Alhamdulillah tulisan kedua rubrik gado-gado. Dimuat di Femina edisi 3 Bulan Februari tahun 2013 :)
Syarat teknis: font Arial 12, spasi 2, maksimal 3 halaman folio. Tulisan belum pernah dimuat di media cetak atau online. Dikirim ke kontak@femina.co.id. Jangan lupa
mencantumkan biodata singkat dan nomor rekening di akhir naskah.
SILATURAHMI PENGANTIN
Cerita
ini terjadi hampir 14 tahun silam. Saat itu, sebagai sepasang
pengantin baru, kami berdua
bersilaturahmi, bertandang ke semua kerabat, meminta doa restu
sembari mengenalkan anggota keluarga baru.
Pagi
itu, di hari ke-3 menjadi pengantin, aku dan suamiku bersiap-siap.
Sesuai rencana, kami akan bertandang ke rumah saudara yang dekat
dengan naik becak. Baru kemudian dilanjut ke rumah sesepuh yang
tinggal agak jauh dengan naik angkot disambung bis mini. Suamiku ikut
saja rencanaku, karena dia buta lika-liku kotaku.
Aku
bersiap dengan mengenakan setelan celana pipa lebar dipadu kemeja.
Tak disangka, ternyata kostumku membuat Mama protes.
“Pakai
setelan rok panjang dan sandal tinggi itu kan bagus juga cocok. Biar
kelihatan kalau pengantin baru,” kata Mama sambil menunjuk
baju-baju setelan dan sandal berhak 5 cm hadiah serah-serahan
pengantin kemarin.
Demi
tidak mengecewakan Mama, segera aku berganti kostum. Aku dan suami
berkeliling, naik turun becak, mencari alamat rumah saudara. Udara
kota Tegal yang panas dengan semilir angin berhembus mengantar kami
silaturahmi.
Tujuan selanjutnya adalah ke arah selatan kota Tegal. Banjaran,
Slawi, Lebaksiu, berakhir di Bumijawa. Dari Tegal ke Banjaran, kami
naik angkot. Panas semakin terik, dengan kostum ala kondangan
semakin terasa gerah.
Kami
berdua beriringan, berjalan dibawah terik dan lalu lalang orang di
sepanjang trotoar, menunggu bis mini. Beberapa kali bis yang kami
tunggu selalu penuh sesak, tak berapa lama kemudian bis mini yang
kami tunggu pun tiba, Aku segera melompat, diikuti suamiku.
Alhamdulillah ... masih ada tempat duduk kosong. Segera kupilih
tempat duduk favorit, di pinggir jendela, agar bisa merasakan
hembusan angin untuk menghalau panas yang kian menyengat.
Setelah
melalui perjalanan kurang lebih 2 jam, melewati hamparan sawah dan
jalan yang mendaki mengitari lereng gunung Slamet, tibalah kami di
tempat tujuan, rumah Mbah Buyut, di ujung tikungan depan lapangan.
Hari sudah menjelang sore, saat kami tiba. Akhirnya diputuskan untuk
beristirahat dan silaturahmi dilanjutkan besok pagi.
Esoknya,
hawa gunung yang dingin membuat aku malas bangun. Tapi tugas belum
selesai, mengenalkan suamiku ke saudara-saudara yang dituakan.
Karena mengikuti saran suami, aku kembali memakai kostum setelan ala
kondangan lagi, dipadu dengan sandal dengan tumit yang lumayan
tinggi. Hiks, suamiku belum tahu medan yang akan kami tempuh.
Mula-mula,
kita asik-asik saja berjalan beriringan, bergandengan, berkunjung
dari rumah yang satu ke rumah yang lain. Tak lama, betisku sudah
terasa pegal, telapak kaki panas dan kaku. Saat jalan mendaki, aku
nekat melepas sandalku. Aku jinjing dengan tangan kiri, dan tangan
kanan memegang erat lengan suamiku. Saat jalan kembali datar, aku
pakai kembali sandalku. Apesnya saat tiba-tiba jalan menurun curam, aku lupa
melepas sandal, “Gabruk!” aku terjungkal jatuh. Duuhhh ... aku
cuma bisa meringis, untung masih pengantin baru deh, jadi langsung
ditolong tanpa omelan hihihi.
