Setelah
menikah, dan mempunyai anak, komunitas saya hanya lingkungan sekitar. Ibu-ibu
tetanggga kiri kanan yang tergabung dalam acara PKK. Itu pun saya tidak begitu
aktif, karena saya juga bekerja di luar rumah. Saya hanya hadir satu bulan
sekali saat arisan.
Dan terus terang saja, saya tidak
begitu menikmati berada di dalam komunitas ibu-ibu itu. Alasannya sepele,
karena saya tidak begitu suka ngomong ngalor ngidul. Sedangkan ibu-ibu tetangga
saya bisa betah ngobrol membahas hal-hal yang menurut saya nggak penting dari A
sampai Z. Dan seringkali pada akhirnya, ujung-ujungnya ngerumpi, ghibah
ngegosip.