Pertama kali, saya mendengar 'I
Am Hope The Movie' dari sebuah komunitas yang digandeng oleh Wulan Guritno, dalam project nobar I Am Hope The Movie.
I Am Hope The Movie
adalah sebuah film yang bercerita tentang seorang penderita kanker.
Sepertinya tema ini sudah biasa dan tidak istimewa lagi. Lalu apa
yang membuat film 'I Am Hope' istimewa?
Perjalanan panjang yang
melatar belakangi lahirnya 'I Am Hope' dan misi lanjutan dari
gerakan 'Gelang Harapan' #BracheletofHope adalah yang menjadikan film
ini istimewa. Apalagi misi Film ini bukan untuk komersil. Hasil dari
film ini murni untuk Charity. Pasti akan bertanya lagi, apa sih
Gelang Harapan itu?
Gelang Harapan adalah
sebuah gelang yang lahir dari sebuah mimpi dan harapan. Di Bulan
Oktober 2015, bermula dari kepedulian tiga sahabat, Wulan Guritno,
Amanda Soekasah dan Janna Soekasah Joesoef, mereka memupuk sebuah
harapan kecil untuk bisa membangkitkan solidaritas dan budaya
menyumbang di antara masyarakat. Dengan gerakan Gelang Harapan ini,
mereka ingin menyebarkan harapan pada semua orang.
Diambil dari Twitter @gelangharapan |
Gelang ini bukan gelang
biasa. Sebuah gelang yang dijalin dari sisa kain pelangi jumputan,
designer ternama Ghea Panggabean. Kain-kain itu menjelma menjadi
gelang warna-warni dengan lempengan kecil bertulis 'Hope'.
Gelang-gelang itu menjadi
jembatan harapan yang menebar energi positif bagi semua relawan dan
pejuang harapan. Gerakan @gelangharapan terus berkomitmen untuk
terus selalu menyebar 'Harapan'. Harapan pertama mereka kirim dan
bagikan untuk para pejuang kanker (cancer survivor). Hasil penjualan
'Gelang Harapan' mereka donasikan seluruhnya untuk yayasan penderita
kanker di seluruh Indonesia. Dan harapan ini tidak akan berhenti
hanya sampai di sini. Impian para perjuang 'Harapan' adalah bisa
menebarkan harapan kepada semua orang dalam segala aspek kehidupan.
Sungguh, mendengar kata 'kanker' hati saya langsung teriris. Teringat 11
tahun yang lalu, seorang kakak sepupu yang sangat saya sayangi, harus menyerah pada penyakit
ini di usia yang masih sangat produktif. Saya ingat betul, bagaimana
perjuangannya untuk sembuh. Sampai-sampai Ia tidak pernah
memperlihatkan jika dirinya sedang sakit. Karena Ia tidak ingin
menerima tatapan mata penuh iba. Tapi, saat sel-sel kanker tidak bisa berdamai lagi, terus menggerogoti dan menjalar hampir ke semua organ tubuhnya, kakak saya tidak bisa lagi menyembunyikan penderitaannya.
Saya benar-benar kagum pada ketegarannya melawan kanker. Bahkan di detik-detik
terakhir hidupnya, kakak saya masih menebar banyak harapan untuk para
mahasiswa dan mahasiswi yang menjadi tanggung jawabnya, untuk
bimbingan skripsi. Masih terbayang jelas dalam benak, di atas tempat
tidur Ia masih mencorat-coret bundelan skripsi dan memberikan
berbagai nasehat untuk mahasiswanya.
Dan saya tidak bisa
membendung air mata, saat menatap dua bocah perempuan berwajah polos yang belum tahu tentang sakit bundanya. Dua bocah itulah harapan
terbesar, buat kakak saya. Tapi, ketetapan Allah adalah yang terbaik.
Dua bocah kecil itu harus merelakan bundanya pergi, setelah berjuang gigih melawan kanker. Manusia hanya berkewajiban berikhtiar sekuat tenaga, memupuk harapan
positif akan apa pun yang tengah terjadi. Tapi hanya Allah lah yang Maha Berkehendak.
Kembali ke 'I am Hope', meski tidak untuk
komersil, film ini tidak dibuat dengan main-main dan asal jadi. Wulan
Guritno sebagai produser, dan Adilla Dimitri sang Sutradara menggarap
film ini dengan totalitas penuh. Dari gerakan Gelang Harapan dan rasa peduli inilah yang menginspirasi
lahirnya I am Hope the Movie. Wulan dkk berharap, film ini bisa
menyebarkan harapan lebih massif kepada masyarakat.
Film ini bercerita
tentang seorang gadis bernama Mia (Tatjana Shapira) seorang pemimpi
yang sangat percaya bahwa mimpi-mimpinya akan menjadi nyata. Dan
salah satu impian terbesarnya yang dipupuk sejak kecil, adalah
membuat sebuah pertunjukan teater.
