Ehmm
... nggak keliru Bu? Bukannya di dapur menabur garam atau gula? Kalau kebanyakan orang memupuk dan menabur cinta di tempat-tempat
keren, seperti tempat wisata, makan di restoran, atau jalan-jalan ke
tempat yang indah dan romantis, kalau saya, seringkali justru memupuk
dan menabur cinta di dapur *hwaa... mulai deh lebay
dan alay kumat. Tapi beneran nih :D
|
Gambar diambil dari sini |
Saya adalah type orang rumahan, sangat menikmati suasana rumah,
kumpul keluarga dan pernak-perniknya. Dan pas ngumpul itulah kegiatan
yang paling digemari dan paling pas adalah makan donk. Dan biasanya anak-anak dan
ayahnya akan request makanan ini itu dari dapur cinta ibunya :P.
Seringkali juga mereka ikut terjun membuat makanan ini itu kreasi
mereka sendiri. Jika liburan, tidak pergi kemana-mana, buku bacaan
sudah ludes dilahap dan rasa bosan mulai melanda, maka cara ampuh
untuk menghalau bosan dan bete anak-anak adalah mengajak mereka
rekreasi di dapur *_^
Sebenarnya
saya lebih PD memasak lauk pauk, sayur, puding atau jajanan sederhana
yang enggak terlalu ribet bikinnya. Saya masih ragu kalau disuruh
membuat kue tart, spiku, roti gulung dan teman-temannya yang
membutuhkan waktu, tenaga. Dan hasilnya seringkali mengecewakan :(
Anak-anak
sangat suka donat. Dan terus terang, saya sangat jarang membuat
sendiri, karena menurut saya donat adalah salah satu makanan yang ribet cara bikinnya.. Seringnya beli di tukang kue langganan, coba-coba rasa di
beberapa toko-toko kue rumahan, pernah juga sesekali beli donat
dengan merek mentereng dengan harga selangit menurut ukuran kantong
saya, pingin coba-coba saja rasanya sekedar biar lidah tidak kaget
kalau sewaktu-waktu makan donat mahal hehe.
Beberapa
kali mencoba membuat donat sendiri hasilnya tidak begitu memuaskan.
Kadang bantat, terlalu coklat warnanya (bahasa halusnya gosong), atau
enggak cantik sama sekali bentuk dan penampakannya. Akhirnya jadi
malas dan lebih memilih beli, tinggal makan selesai. :)
Karena
si Ayah juga suka donat, terutama donat kentang, suatu hari saat
hari libur, tiba-tiba nyeletuk “Yuk coba bikin donat kentang!”
Setelah berbelanja bahan-bahan, dengan berbekal resep dari buku
catatn ditambah dengan browsing kiat sukses membuat donat, kita
berempat terjun ke dapur.
Ternyata
untuk urusan membuat donat, Ibu nih betul-betul sangat mengandalkan
tenaga Ayah. Untuk urusan menguleni adonan Ayahlah yang memegang
peran penting, selama ini kalau saya yang nguleni, adonan kurang
kalis. Percobaan pertama, hasilnya lumayan bagus, akhirnya minggu
depannya diulangi lagi, dan hasilnya hampir mendekati sempurna.
Bahkan menurut lidah anak-anak, lebih enak dari yang dijual di toko.
Akhirnya sekarang setiap kali pingin membuat donat kentang, pasti
deh si Ayah menjadi tenaga inti. Kalau sudah selesai membuat
adonan, giliran Ibu yang menggoreng, selanjutnya anak-anak tinggal
menghias dengan topping sesuka selera.
Ya...
itulah salah satu cara menabur butir-butir cinta ala saya :)). Kalau
mau mencoba bikin donat kentang sendiri, resep cara dan tips-nya bisa
dilihat di
sini yaa... :)
|
Donat Buntu bentuk Asimetris kreasi Deva & Ais :D |