Siang itu, tiba-tiba dapat SMS
dari Mbak Wiwik. “Bu Vanda, besok minggu bisa mengisi kelas KMA
untuk anggota baru FLP Sidoarjo ya?”
Ngelirik kalender,
“Glodakk! Bukannya hari Minggu tanggal 1 Juli 2012 itu dua hari lagi?” Ya sudahlah,
demi mengikuti jadwal yang sudah ditentukan, menggantikan Mbak
Tatit yang berhalangan. Meski agak merinding disko juga nih, memberi motivasi menulis, lha wong diri ini saja masih butuh berkarung-karung motivasi. ^_^ Bismillah... dengan niat saling berbagi, saling memberi motivasi, the show must go on!
Akhirnya di sela-sela pekerjaan, obrak-abrik buku catatan, buka file materi menulis dari Bang Jonru ngebutlah si Emak bikin materi buat dibagikan besok. Tarraa... jadilah rangkuman dari sebagian kecil ilmu motivasi menulis. Berharap, dengan ini semakin menambah bahan bakar motivasi menulis saya yang masih sering kali megap-megap :)
Ahad pagi, setelah terlebih dahulu menyelesaikan kewajiban di rumah, dengan diantar si Doi meluncur ke rumah Pak Rafif. Alhamdulillah,
setelah sempat kesasar mencari markas FLP Sidoarjo yang baru,
akhirnya kelar juga amanah yang dibebankan. Berikut ringkasan
cuap-cuap si Emak tentang motivasi menulis.
Dari
beberapa literatur dan ilmu yang diserap dari para penulis senior,
bahwa semua orang bisa menjadi penulis produktif. Dengan cara:
Berproseslah menuju ke arah itu.
(Ya iyalah... nggak mungkin kan,
sesuatu didapat secara instan, bim salabim abrakadabra. Semua profesi
apapun itu harus melalui sebuah proses)
Untuk
menjadi penulis produktif, caranya sangat sederhana. Ikutilah rumus
3 M : MENULIS,
MENULIS
dan MENULIS. Untuk
menjalankan rumus 3 M, caranya :
Catatan
: Kita
tidak perlu seharian menulis di depan computer. Cukup luangkan waktu
puluhan menit saja, tapi rutin. (Nah... ini nih yang biasanya sering
kita abaikan)
Masalah
klise ‘Calon Penulis’
1.
Takut ditolak
Dengan
kata lain, takut gagal. Atasi ketakutan Anda
Oh ya, satu hal lagi.
Naskah yang ditolak belum tentu karena karena kualitasnya jelek. Bisa
saja, naskah yang ditolak di media A, ternyata dimuat di media B.
Mungkin naskah Anda tidak cocok di media C, tapi sangat cocok di
media D. Ada begitu banyak alasan penolakan naskah.
2.
Minder
Merasa
tulisannya jelek. Bagaimana kita bisa tahu kalau tulisan bagus atau
jelek? Jika kita malu untuk mempublikasikannya. Bisa disimpulkan
bahwa minder adalah penyakit yang paling banyak menyerang para
penulis pemula.
3.
Membesar-besarkan masalah
Terlalu
banyak alasan sepele, yang dikemukakan. Yang sebenarnya
alasan-alasan tersebut bisa dicari solusinya.
“Saya
ingin sekali menjadi penulis, tapi:
-Rumah saya sangat bising;
banyak penghuninya dan terletak di tengah pasar. Tiap hari sangat
gaduh. Tak ada tempat yang tenang untuk menulis.
-Saya tak punya
komputer..
-Saya adalah pekerja kantoran yang serba sibuk. Pergi
pagi pulang petang. Setiba di rumah, sudah malam dan saya mengantuk.
Lagipula saya harus mengurus tiga anak yang semuanya masih kecil.”
4.
Dikritik lalu mati
Berbahagialah
jika anda menerima kritik, itu artinya masih ada orang yang
memperhatikan. Kritikan menandakan bahwa naskah kita ada yang
membaca dan mengapresiasi. Jangan pernah mati oleh kritikan, jadikan
kritikan sebagai bahan bakar motivasi menulis.
5.
Tidak Sabaran
Setiap
penulis pasti ingin hari ini menulis, besok sudah terbit, dan
selanjutnya langsung dipuji-puji karyanya. Padahal, untuk mencapai
itu semua butuh kesabaran yang super.
6.
Malas Berusaha
Ini
adalah penyakit yang bisa melanda siapa saja di bidang apa saja.
Jadi, ini bukan penyakit khas para calon penulis.
Yuk dobrakl
hal-hal di atas dengan cara :
Tetapkan
motivasi kita menulis: (hobi, uang, prentasi, prestise dll)
Yakini
tujuan menulis bukan sekedar menulis. Menulis dapat menjadi cara
melepas stress, terapi awet muda, bahkan teman curhat yang asik.
Kembangkan
‘iri hati yang positif’
Bergabung
dengan komunitas yang bisa melecut kita untuk tetap menulis.
Setelah
melakukun rumus 3 M, lanjutkan lakukan rumus 3 B (Baca, Baca, Baca)
Ingatlah!
Ada proses panjang dalam pencapaian manusia. Laluilah proses itu
dengan sabar. Janganlah berhenti menulis!
Catatan:
Kalau
bisa, jangan jadikan menulis hanya sebatas hobi. Karena hobi hanya
dilakukan hanya saat kita suka dan mempunyai waktu luang, Jika kita
ingin benar-benar menjadi penulis, jadikanlah menulis sebagi
kebutuhan dan pilihan hidup. Juga jangan lupa letakkan motivasi
ibadah diatas segala motivasi.
Untuk
itu ada beberapa tips nih :
Boleh
kok meniru gaya menulis penulis idolamu. Lama-lama kamu juga akan
menemukan gayamu sendiri.
Jangan
memaafkan untuk tidak menulis.Jika
kita sudah mentargetkan untuk menulis, maka penuhilah
target itu.
Entah 1 hari satu cerita, artikel, atau hanya satu paragraf. Jangan
memafkan diri sendiri untuk tidak menulis sesuai target. Bila perlu
beri reward dan punishment untuk diri sendiri jika kita memenuhi
target atau melanggar.
Kamu
boleh menulis apa saja , semaumu, yang penting menulis.
Mulailah
menulis dari hal-hal kecil di seputar kehidupan-mu
Menulislah,
bukan ‘Menyunting’
Buat
target pribadi.
Semoga bermanfaat, agar motivasi dan semangat
yang menyala-nyala tetap berkobar di hati kita. Karena itu adalah senjata utama
meraih impian menjadi penulis sukses!
^___^ Dan di atas semua itu, tetaplah
motivasi utama dari apapun yang kita lakukan adalah semata-mata untuk ibadah,
mencari ridho Allah :)
“No
one can guarantee your success, except yourself.” (Anonim)