Untuk mewujudkan
impiannya, Mia menyiapkannya hampir satu tahun. Ditengah-tengah
persiapan pertunjukannya, menjelang detik-detik impiannya terwujud
Mia divonis kanker. Penyakit yang sama, yang telah merenggut nyawa
Ibunya. Vonis itu tidak menyurutkan mimpinya, vonis itu tidak
membuat dunianya berhenti. Mia semakin bekerja keras untuk
pertunjukan teater impiannya itu. Di tengah persiapan itulah, Mia
jatuh pingsan. Mia sadar, kini Ia harus menjalani kehidupan normal,
dalam kondisi yang tidak normal. Dukungan orang-orang terdekat, Ayah,
saudara, dan sahabat-sahabatnya membuat harapan Mia tumbuh kembali.
Semangatnya untuk sembuh dengan menjalani kemotherapy dan semangatnya
untuk tetap bisa menggelar pertunjukan teater impiannya, terus
menyala. Bagaimana endingnya? Penasaran kan? Tonton saja filmnya :)
Biar tambah penasaran, Trailer filmnya bisa diintip di bawah ini.
Menjelang pemutaran film ini tangal 18 Pebruari 2016, Alkimia Production dan Yayasan dunia Kasih Harapan bekerjasama dengan Berlian Entertainment dan Media Carita Digital (Uplek.com), menggelar Kompetisi Blog, Twitter, Instagram dan Live Kultwit #IamHopeTheMovie
Dan saya mendapat tantangan untuk menuliskan ending I am Hope The Movie menurut versi saya. Nah, inilah ending versi saya :
Dan saya mendapat tantangan untuk menuliskan ending I am Hope The Movie menurut versi saya. Nah, inilah ending versi saya :
Menjelang pertunjukan teater impiannya, Mia harus menjalani kemo. Tapi semangatnya tidak pernah surut. Di tengah pengobatan, dibantu sahabat dan saudaranya Mia tetap menyiapkan pertunjukan teaternya. Meskipun vonis dokter mengatakan, bahwa hidupnya tak akan lama lagi. Kekuatan doa dan usaha mengalahkan vonis manusia. Mia bisa tersenyum menyaksikan impiannya menjadi nyata. Pertunjukan teaternya sukses digelar, meski Mia harus menyaksikannya dari atas kursi roda. Kebahagiaan dan dukungan orang-orang terdekatnya membuat semangat hidupnya menyala.
Rangkaian kemo Mia jalani dengan sepenuh hati. Meskipun tubuhnya lemah, bahkan hingga ke titik sakit yang tak terkira. Mia berhasil mengalahkan sakitnya. Mia menikah dengan lelaki yang mencintainya dengan segenap kelemahan dan impian-impiannya. Lelaki yang akan menemani sepanjang sisa hidupnya yang hanya Tuhan saja yang tahu. Di hari pernikahannya, Mia mengulurkan sebuah gelang pelangi harapan pada laki-laki yang kini menjadi suaminya. Mia berkata, jika suatu saat dia pergi, gelang itu menjadi saksi jika suaminya akan meneruskan harapan dan impian-impiannya yang belum tercapai.
Semoga ending film ini berakhir seperti harapan saya. Seperti lagu di soundtrack film ini yang dibawakan dengan penuh harapan oleh Grup Band RAN.
Makin penasaran kan dengan film ini? Makannya jangan sampai ketinggalan , “PRE SALE @IAmHopeTheMovie yang akan tayang di bioskop mulai 18 februari 2016. Dapatkan @GelangHarapan special edition #IAmHope hanya dengan membeli pre sale ini seharga Rp.150.000,- (untuk 1 gelang dan 1 tiket menonton) di http://bit.ly/iamhoperk. Dari #BraceletOfHope 100% dan sebagian dari profit film akan disumbangkan untuk yayasan dan penderita kanker sekaligus membantu membangun rumah singgah .
Reff
Percaya dalam gelap sinar kan menyala harapan kan ada
Berhentilah berputus asa, Berhentilah berputus asa
Percaya dalam gelap harapan kan datang membawa benderang
Hidup ini sangat berarti oo tak ingin ku ingin berhenti bermimpi
Percaya dalam gelap sinar kan menyala harapan kan ada
Berhentilah berputus asa, yakin pasti bisa oo
Percaya dalam gelap harapan kan datangan membawa benderang
Hidup ini sangat berarti oo marilah kita buat bermakna
Walau hidup hanya sementara woo
Takkan berhenti, ku tak ingin berhenti bermimpi
Untuk mengenal lebih jauh gerakan Gelang Harapan dan Uplekpedia kalian bisa kepoin media sosialnya :
Follow Twitter @Gelangharapan dan @Iamhopethemovie
Follow Instagram @Gelangharapan dan @iamhopethemovie
Follow Twitter @infouplek dan Instagram @Uplekpedia
#GelangHarapan #IamHOPETheMovie #BraceletofHOPE #WarriorOfHOPE #OneMillionHOPE #SpreadHope
Gelangnya cantik banget yaa. Apalagi untuk donasi pasien kanker.
ReplyDeleteIya, cantik dan membawa harapan.
Deletewaah, lagunya dinyanyiin sama RAN ya. Pengin nonton film ini, semoga nyampe Tegal nanti. :')
ReplyDeleteMudah-mudahan bisa sampi ke Tegal ya Illa :)
Deleteini kemarin lagunya dinyanyikan Mia apik juga ya mbak :)
ReplyDeleteIya mba Nining, liriknya pas juga :)
Delete