tenang,
tanpa menoleh sedikitpun saat mengerjakan ujian. Subhanalloh...
semoga prinsip kejujuran yang ditanamkan di hati mereka tetap terjaga
hingga mereka dewasa dan menjadi pemimpin. Aamiin...
*Catatan
kecil saat UNAS di SDIT Nurul Fikri tanggal 7-9 Mei 2012
Illumination of 6th Grade
Catatan kecil, saat menerima undangan doa bersama menjelang unas.
Illumination of 6th Grade
25 April, 2012
Mencari hakikat penghambaan kepada Dzat yang Esa
Menguatkan hati untuk selalu istiqomah
Disinilah canda, tawa, dan tangis mewarnai
Melapangkan dada atas segala perbedaan
Mengikhlaskan atas luka yang tiada sengaja terlukis di hati
Disinilah sebentuk persaudaraan teruntai
Tiada memandang siapa dia dan siapa saya
Karena kita sama dihadapan Allah kecuali taqwa
Disinilah seuntai ukhuwah terajut
Saling menguatkan dalam keimanan dan kecintaan akan prestasi kebaikan
Disinilah semua itu berawal
Di kelas 6 ....
Inilah kami, sekelompok generasi muda yang meniti jalan prestasi
Inilah kami, sekelompok generasi muda yang senantiasa berusaha tuk istiqamah
Inilah kami, yang berusaha memberikan yang terbaik dari apa yang kami punya
Saling menyayangi dan menyemangati dalam suka dan duka
Karena kami dipertemukan oleh Allah
Dan tumbuh oleh rasa saling mencintai hanya karena Allah semata
Inilah kami...Sholih Sholihah kelas 6
*Teruntuk Ayah Bunda
Kehadiran-mu sangat berarti
bagi kami ....
Sidoarjo, 26 April 2011
Terharuuu ... baca undangan ini.
***
Tak terasa 6 tahun hampir mencapai ujungnya
Rasanya baru kemarin, seragam TK berganti merah putih
Kini, kau dan mereka sudah remaja.
Menjadi Sholih Sholihah harapan, yang berprestasi dan berakhlak terpuji
Selamat menapak dan melewati pintu gerbang pertama Nak....
Ini bukan akhir, tapi awal perjuangan panjang meraih mimpi
Menjadi generasi rabbani berprestasi
Selamat melewati hari-hari ujian
Doa Ayah dan Bunda selalu mengiringi setiap langkah-mu
*teruntuk mb Deva dan semua Sholih Sholihah SDIT Nurul Fikri, selamat menempuh Unas plus plus plus :). Bismillah... Kalian pasti bisa!
Wednesday, 13 June 2012
Mangkuk Macaroni Ala Ais
Mangkuk makaroni ala Ais :
Anak-anak nih kalau disuruh makan sayur
kan agak-agak susah tuh. Nah, ini cemilan ala Aisya yang layak
dicoba. Biar makan sayur tetap asik :)
Bahan-bahan :
- 100 grm macaroni rebus dengan +/- 1 liter air. Tambahkan sedikitminyak + garam .tiriskan
- wortel 1 bh iris dadu kecil
- brokoli pot per kuntum,rebus sebentar.
- daging cincang / daging asap/ sosis (iris sesuka selera)
- susu cair 1 gelas
- terigu 1 sdm
- 1 butir telur
- merica halus,pala, bwng putih 1 siung (cincang), 1/2 bh bawang bombay cincang.
- garam dan gula secukupnyaKeju parut secukupnya sesuai selera.
- Minyak/margarine secukupnya untuk menumis
Cara Membuat :
Panaskan minyak, tumis bawang bombay
dan bawang utih hingga layu dan harum.
Masukkan daging cincang, sosis, atau
daging asap. Tumis hingga berubah warna. Masukkan wortel. Masukkan
tepung terigu, aduk hingga menggumpal.
Tuang susu cair, merica, pala, garam,
gula,
Aduk hingga tercampur rata, dan rasanya
pas.
Terakhir masukkan macaroni rebus.
Angkat, biarkan suhunya agak dingin.
Masukkan telur, aduk rata.
Panaskan cetakan bola-bola. Oles
sedikit minyak/margarine. Tuang adonan, jangan terlalu penuh. Sekitar
2/3 cetakan, tutup. Saat adonan hampr matang, letakkan kumtum
brokoli rebus di atasnya, tutup sebentar.
Angkat dengan menggunakan tusukan sare,
atau sutil kecil. Sajikan hangat-hangat dengan taburan keju dan saut
tomat/sambel . Cocok sebagai cemilan di sore hari, sambil ngobrol
^___^
Subscribe to:
Posts (Atom)