Saturday, 17 October 2015

Suatu Hari Bersama Pak Dukut

Minggu, 11 Oktober 2015


Pagi itu, saya memacu sepeda motor agak sedikit tergesa. Waktu tinggal 30 menit dari jadwal undangan. Sebenarnya sudah merancang berangkat lebih pagi, tapi si Bocah mendadak dangdut minta diantar ke sekolah, untuk persiapan outbond hari Senin. Ya sudahlah, berharap perjalanan lancar meski sudah bisa ditebak pasti telat.

Dari Sidoarjo menuju Perpustakaan Kota Surabaya, cukup bikin deg-degan, masalahnya saya belum pernah ke alamat itu. Tahunya Perpusda di Jl. Menur Hwaa... Berbekal tanya "siMbah" sebelum berangkat, Alhamdulillah sampai dengan selamat meski salah arah sedikiitt...

"Memang ada acara apa sih Buk? Kok sepertinya penting banget."



Acara apa yaa... ? Pokoknya saya menghadiri acara yang salah satu pembicaranya adalah pak Dukut Imam Widodo. Pasti sangat tahu kan siapa pak Dukut? Yap, beliau penulis yang sudah 40 tahun malang melintang di dunia kepenulisan. Banyak penghargaan dari bidang sastra yang telah beliau raih. Dan beberapa karyannya yang ngeHits adalah adalah buku-buku eksklusif  yang fenomenal tentang kota-kota tempo doeloe. Seperti 'Soerabaia Tempo Doeloe'  'Gresee Tempo Doeloe' 'Monggo Dipun Badog  dan masih banyak lagi.

Foto dulu sebelum pak Dukut Pulang
Bersyukur Saya bisa berjumpa sosok pak Dukut yang begitu bersemangat, hangat juga humoris. Beliau yang sudah sangat senior, tanpa sungkan membaur dan ngobrol dengan kami khususon saya yang masih belajar dan anak bawang dalam dunia tulis menulis. Bahkan saat beliau sudah nyangklong tas dan pamit pulang, dengan senang hati duduk lagi karena beberapa teman minta tanda tangan di buku yang beliau hadiahkan. 
Mas Rizal nanti aku pinjam buku nya yaa... 

Banyak hal dari pak Dukut yang saya catat dalam benak dan begitu mak Jleb di hati. Saya pindahkan disini saja sebelum menguap dari memori, maklum ibuk-ibuk rempong yang mikir harga-harga keperluan dapur yang bikin kepala jadi keluar bintang-bintang pada muter :D  Sering cepat lupa kalau nggak ditulis .

Quotes mak Jleb dari Pak Dukut :

  • Jangan pernah pertanyakan bagaimana tentang gagal menulis. Dengan cinta dan kesabaran, tidak ada hal yang tidak mungkin.
  • Kesulitan terbesar dalam hidup adalah melakukan apa yang menurut orang lain tidak dapat Anda lakukan. 
  • Menulis adalah sebuah Pekerjaan Proses Produksi (bukan pekerjaan bim salabim) 
  • Menulislah... tapi jika sudah mentok maka bersabarlah.
  • Maka dari itu, penulis harus mawas diri. Jangan tempatkan dirimu sebagai Penulis, tempatkanlah dirimu sebagai Pembaca.
  • Indonesia punya segalanya, tapi melupakan satu hal yaitu 'Warisan Buah Pikiran'

Dengan semangat dan senang hati berbagi semangat, trik dan tips

Antri

Hari itu saya benar-benar mendapat ilmu dan pencerahan yang tak ternilai. Belajar semangat pantang menyerah, juga kesabaran dan  sikap menghargai dan bertanggung jawab pada karya yang kita tulis.


6 comments:

  1. Wah seneng banget bisa ketemu pak dukut, bisa berbagi ilmu nih ya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tentu dong Kakak , dapat ilmu berkeranjang keranjang :D Makasih dan salam kenal dari Sidoarjo :)

      Delete
  2. sip,pantang menyerah!!! semangat!!!

    ReplyDelete
  3. "Menulislah... tapi jika sudah mentok maka bersabarlah."
    Quotes yang ini cocok untuk saya.... Bersabar dan pastinya tidak menyerah untuk mencoba lagi ya... Nggak kayak saya yang suka malas untuk mencoba lagi... hehe...
    Salam kenal dari Kediri... ^_^

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...