Malam
itu di tengah-tengah belajar tiba-tiba terjadi obrolan yang sangat
menarik diantara kami.Aku dan Deva
“Bu,
mbak Bella temanku sudah mens, aku kok belum?” tanya kakak.
“Ohh...
berarti mbak Bella sudah remaja, sudah bukan anak-anak lagi. Kakak
nanti juga akan mengalaminya, dan masing-masing orang berbeda. Dulu
Ibu juga pertama kali menstruasi umur 15 tahun.” kataku
menjelaskan.
Rupanya beberapa teman gadis kecilku sudah mulai memasuki masa
puber. Beberapa temannya bahkan memasuki masa baligh saat usia 10
tahun, dan sampai usia 12 tahun kakak belum menunjukkan tanda-tanda
itu.
Sebenarnya, aku ikut harap cemas juga menanti saat putri sulungku
memasuki batas pintu dari gadis kecil menjadi gadis remaja tanggung
yang memasuki akil baligh. Mengingatkanku untuk ekstra menjaganya
seperti menjaga gelas kristal antik, menarik dan mengulurnya seperti
memainkan layang-layang agar dia tetap bisa menikmati dunia remajanya
yang indah tapi tetap dalam rel yang benar.
Hmm … aku harus bersiap mengawalnya. Bukan sebagai pengawal yang
ikut kemanapun dia pergi, lebih tepatnya menjadi pengawal langkahnya,
menjadi teman curhat yang asik, agar tak kecolongan cerita-ceritanya.
Bukankah, remaja seusia dia sedang senang-senangnya berteman, asik
berbagi dengan komunitas grupnya?
“Bu,
dadaku kok masih rata, belum tumbuh, tapi beberapa hari ini dadaku
terasa sakit deh.” Gadis tanggungku kembali menumpahkan
unek-uneknya.
“Ohh … itu tanda dada kakak sudah mulai tumbuh.” jawabku
menenangkan.
“Tapi
kok keras dan sakit Bu?”
“Iya,
sakit karena kelenjarnya sedang berkembang. Tenang
aja, Ibu dulu juga begitu.”
“Hehe … aku geli Bu, nanti harus pakai b** enak enggak sih?
“Awal-awalnya ya nggak nyaman, karena belum terbiasa. Nanti kalau
sudah biasa ya nyaman-nyaman saja tuh.... “
Oalah
… ternyata dia memikirkan itu juga, hatiku ikut geli mendengar
pertanyaannya. Rupanya gadis kecilku sudah mulai beranjak
remaja :)
No comments:
Post a Comment