Tak
terasa, agenda berkunjung hari itu sudah hampir usai. Jam
menunjukkan pukul 5 sore. Kami segera bergegas, tanpa sempat
berganti baju kami pamit dengan diiringi berbaris-baris doa.
Alhamdulillah... silaturahmi memang akan selalu membawa berkah.
Berkah oleh-oleh dan doa.
Dengan
tergesa, kami segera menuju jalan raya, semoga saja masih ada
kendaraan yang akan membawa kami turun. Bisa celaka, kalau kami
harus turun dengan naik mobil pickup omprengan bareng sayur mayur
atau hewan ternak. Syukurlah, setelah lama berdiri, ada bis mini
melintas meski dengan kondisi penuh sesak. Kami berdua nekat saja
naik, tak apalah berdiri sebentar. Berharap di tengah jalan ada
penumpang yang turun.
Ternyata
kami berdiri cukup lama. Kucari-cari sandal jepit di tas suamiku.
Ternyata benda kebanggaan dan ciri kebangsaanku itu lenyap. “Duhh
... pasti deh ketinggalan,” gumamku agak kesal.
Jadilah
aku berdiri dengan sukses , 'high
heels' melekat di kaki.
Kami mendapat tempat duduk, sesaat sebelum turun. Lega rasanya bisa
meluruskan kaki. Entah karena penampilanku yang aneh, atau dikira
makhluk asing yang baru bepergian, saat kondektur menarik ongkos, dia
memberi kami tarif dua kali lipat dari tarip sebenarnya. Jengkel juga
sih, saat suamiku memberi sesuai yang diminta tanpa uang kembali.
Tapi nafsu protesku sudah lenyap karena capek.
Saat
turun, aku malah tertawa geli. Pasti kondektur dan penumpang di atas
bis tadi berpikir aku adalah pendatang baru yang salah kostum, atau
kemalaman habis pulang kondangan. []
Vanda Nur Arieyani
*Tulisan sebelum diedit oleh tim redaksi Femina. Tulisan ini dikirim bulan Agustus 2012.
** Boleh baca gado-gado yang pertama, di sini :)
lucu banget ceritanya mbak, hihii..
ReplyDeletehihi namanya juga gado-gado mbak Eky :) aih malu aku, cerita geje begini kok ternyata dimuat ya ^_^
ReplyDeleteaku menunggu ceritanya .. makasih ya..lucu sekalii
ReplyDeletenakasih mbak sudah membaca :))
DeletePengen ketawa aja :)
ReplyDeleteSilakan mbak Rahma, nggak bayar kok :D
Deletesenyum geli mbak baca ceritanya
ReplyDeletembak izin follower blognya ya
ReplyDeletehihihi....
DeleteSilakan mbak, makasih sekali, Semoga membawa manfaat :)
Mbaaak, tolong akuuu. Hehe maaf belum kenal udah ngerepotin. Saya Resti mbak dari Surabaya. Saya udah berkali-kali nyoba kirim email ke kontak@femina.co.id, pakai gmail dan yahoo pula. Tapi kok gagal lagi gagal lagi ya? Emailnya sering balik lagi ke saya padahal belum lama saya kirim :( Mbak sendiri pakai email apa ya?
ReplyDeleteAstaghfirullah... maaf baru baca komennya. Semoga kendala emailnya sudah bisa teratasi ya... :) kalo untuk kirim naskah saya pkai yahoo
DeleteSebenarnya aku gak sengaja nemu blognya mbak,, ceritanya lucu.
ReplyDeleteoya lupa salam kenal mbak,, aku juga mo izin follower blognya yaa.
makasih sebelumnya ...
Sama sama :)
Delete