“Assalamu'alaikum mbak,salam kenal...:) Mbak, bagaimana caranya kita menemukan grup menulis di FB? Mohon sarannya mbak, terimakasih... “
“Jeng,
anakku suka nulis nih. Tapi aku bingung nih, nggak tahu belantara FB. Tolong
masukkan anakku ke grup menulis ya. Ini akun FB anakku ....
makasih :)”
Kutipan di atas adalah beberapa
pesan yang masuk di inbox FB. Hihi berasa kayak penulis terkenal saja ya.
Padahal masih imut banget di dunia tulmenul ini, berbanding terbalik dengan
usia yang nggak imut lagi (nggak tega mau ngaku tuwir :D)
Inbox-inbox di atas saya jawab
dengan semampu yang saya tahu. Memang saya banyak bergabung di grup-grup
menulis. Karena saya merasa tidak ada kata terlambat untuk belajar dan mencari
ilmu. Ada yang sengaja mencemplungkan
diri ada yang nggak tahu menahu tiba-tiba saja sudah kecempung. Lalu saya
merekomendasikan grup-grup menulis yang menurut saya bagus pada teman-teman
yang ingin belajar.
Tapi ada satu grup menulis yang
sampai saat ini saya nggak berani merekomendasikan. Grup itu adalah BAW alias Be a Writer, ya karena grup yang
ini memang disetting tertutup dan rahasia.
Hanya dibatasi 100 anggota saja yang ada di dalamnya. Waktu itu saya
dicemplungkan oleh mbak Shabrina WS, karena kebetulan ada angotanya yang
keluar.
Waahh .. merasa tersanjung begitu
tahu di dalamnya bertebaran para suhu senior. Ada Leyla Imtichanah penulis yang
bukunya sudah bejibun sebagai founder BAW sekaligus para penghuninya menyebut
beliau Bu Kepsek, ada Riawani Elyta yang novel-novelnya begitu mencuri hati
saya, Eni Martini penulis serba bisa, dan banyak lagi yang kalau saya tulis
semua disini khawatir jari saya keriting
:) Oh ya, tambah satu lagi, yang membuat
saya semakin bangga saja, tahu Afifah Afra kan? Penulis yang dulu hanya saya
kenal lewat karya-karyanya, beliau juga
ada di sana.
Loh? Memang anggotanya keluar masuk?
Yup! BAW memang grup istimewa. Disamping anggotanya dibatasi, anggotanya juga
dituntut untuk aktif. Bagi anggota yang malas-malasan mengerjakan tugas, jarang
masuk kelas, menghilang tanpa izin, maka Bu Kepsek tidak segan-segan untuk
'meremove' dari daftar murid. Ihhh ... syerem ya kayaknya. Tapi setelah
dipikir-pikir memang aturan seperti itu penting. Para penghuni rumah memang harus
bener-bener serius belajar, disiplin dan
mengikuti aturan yang diterapkan. Karena belantara tulis menulis membutuhkan
mental sekuat baja. Mental tahan banting dan kebal angin badai sehebat apapun.
BAW seperti Home Schooling bagi
saya. Saya bisa belajar 24 jam sehari, 7 hari seminggu sesuka hati saya.
Meskipun tetap saja Bu Kepsek menerapkan jadwal yang harus dipatuhi, seperti
yang tertera di banner BAW di bawah ini. Lengkap kan menunya :)
Jadwal di BAW |
Saya bisa menyerap ilmu yang bertebaran
disana dengan gratis tis tis, sambil ngemil, sambil nyambi masak, sambil
tidur-tiduran, sambil menemani anak-anak belajar, sambil apa saja boleh. Kalau
masuk di BAW serasa lagi belajar di rumah sendiri. Serius tapi tetap santai.
Dan ternyata tidak hanya ilmu menulis, tapi berkarung-karung ilmu kehidupan banyak saya serap di sana. Semua
anggota tanpa ragu berbagi segala hal. Membuat saya merasa semakin kaya dan
banyak bersyukur.
Bersyukur saya bisa kecemplung di
grup super duper keren ini. Melihat prestasi dan semangat yang selalu
ditiupkan teman-teman di sana, membuat
semangat saya yang sering melemah menjadi
terlecut dan hidup kembali. Meskipun saya tipe yang alon-alon asal
kelakon sangat berbanding terbalik dengan para BaWers yang berlari bahkan melesat bagai anak panah. Minimal saya selalu
ada di lingkungan orang-orang yang selalu menguarkan energi positif, hingga
meski alon-alon yang penting saya tak pernah sampai berhenti apalagi mutung di
tengah jalan.
Kalau menceritakan BAW rasanya nggak
akan ada habis-habisnya. Kalau teman-teman penasaran, silakan langsung saja
berkunjung ke rumah virtual BeA Writer Indonesia. Atau follow akun twiternya @bawindonesia.
Terimakasih untuk semua BaWers yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu di sini. Bertemu kalian adalah sebuah
bagian perjalanan hidup yang membahagiakan. Meskipun kita hanya berinteraksi
lewat layar-layar dari tempat kita masing-masing. Tapi kerekatan sebagai sebuah
keluarga yang hangat, saling berbagi suka duka, ilmu yang bermanfaat semoga
bisa selalu terjaga. Karena bagi saya menulis yang sebenarnya adalah menulis
kebaikan di sepanjang hidup kita, entah apapun media dan bentuknya. Hingga
ketika jasad saya sudah tak ada lagi, maka jejak kebaikan akan tetap terekam
dan bermanfaat.
Ehh … kok masih
terus ngoceh aja nih hehe. Peluk hangat untuk semua BaWers, khsusus yang
perempuan yaa… yang lainnya dadah dadah saja ^_^
Terima kasih atas tulisan GA BAW, Vanda.. suksess selalu :D
ReplyDeleteTengkyuu juga BaW :D
Deletemakasiih jg mba Vanda :- )
ReplyDeletesama-sama jeng Ela :)
Deletebaru nyadar mbak Vanda asli tegal :D kapan2 main ke rumahku ya, mba. hehe
ReplyDeleteHehe aku sudah nyadar dari dulu kalau Ila wong Tegal :D insyaAlloh kalau pas mudik janji ketemuan ya :)
Delete