Bulan April ini hampir dua minggu belum berbagi di sini. Ada saja alasannya, Nah saat tak sengaja membaca postingan teman yang berbagi link lomba "#8MingguNgeblog" oleh komunitas blogger makassar ANGIN MAMIRI, wahh... lumayan nih bisa untuk mancing ide nulis dan ngisi blog :), dan postingan ini diikutkan dalam 8 minggu ngeblog bersama anging mammiri, minggu pertama.
Bulan ini, berlembar-lembar undangan pernikahan
menumpuk di meja. Hampir tiap minggu bisa dipastikan menghadiri undangan
pengantin. Nah, yang mungkin paling
berkesan, karena di antara perhelatan mantu itu, yang punya hajat adalah
tetangga persis di depan rumah. Mantu puteri pertamanya. Dan ini adalah perhelatan mantu pertama di gang kami. Sebab sebagian besar warga memang keluarga muda. Jadi serasa ikut nduwe gawe .
Jauh-jauh hari sudah mendapat
kiriman seragam, plus unggah ungguh basa-basi menyampaikan permintaan untuk
ngerepoti ini itu. Baru kali ini juga saya merasakan ikut 'sinoman' ikut rewang pada tetangga yang punya hajat mantu.
Kebetulan prosesi pernikahan memakai
adat Jawa lengkap. Mulai siraman,
midodareni sampai acara temu manten. Diantara rangkaian acara itu, yang paling
berkesan adalah acara “bubak kawah” yang merupakan rangkaian acara panggih
manten.
Makna prosesi bubak kawah ini menurut
yang saya baca dan dengar dari MC adalah untuk membuka jalan .Makannya
dilakukan pada saat orang tua melaksanakan mantu yang pertama. Juga bisa
berarti sebagai ungkapan rasa syukur dengan berbagi berbagai peralatan dapur.
Saat penganten sudah ditemukan
(padahal saat akad nikah pagi tadi kan juga sudah ketemu J) dan sudah duduk di pelaminan, kemudian dilanjut dengan
acara bubak kawah ini. Saya sudah
bersiap-siap ikut mendekat ke pelaminan. Siap-siap ikut berebut :D Bayangkan,
di tengah acara yang semula khidmat, terjadi tawuran , kerusuhan saling berebut
peralatan dapur.:D
Mula-mula MC meminta untuk menyetel musik
dengan lagu yang nadanya rancak. Lalu
munculah seorang remaja yang memikul pikulan kayu (bentuknya seperti pikulan yang
dibawa bapak-bapak penjual bakso, siomay jaman dulu) yang diisi dengan berbagai peralatan
dapur. Ada panci, dandang, kalo, tempat sendok, saringan, wajan dan sebagainya.
Biasanya pikulan dan barang-barang itu sudah dihias.
Petugas dan pikulannya |
Biasanya ada juga yang memakai
petugas dari keluarga pengantin yang masih bujang. Waktu acara kemarin, yang
menjadi petugas pemikul dari perias manten Jadi sudah terbiasa. Dia keluar
sambil berjoget lucu mengikuti irama music. Semua yang hadir sampai
terpingkal-pingkal menyaksikan tingkah lucunya berjoged sambil membawa pikulan menuju
pelaminan.
Sampai di pelaminan, pengantin
memeriksa kelengkapannya. Lalu mengambil masing-masing satu buah barang untuk diberikan
pada ibu perias. Setelah itu, bubak kawah dibawa ke depan para tamu untuk
diperebutkan.
Saat petugas berjalan menuju para
tamu, saya bersiap-siap ambil ancang-ancang untuk ikut berebut. Saya yang
mengajak Aisya, segera memberi kode supaya dia mendekat. Ibu-ibu sudah
berkerumun. Tiba-tiba suara MC mengagetkan, “Mohon ibu-ibu untuk menunggu di
depan pintu masuk, karena bubak kawah akan diperebutkan di depan.”
Secepat kilat saya berbalik arah,
berjalan tergesa ke depan. Belum juga sampai di depan gapura, dari belakang
terdengar suara hiruk pikuk. Beberapa detik saya terbengong. Para tamu, tak
hanya ibu-ibu, beberapa bapak dan anak–anak juga sedang mengerubungi satu
titik. Yaitu pikulan berisi peralatan rumah tangga. Tentu saja dengan si
pemikul yang terjebak di tengah kerumunan ibu-ibu. Reflek setengah berlari saya
menuju kerumunan itu.
Ternyata sebelum sampai ke pintu
depan, pikulan sudah diserbu para tamu. Sampai di depan pikulan saya menggapai
yang masih tersisa. Sebuah tempat sampah kecil. Tapi ada tiga buah tangan yang
merebutkannya. Saya, seorang bapak, dan seorang anak perempuan. Terjadilah
tarik-menarik yang cukup seru. Akhirnya saya harus mengalah pada bapak tadi.
Hehe… kalah kuat deh tenaga saya.
Jadilah untuk acara bubak kawah kali
ini saya pulang dengan tangan hampa, meringis manis. J) Mitosnya sih, katanya kalau bisa mendapatkan
barang-barang dari rebutan bubak kawah, buat yang masih gadis biar enteng
jodoh, yang punya anak gadis biar cepet ketularan mantu. Kalau saya sih suka
dengan suasana riuhnya dan bisa dapat baran gratisan (hehe dasar emak-emak
pecinta barang gratisan )
Beberapa barang yang saya dapat saat acara bubakan di pernikahan sepupu :)) |
Alhamdulillah, semua acara berjalan lancar,
setelah kehebohan yang terjadi tadi. Bubak Kawah memang kerusuhan yang tidak
dilarang dan sangat dinanti ^_^
apapun adat istiadatnya sy sellau terharu melihat prosesi pernikahan. Makanya kl ada undangan sy selalu usahakan datang di awal jd gak cuma sekedar datang untuk memberi ucapan selamat dan makan :)
ReplyDeleteBetul. Saya juga selalu terharu kalo menghadiri akad nikah. menghadiri undangan pernikahan cukup ampuh juga untuk menyulut romantisme bagi pengantin lama hehe. makasih sdh mampir dan meninggalkan jejak ya bund :))
Deletepermisi sekedar tanya, buku mantu bubak itu ada di jual gak yaa,,,, susah bgt nxriknya,,,? di mana ya kira2 saya bisa beli?
ReplyDeleteMaaf mbak Rinda, saya juga belum pernah baca bukunya. Saya baca cuma dari artikel-artikel di internet :)
Delete